Ramadan 2022 Hari 8

Memasuki minggu ke dua Ramadan ini, suhu udara meningkat. Cukup drastis dibanding sehari sebelumnya. Tapi tak apa. Masih nyaman. Masih musti bercardigan. Belum layak ber t-shirt saja. Lagipula hari ini sekaligus hari pertama libur sekolah musim semi. Enak juga kalau suhu hangat...

Saya banyak bersantai hari ini. Menonton drama, lalu sorenya menonton film. Memang bangun cukup siang juga sih. Seperti biasa kalau akhir pekan saja. Tapi tentu sesudah sahur dan sholat Subuh. Dan masih sempat mencuci pakaian dua kali! Sayang kemudian malah lupa untuk menjemurnya! Hahahaha...

Lewat seminggu Ramadan, alhamduliLlaah masih tak sulit bangun. Lelah mulai terasa sih. Tapi mungkin karena akhir pekan juga. Apalagi semalam ada kursus piano. Lalu lanjut menonton Mask Singer meski saya tertidur menjelang akhir acara...

Kami sahur soto ayam sisa kemarin. Sepertinya masih ada sisa yang cukup untuk sahur besok pagi juga. Pasalnya, malam ini saya masak istimewa: bebek madu ditemani nasi kuning! Biasanya tak banyak sisa...

Meski yang berulang tahun tidak di rumah, saya ingin tetap merayakannya. Tidak seperti tahun lalu yang kami sedang mengungsi karena ada renovasi kamar mandi. Kali ini kami di rumah saja. Dan kebetulan saat ke boucherie Kamis kemarin, kami mendapatkan magret de canard, dada bebek... 

Bebek madu minimalis. Secara sudah lama saya tak ada stok kecap manis. Kecap biasa pun lupa beli saja. Tapi ada banyak kecap bonus dari membeli sushi atau bowl. Lumayan. Enak juga kok...

Dua magret canard masih bersisa. Benar saja. Tak akan cukup buat sahur berdua. Lagipula sudah dipesan Butet untuk makan siangnya besok juga. Dan nasi kuningnya pun hanya bersisa pas satu porsi! Laris manis. Dan memang nasi kuning malam ini entah kenapa enak sekali!...

Setelah sholat Maghrib, kami menyerbu dessert. Ya, saya menyiapkan Royal au chocolat yang selalu diminta Ucok setiap ultah. Tanpa lilin! Karena yang ultah ditelepon pun tak mengangkat. Hanya sempat membalas pesan. Rupanya dia ketiduran dan baru terbangun...

Kami biarkan dia berbuka puasa dengan tenang. Masak karaage, katanya. Masak sendiri, tentunya. Ah, sudah resmi dewasa, dia...

Semoga Allah selalu memberinya kesehatan, melindungi dan mempermudah sepanjang jalannya, terutama dalam menjaga ibadahnya. Aamiin...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah