Perjalanan Marseille 2022

Perjalanan janji temu kami dengan Konsulat kemarin itu penuh cerita. Dari mencari hotel yang tak mudah karena adanya pertandingan sepak bola antara Marseille melawan Lyon di stade Velodrome --akhirnya Marseille kalah 0-3!--, hingga perjalanan pulang yang cukup menegangkan...

Perjalanan Berangkat

Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia terletak di boulevard Carmagnole Prancis. Lokasi yang cukup eksklusif, tak jauh dari pantai Prado yang indah. Hanya 500 meter saja dari Stade Velodrome, markasnya klub sepak bola Olympique de Marseille...

Niatan menginap di malam Lebaran ditujukan agar tidak terburu-buru seperti biasa. Standarnya, kami berangkat pagi di hari-H. Mengambil kereta pertama, lalu menyambung dengan metro jurusan Rond Point du Prado yang terletak di sebelah stade Velodrome. Dari sana jalan kaki saja...

Sudah tua, kata suami. Kita menginap saja. Apalagi H-1 adalah hari Minggu. Kami bisa berangkat siang dengan tenang, memanfaatkan waktu untuk staycation di hotel, untuk esoknya berangkat dengan santai untuk salat Id. Karenanya, kami mencari hotel daerah sekitar KJRI...

Ada banyak hotel daerah sana. Tapi kemarin tak ada satupun yang tersedia! Belakangan kami dapati informasi, sepertinya karena ada pertandingan sepak bola itu. Di situlah kami baru benar-benar menyadari bahwa hari Minggu itu 1 Mei yang artinya Hari Buruh Internasional. Yang artinya tak ada bus ataupun metro dalam kota, baik di Marseille maupun di Cannes sendiri. Beruntung masih ada kereta jarak jauh!...

Beruntung kami mendapatkan hotel strategis dengan jarak tempuh jalan kaki dari stasiun dan dengan kamar yang unik tapi menyenangkan. Dengan pemandangan ke vieux port (=pelabuhan tua) Marseille yang indah. Dan bahwa kami bisa check-in dua jam lebih cepat dari semestinya!...

Berangkat Menuju Salat

Dari hotel ke kantor konsulat hanya berjarak 3 km saja. Ada bus dan metro ke arah sana. Senin 2 Mei, mustinya tak ada halangan untuk itu. Tapi kami berencana mengambil Uber saja. Biar langsung sampai depan pintu. Tak perlu jalan kaki lagi...

Kami sudah memikirkan untuk memperhitungkan waktu menunggu kedatangan Uber yang mungkin saja panjang. Maklum kota besar. Jam berangkat kerja dan sekolah, pula! Plus jalan sekitar hotel yang satu arah. Mungkin Uber harus berputar untuk datang, dan berputar lagi untuk menuju konsulat...

Tapi ternyata perhitungan kami masih kurang!

Saat mencari Uber dari jam 8.20-an, tak ada yang tersedia! Kami berjalan menuju pangkalan taksi yang tak jauh dari rumah. Ada taksi ngetem. Tapi tak ada sopirnya!... 

Kami kembali ke hotel dan meminta resepsionis mencarikan taksi. Lama. Untuk akhirnya, diberi jawaban bahwa taksi tercepat baru bisa datang 25 menit kemudian! Ditambah jarak tempuhnya, kami jelas bakal terlambat. Itupun kalau taksi benar-benar datang 25 menit kemudian!...

Resepsionis menyatakan kemungkinan kekosongan ini terjadi karena Idulfitri. Sepertinya kebanyakan sopir Uber dan taksi di Marseille merupakan orang muslim. Saat salat Id, lumpuhlah sistem transportasi itu...

Sebenarnya ini sudah dirasakan juga oleh suami saat di kota-kota lain selama Ramadan. Saat jam berbuka puasa, terasa sulit mendapatkan Uber. Tetap saja tak menyangka bahwa akan selumpuh itu. Ini Marseille. Kota terbesar ke dua di Prancis setelah Paris, gitu lho!...

Cepat saya usulkan ke suami untuk naik metro saja. Kebetulan ada stasiun metro tak jauh dari hotel. Hanya memang, harus berganti metro untuk ke kantor KJRI...

Saya sudah mulai terengah saat menaiki metro ke dua. Saat turun, saya bilang ke suami untuk jalan duluan saja. Paling tidak, ada salah satu dari kami yang tidak terlambat. Atau siapa tahumalah bisa menahan panitia melambatkan mulainya salat barang beberapa menit saja... Hehehe... Maunya yaaa...

AlhamduliLlaah saat kami sampai, salat belum dimulai. Kami tiba hanya selang beberapa menit setelah seorang sahabat yang datang dari luar kota dan mengeluhkan kemacetan saat memasuki Marseille. Kami beruntung masih sempat mengikuti salat Idulfitri. Seorang sahabat datang tepat saat salat selesai, satu lagi baru datang saat jamaah sudah keluar dari ruangan untuk saling beramah-tamah...

Seusai Salat

Biasanya, total rangkaian acara peringatan Idulfitri baru selesai lewat jam 2 siang. Pagi salat, beramah-tamah, lalu semua pindah ke Wisma Indonesia yang terletak tak jauh dari kantor KJRI untuk open house. Pernah juga salat diadakan langsung di Wisma. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Makan besar dengan menu lebaran!

Kali ini, karena tidak ada open house, acara berhenti hingga ramah-tamah saja. Walhasil, jam 11 kami sudah mulai mati gaya. Para peserta berpulangan. Ada yang memang karena hanya izin kerja setengah hari saja, ada yang ingin anaknya kembali ke sekolah setelah jam makan siang, mungkin ada juga yang kehabisan bahan pembicaraan?... Hehehe...

Kami sendiri merasa harus undur diri saat para personil konsulat sudah mulai melipat karpet, menata perlengkapan, merapikan ruangan. Mereka mungkin belum sempat mengontak keluarga di Indonesia saking sibuknya menyambut kami semua...

Tadinya suami sempat menerima ajakan teman untuk jalan-jalan ke pantai. Kereta kami untuk pulang masih lama. Jam 4 sore! Namun kemudian kami membatalkan. Lelah mulai terasa. Kami pun mencari tempat makan siang saja. Dan menemukan sebuah restoran kecil tak jauh dari Konsulat...

Menu Lebaran tahun ini adalah Tataki Tuna. AlhamduliLlaah enak juga. Ringan, cocok untuk perut yang masih mode puasa. Belum lapar meski sudah tengah hari...

Restoran terletak tepat di depan toko buku independen. Saya dan Butet pernah ke sana sepulang dari membuat paspor di konsulat. Kali ini pun kami mampir ke sana lagi. Sekalian membeli buku jatah Butet bulan Mei, sebelum akhirnya menuju stasiun Saint Charles untuk pulang...

Perjalanan Pulang

Saya merasa kereta datang agak lambat. Tak sampai 10 menit dari jadwal keberangkatan. Padahal biasanya untuk TGV, berhenti agak lama di stasiun besar seperti Marseille ini...

Kami mendapatkan tempat di lantai atas. Saat menaiki tangga, ada polisi berdiri di anak-anak tangganya. Mereka tak menghalangi saya, namun juga tak mempersilakan saya. Ya sudah, saya cuek lewat saja...

Baru saja kami bertiga duduk, terdengar nada suara yang meninggi. Rupanya pak polisi sedang menilang orang yang saya lihat ada di atas tangga!... Yah, untung saja berdebatan tak berlangsung saat kami lewat, kan!?...

Waktu berlalu, kereta tak begerak juga. Ada petugas keamanan kereta berjalan diiringi dua penumpang perempuan dan diikuti polisi menuju gerbong restorasi yang terletak di depan gerbong kami. Hampir bersamaan, ada pengumuman yang mengatakan minta maaf atas keterlambatan karena sedang mencari penumpang yang berada di dalam kereta. Tak dijelaskan siapa dan apa masalahnya. Tak lama kemudian, terdengar suara meninggi dari rombongan yang baru lewat tadi!

Entah apakah dua perempuan itulah penumpang yang dicari, entah mereka mencari teman yang lain. Yang jelas, penumpang yang sudah berada di dalam kereta sebelum Marseille berkomentar "Masalah apa lagi?" yang disambut penumpang lain "Kok sepertinya banyak masalah, kereta ini!"

Saya tak menanyakan maksud mereka. Apakah sudah ada masalah sepanjang perjalanan menuju ke Marseille. Padahal TGV kami hanya berasal dari Lyon saja. Tidak terlalu jauh...

Akhirnya kereta berangkat dengan 13 menit keterlambatan. Jangankan pemberitahuan tentang pencarian penumpang, pengumuman keberangkatan kereta pun tak ada. Tapi semua lancar. Tak ada insiden lagi hingga tiba di Cannes...

Sampai Rumah

Mendekati Cannes, Butet meminta saya cek mail. Ada apa? Dia tak mau bilang. Tapi saya tak menerima email. Demikian juga papanya...

Turun bus di dekat rumah, baru Butet mau cerita. Rupanya sekolah mengabarkan bahwa di kelasnya ada kasus positif covid-19. Salah satu peserta study tour yang juga diikuti Butet minggu lalu! Sepertinya sekolah salah kirim. Bukannya ke orang tua, tapi malah mengirimkan informasinya ke siswa-siswi saja...

Memang selama di Konsulat, Butet disiplin tidak melepas masker sama sekali! Tapi tetap saja saya khawatir. Kalau sampai dia positif, saya harus mengabarkan ke Konsulat kan!? Dan pasti akan membuat heboh!...

Meskipun sekolah baru menganjurkan melakukan tes Rabu besok, Butet ingin meyakinkan diri melakukan autotes. AlhamduliLlaah hasilnya negatif...

Besok mungkin tes lagi. Karena besoklah, masa 7 hari sejak study tour, interaksi berada di dalam bus yang sama dan ruang makan yang sama. Dan hari ini dikabarkan sudah ada tambahan kasus positif lagi!...

Semoga semua sehat-sehat saja, dan pandemi lekas pergi dari muka bumi...


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi