Ramadan 2022 Hari 7

Hari ini tas sekolah Butet ringan. Hanya ada perlengkapan pelajaran Bahasa Prancis saja. Bukan... Bukan karena hari ini hari terakhir sekolah sebelum libur musim semi. Tapi karena pagi tadi kelas Butet ada "sortie scolaire", school trip, perjalanan bersama sekolahnya. Menonton teater. Untuk pelajaran Bahasa Prancis. Praktis hari ini hari Bahasa Prancis!...

Sortie scolaire ini berbayar. Cukup mahal. 22 euro. Padahal hanya di teater pemerintah kota sebelah. Kalau Butet di sekolah negeri, paling hanya membayar tiket masuk standarnya yang sebenarnya harganya cuma 10 euros untuk grup anak sekolah. Tapi karena Butet siswa sekolah swasta, dia harus membayar sendiri biaya transportasinya...

Memang itu salah satu yang harus diperhitungkan orang tua saat akan memilih memasukkan anak ke sekolah swasta. Tidak hanya sekolahnya berbayar dan kantinnya yang mahal, tapi kegiatan ekstranya juga bertarif lebih tinggi karena tak ada subsidi dari pemerintah...

Untuk sortie theatre seperti Butet ini, misalnya. Pemerintah daerah akan menyediakan bus sebagai alat transportasi untuk sekolah negeri. Bahkan sering kali tiket masuk ke pertunjukannya pun diberikan subsidi...

Tapi Butet senang. Antigone ma soeur karya Sophocle ini memang menjadi bahan pelajaran Bahasa Prancis saat ini. Butet sendiri menyukai bukunya. Direpresentasikan secara teater begitu bisa lebih mendalami ceritanya. Apalagi bentuknya teater modern dengan musik. Sayang kelasnya tak diberi kesempatan untuk tanya-jawab dengan kru teater, katanya. Karena mereka harus segera kembali ke sekolah, mengejar jam istirahat makan siang...

Malam ini Butet kembali kursus piano setelah Jumat lalu kosong karena gurunya cedera. Saya berbekal kue untuk sekedar berbuka. Botol air minum yang sudah saya siapkan ketinggalan. Tapi tak apa. Bisa tahan sebentar sebelum pulang. Hari ini, Maghrib masuk pukul 20.09. Tentu saja masih saat kursus yang mulai 19.45. Tapi sudah dekat dengan akhirnya di jam 20.15...

Sengaja saya berlama-lama berbuka di mobil untuk tidak bertemu dengan guru pianonya. Saya masih menjaga kebiasaan meninggalkannya dan kemudian menjemputnya di depan pintu centre loisirs meski sebenarnya pendamping anak sudah kembali diizinkan untuk masuk gedung...

Saya ingin Butet mengatur waktu kursusnya langsung dengan gurunya. Beliau sangat semangat. Tadi siang sudah mengirim pesan ke saya, menyatakan tentang tetap adanya kursus di dua minggu libur yang dimulai Senin depan ini! Dan tadi saat saya melepas Butet di depan pintu, kebetulan Bu Guru yang membuka pintunya, dan beliau mengulang pertanyaan yang sama...

Saya tahu Butet malas sekali. Memang program sekolahnya saat ini melelahkan. Lagipula Ramadan juga. Saya ingin bisa buka puasa dengan tenang di rumah...

AlhamduliLlaah Butet bisa menyampaikan ke gurunya. Meski saat menjemput saya sempat papasan dengan Bu Guru, beliau tak membicarakannya lagi. Memang kadang Butet masih harus dipaksa untuk mau berekspresi saat ada orang lain yang bisa jadi juru bicaranya...

Hari ini tiba-tiba panas. Langit cerah biru dan suhu tinggi untuk musimnya. Sampai 27°C! Kabarnya ini rekor suhu sejak tahun 1946!...

Kursus piano kali ini adalah pertama kalinya sesudah pergantian jam dari CET ke CEST. Kami berangkat masih terang. Dan pulang masih belum gelap. Baru masuk Maghrib. Sepertinya nanti sesudah libur, saya sudah bisa membaca buku fisik dan membaca dengan tenang. Tidak harus buku digital lagi seperti selama jam musim dingin ini...

Tak terasa sudah seminggu Ramadan. Sore tadi saya sudah menyiapkan soto ayam dan menanak nasi untuk berbuka. Bosan juga delivery yang menunya itu-itu saja. Pulang dari kursus piano, sampai rumah tinggal menghangatkan dan menambah taoge saja. Sempatkan sholat Maghrib dulu, biar bisa makan dengan lebih tenang... 😉


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah