Keluarga

Buat saya, istilah "keluarga" itu ada beberapa tingkatan. "Keluarga" saja saya pakai untuk level ayah-ibu dan adik-adik, juga keponakan-keponakan. Kebetulan saya dan suami sama-sama anak pertama...

Level eyang, saya gunakan istilah "keluarga besar". Nah, di atasnya, lagi masih ada "keluarga sangat besar". Yaitu level eyang buyut...

Dan siang tadi, saya mengikuti pertemuan keluarga sangat besar dari pihak ibu mertua. Keluarga dari eyang putra suami saya. Karena tentu saja, keluarga sangat besar ini ada 8 cabangnya!...

Silaturahmi Menyambut Ramadan

Pertemuan yang diadakan via zoom ini, selain untuk silaturahmi keluarga, juga untuk menyambut Ramadan. Acara dijadwalkan mulai pukul 19.00 WIB. Waktu yang pas, bagi anggota keluarga yang berada di Eropa. Agak lambat untuk yang berada di Australia. Ya! Keluarga sangat besar kami cukup tersebar di dunia...

Pada prakteknya, acara baru dimulai 30 menit kemudian. Menunggu Isya di Indonesia. Memang sengaja dibuka awal untuk saling menyapa santai. Dan tetap dibuka karena waktu Isya'nya juga tidak seragam, di segala penjuru Indonesia sekalipun... 

Pertemuan dimoderatori oleh seorang bibi jauh yang saya tak kenal --yakin bukan uwa karena eyang putra adalah anak pertama!--. Lalu diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an oleh seorang sepupu jauh yang juga tidak saya kenal...

Acara diikuti dengan sambutan dari sesepuh. Yang ini saya kenal! Adik eyang putra ini mengajak kami semua untuk tetap berpegang pada agama, dan saling mendoakan meski tak kenal satu per satu. Eyang juga mengabsen anggota keluarga sangat besar yang mendahului kami setahun belakangan ini...

Acara kemudian dilanjutkan dengan tausiah dengan tema Bahagia Bersama Keluarga: Menjadikan Rumah Sebagai Madrasah Ramadan bersama Ustaz Nur Ihsan Jundullah. Memang keluarga besar dan sangat besar biasa mengadakan pertemuan yang diisi dengan kajian. Insya Allah jadi dobel pahala kan ya; silaturahmi sekaligus mengaji?...

Tak Kenal Semuanya

Tepat hari ini dua tahun yang lalu, 17 Maret 2020, Prancis memasuki kuncitara pertama. Kalau ditanya apa hikmah pandemi yang paling terasa, jelas akan saya jawab bisa lebih sering mengikuti pertemuan keluarga besar dan sangat besar! Tanpa pandemi, keluarga besar dan sangat besar hanya rutin mengadakan pertemuan luring. Yang tentu saja tidak bisa kami ikuti kalau tidak sedang berlibur ke Indonesia... 

Dari delapan cabang keluarga sangat besar, cabang eyang putra saya ini yang paling besar. Dan yang paling guyub. Dan tentu saja saya tak kenal semua! Moderator dan qiro'nya saja saya tak kenal!...

Tapi saya tak sendiri. Banyak juga paman-bibi dekat saya yang ternyata ada tak kenal beberapa keponakan dan cucu jauhnya. Memang keluarga cepat berkembangnya. Sulit buat update mereka yang menikah. Apalagi jika berbeda generasi. Lalu bayi-bayi baru. Wah, bisa dibayangkan sulitnya untuk mengikutinya!...

Jangan salah! Saya kenal lebih banyak saudara ketimbang suami. Padahal keluarga sangat besar dari pihaknya. Yah, bisa disimpulkan siapa yang lebih banyak komunikasi dengan keluarga di Indonesia kan!?... Huehehehe...

Bertemu muka meski hanya secara virtual, mengobati sekaligus mengingatkan kerinduan yang membuncah. Apalagi sapaan sayang, keramahan, yang tak secara eksplisit mempertanyakan kapan kami bisa bertemu kembali, memancarkan kerinduan yang resiprok di sana. Ingin rasanya bisa terbang --atau mungkin biar lebih cepat, teleportasi?-- untuk menghampiri dan memeluk mereka satu per satu...

Keluarga Kecil

Saya hadir, mewakili keluarga kecil secara suami sedang di luar kota. Jam kerja, pula. Ucok di Swedia jam kuliah, Butet masih di sekolah...

Ya! Untuk level saya, suami, dan anak-anak, saya mengistilahkannya sebagai "keluarga kecil". Untuk kami berempat saja. Plus nanti istri Ucok, suami Butet, dan anak-anak mereka. Heu... Sementara, berempat ini lah ya...

Selain untuk memudahkan memilah antar level keluarga tadi, orang Prancis suka sekali menambahkan kata "petit(e)" alias kecil dalam kalimatnya. Vous voulez un petit gateau? Mau kue? Padahal belum tentu kuenya kecil. On se fait un petit cinema? Ke bioskop yuk? Bukan untuk merujuk ke bioskop yang memang tak sebesar di Indonesia... Berkirim pesan dengan petits mots. Kalau gros (=besar) mots? Nah, itu artinya umpatan! Jangan salah ya!...

Ma petite famille, keluarga kecil saya adalah lingkaran terpenting bagi saya saat ini. Fokus, sekaligus pilar saya. Tujuan, sekaligus pendorong saya. Yang membuat saya tetap bahagia, meski jauh dari anggota keluarga lainnya...




Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah