Praktek Free Writing

Sepuluh hari pertama bulan Maret sudah lewat, downline pada ke mana nih ya? Sebelum ada satupun yang setor satu pun! Coba, coba, kirim pesan mengingatkan. Apalagi dua di antaranya harus mendapatkan bagde bulan ini. Lalu ada challenge wajib pula. Sayang kalau sampai ketinggalan hanya karena lupa, kan!?...

Semua menjawab dengan argumen sama: sibuk, belum sempat menulis! Klasik kan!?... Ciyeee... Yang masih konsisten nulis tiap hari nih. Percaya diri amat mentang-mentang ga dipanggil ngajar!... Hahaha... AstaghfiruLlaah...

Sibuk memang jadi alasan. Alasan untuk tidak menulis tiap hari, boleh lah!... Hmmm... Justifikasi?... Hihihihi...

Tapi bener deh! Kalau target "cuma" nulis 10 kali per bulan, rasanya masih bisa kok...

Nggak sempat nulis?

Coba tuh, kumpulin semua pesan messenger yang dikirim hari ini! Tambahkan caption instagram. Masukkan pula komentar-komentar facebook. Mencapai 300 kata kan!?

Nggak ke medsos? Yakin?...

Ya nggak tiap hari setor kumpulan ketikan medsos lah ya. Mosok dalam sebulan nggak ada ide sama sekali?

Lihat kanan-kiri. Ada apa? Buku? Coba tuliskan tentang buku itu. Ga harus ulasan. Bisa soal gambar sampulnya. Belinya kapan? Bagaimana cuaca hari itu? Habis beli buku lalu ke mana?... Syukur-syukur kalau jadi ulasan (juga). Bisa sekalian disetorkan ke Reading Challenge. Satu ulasan saja bisa langsung dapet badge lho!... Colek para pengumpul sertifikat...

Hari ini ngapain aja? Ceritakan tentang kelakuan anak. Ceritakan tentang pekerjaan suami. Tentang menu hari ini? Bagaimana memasaknya? Resepnya dari mana? Apakah suami dan anak-anak suka?

Salah satu downline mengeluh sibuk. Repot dengan pekerjaan kantor yang bertambah karena beberapa rekannya positif. Saya bilang tuliskan saja itu. Tak perlu sekaligus 300 kata. Kumpulkan saja perlahan setiap curahan hati dan pikiran...

Satu downline lagi membalas pesan saya, tak sempat menulis karena sedang sedih. Sebelum tidur, saya sempat kirimkan pesan menyemangati dan mendoakan. Saya tak biasa bertanya apa masalahnya. Kalau dia mau cerita, pasti akan cerita sendiri...

Saat saya mengecek pesan paginya, saya lihat ada balasannya. Ada pesan yang sudah dikirim, tapi lalu dihapusnya. Saya sarankan padanya untuk menumpahkan kesedihannya dalam tulisan...

Saya pesankan, kalau tak ingin dibaca orang lain, dikunci saja! KLIP menerima setoran dalam bentuk private godoc kok. Atau private facebook post juga bisa kan!? Atau blog privat. Kenapa tidak?

Ya! Tuangkan kelelahan dan kesedihan secara tertulis. Selain nambah kuota setoran, lumayan meringankan lho...

Jangan lupa tuliskan rencana, harapan, keinginanmu ke depannya. Siapa tahu jadi salah satu doamu yang diamini pembaca dan dikabulkan Allah...

Kegembiraan, kebahagiaan, pencapaian? Tentu saja, tuliskan juga!...

Yuk, yuk coba praktekkan free writing-mu!... 🤗


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah