Menjelang Pemilu

Mendung dari pagi. Meteo France memprakirakan hujan rintik. Ada beberapa tetes yang terasa, saat saya mengantar Butet ke halte. Tapi Butet memilih naik bus saja. Tak perlu diantar...

Ternyata hanya hujan sebentar saat Butet di kelas. Bahkan saya tak merasakannya. Mungkin saat sedang pengajian. Atau memang beda cuaca di jarak yang hanya 2 km jauhnya...

Saya pun bisa ke kota. Mengambil paket buku sekalian jalan-jalan sejenak. Memanfaatkan kesempatan, mumpung belum Ramadan juga...

Menunggu bus, kami lihat papan kampanye pemilu presiden Prancis di bangunan di belakang halte. Memang di situ rutin digunakan sebagai tempat pemungutan suara...

Pemilihan Presiden Prancis untuk tahap pertama diadakan tanggal 10 April nanti. Tak lama lagi. Tahap ke duanya direncanakan 24 April. Ya. Dua-duanya di hari Minggu...

Pemilu yang semakin dekat, ditandai dengan ramainya kampanye. Para kandidat yang tadinya hanya berkutat di ibukota, tiba-tiba tertarik untuk mengunjungi segala penjuru negara. Dari pojok kota yang merasa terpinggirkan, sampai desa-desa yang merasa terlupakan. Menengok daerah yang katanya tidak diperhatikan oleh pemerintah. Berbincang dengan masyarakat yang selama ini hanya bisa berteriak-teriak resah...

Debat di televisi juga makin seru. Setiap kandidat memiliki jatah bicara yang sama. Satu sama lain saling menuding kok dia bicara lebih lama. Kenapa dia diundang dan saya tidak. Tak lupa menjelekkan dan mengungkit kesalahan lawannya...

Yah, begitulah perebutan kekuasaan. Di mana-mana sama ya!?

Bahkan Butet saja berkomentar; tak bisakah kampanye hanya dengan menunjukkan kelebihan masing-masing? Tunjukkan kemampuan diri, program ke masa depan yang mungkin terealisasi. Tak perlu lah, menunjukkan kekurangan yang lain!

Dan saya sepakat dengannya!

Kandidat-kandidat --yah, tim suksesnya lah ya-- mengirimkan pamflet ke kotak-kotak surat penduduk. Tak peduli siapa penghuninya. Di sini kita bisa melihat, partai mana yang kaya, dan mana yang kurang, dari kualitas pamfletnya! Hahaha...

Pemilu dekat, ditandai juga dengan memanasnya suasana. Terjadi makin banyak kerusuhan di beberapa sudut Prancis. Kebetulan (?) di daerah yang banyak imigrannya. Isu imigrasi yang sudah jadi program andalan tiap kandidat pun makin diangkat. Apalagi dua kandidat ekstrem kanan sedang naik daun...

Melihat begini, bagaimana orang jadi tak berpikir tentang teori konspirasi, coba?

Harapan saya, semoga muslim Prancis tidak terprovokasi. Tidak terpancing dengan segala opini yang sayangnya memang cenderung memojokkan. Apalagi menjelang Ramadan begini...

Maklumi saja. Anggap saja yah, menjelang pemilu ini. Hanya sementara. Nanti kan kalem sendiri... 


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah