Posts

Romantisasi Novel dalam Adaptasi Film My Name is Loh Kiwan

Image
Akhirnya saya tuntaskan juga menonton film My Name is Loh Kiwan . Dengan tekad bulat dan adanya dorongan karena sedang tak ada tontonan lain, saya bisa menyelesaikannya dengan cukup cepat. Tidak sekali duduk, tentu saja. Namanya juga ibu-ibu ya!? Hehehe. Perjalanan Loh Kiwan Seperti yang sempat saya singgung di ulasan novel karya Cho Haejin yang menginspirasinya, film My Name is Loh Kiwan berbeda arah dibanding buku I Met Loh Kiwan . Sejalan dengan pemilihan formulasi judulnya, di dalam film, kisah berpusat pada perjalanan Loh Kiwan sendiri. Dimulai dari sedikit latar kisahnya saat di Tiongkok, di mana Kiwan dan ibunya tinggal setelah melarikan diri dari Korea Utara. Setelah ibunya meninggal dunia, Kiwan yang sudah beberapa waktu menjadi buronan polisi karena terlibat perkelahian pun beremigrasi ke Belgia. Foto: Tudum by Netflix Begitu tiba, Kiwan langsung mengajukan permohonan suaka. Tak semudah itu, tentu saja. Apalagi dia tak memiliki kartu identitas sebagai warga Korea Utara. Bel...

Relativitas Logika

Image
Sejak berakhirnya libur musim gugur kemarin , saya selalu bangun pagi dan tidak bisa tidur lagi. Pasalnya, si Butet minta ditemani untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Ditemani daring, lah. Via panggilan video. Saat bisa menemani Butet mengerjakan tugas, langsung di kamar asramanya Tugas-tugas perkuliahannya memang banyak sekali. Awalnya, Butet mengerjakannya malam. Saya sudah biasa menemaninya dengan menambah atau menggeser r itual ngobrol sore kami yang tak terhenti meski Butet merantau. Makin ke sini makin banyak tugas, Butet pun menambah jam belajarnya dengan pagi sesudah Subuh. Dan belakangan dia mendapati lebih efektif di pagi hari. Untuk info, Subuh di Prancis saat ini baru datang menjelang jam 7 pagi. Jadi ya nggak pagi-pagi amat, sebenarnya, ya!? Perkuliahan Butet dimulai sekitar jam 9.30—10.30. Lumayan ada waktu kan!? Apalagi kampusnya hanya 500 meter dari asrama! Berbeda dengan ritual mengobrol sore, saat video call untuk belajar, kami minim berbincang. Butet mengerjakan tugas...

Omaha

Image
Film keempat yang saya tonton di Rencontres Cinématographiques de Cannes 2025 adalah Omaha . Film asal Amerika Serikat ini merupakan film pertama yang saya masukkan ke watchlist . Langsung mantap, tak berubah sampai akhir dan sukses menontonnya. Foto: Sanctuary Perjalanan Keluarga Menceritakan tentang seorang ayah yang tetiba mengajak kedua anaknya melakukan perjalanan. Dia menggendong Charlie yang masih tertidur ke dalam mobil, lalu membangunkan Ella dan memintanya bersiap. Tak lupa mereka membawa Rex, si anjing. Si ayah tidak mengatakan mereka mau ke mana. Apa maksud dari perjalanan itu. Hanya nama kota: Omaha. Mereka bertiga menyusuri jalan sepanjang hari dengan mobil yang harus didorong untuk membantu start-nya. Istirahat mengisi bahan bakar, makan, dan suatu kali bermain layang-layang. Mereka bermalam di motel untuk kemudian melanjutkan perjalanan keesokan paginya. Ella perlahan menyadari bahwa perjalanan itu bukanlah sekedar trip biasa. Namun ayahnya tetap tidak mau memberikan pe...

The Voice of Hind Rajab

Image
Film ketiga yang saya tonton dalam rangka Rencontres Cinématographiques de Cannes 2025 adalah The Voice of Hind Rajab . Pernah dengar beritanya kan!? Lupa? Saat baca judulnya, saya sendiri juga tak langsung terpikir. Tapi sesudah mulai membaca sinopsisnya, saya jadi teringat. Film ini menceritakan tragedi Hind Rajab dari sisi tim Bulan Sabit Merah. Misi Penyelamatan Hind Rajab Omar, salah satu sukarelawan Bulan Sabit Merah (BSM), menerima telepon permohonan bantuan evakuasi dari Gaza utara. Awalnya dia sempat agak gusar karena penelepon terdeteksi berasal dari Jerman. Namun si penelepon menjelaskan bahwa dia adalah anggota keluarga dari yang dimintakan bantuan evakuasinya. Si penelepon memberikan nomor ponsel yang bisa dihubungi. Saat Omar menelepon, penerimanya adalah seorang anak perempuan. Si anak menjelaskan bahwa mereka berada di dalam sebuah mobil tetapi terhentikan oleh tembakan tentara. Tak lama berbincang, terdengar suara tembakan dan telepon terputus. Omar mencoba menelepon l...

Furcy: Né Libre

Image
Hari kedua Rencotres Cinematographiques de Cannes (RCC), saya ragu. Mau menonton film Furcy: Né Libre yang dijadwalkan dihadiri oleh kru filmnya, atau Follemente yang pasti lebih ringan dan sudah dikabarkan merupakan komedi yang menyegarkan? Pilihan akhirnya jatuh ke Furcy , dan saya tak menyesalinya! Furcy: Lahir Merdeka Menceritakan tentang Furcy, seorang budak di salah satu koloni Prancis yang ibunya baru saja meninggal dunia. Saat melihat-lihat barang simpanan sang ibu, Furcy menemukan surat pembebasan ibunya dari majikan sebelumnya. Yang itu artinya Furcy pun sebagai anak adalah manusia merdeka. Bukan budak! Furcy melarikan diri dan mencari bantuan kepada jaksa setempat untuk meresmikan kemerdekaannya. Namun tuannya tak mau melepaskannya begitu saja. Furcy malah dituntut karena melarikan diri dari kewajibannya sebagai budak.  Pengadilan memutuskan bahwa Furcy adalah manusia merdeka. Sayangnya kebebasan itu tidak berlangsung lama. Furcy kembali ditangkap dan dijebloskan ke pe...

The Tasters Film

Image
Setelah dengan bangga menonton Autobiography pada tahun 2023 dan menikmati The Last Stop in Yuma County tahun lalu, Rencontres Cinematographiques de Cannes (RCC) kali ini pun saya berencana menonton lebih banyak lagi.  Saya menjadwalkan untuk menonton paling tidak 4 film. Satu film per hari kerja, kecuali Rabu yang padat untuk saya. Memang harga tiketnya murah saja. Ada diskon untuk anggota Cannes Université, pula! Tapi rasanya akan melelahkan menonton lebih banyak lagi. Saya mengkhawatirkan kebutuhan ekstra kerja neuron untuk mencerna film festival. Heu.... Film pertama yang saya tonton adalah Les Gouteuses d'Hitler , para juru cicip Hitler. Ya, Hitler yang itu! Pencicip untuk sang Führer Menceritakan tentang Rosa Sauer yang mengungsi ke rumah mertuanya, mengikuti saran suaminya. Sedianya Rosa tinggal sendirian di Berlin semenjak suaminya pergi berperang. Dia tak memiliki keluarga lain.  Ternyata daerah asal suaminya itu adalah tempat salah satu bunker Hitler berlokasi! B...

25 Tahun Merantau

Image
Hari ini tepat seperempat abad sejak saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Prancis. Ya, dua puluh lima tahun!  Sudah 25 tahun, atau baru 25 tahun? Yang jelas, sudah berulang kali saya menuliskan tentang awal-awal perantauan saya itu. Saya sendiri tak mencatatnya kapan saja dan di mana saja menulisnya. Karena tentu, tak setiap 13 November saya mengulang cerita yang sama. Ada beberapa catatan yang berkesan untuk saya. Lho? Hehehe. Yang pertama adalah tulisan di Facebook 5 tahun yang lalu. Saya membaginya dalam dua tulisan: saat meninggalkan Indonesia tanggal 12 November dan saat tiba di Prancis tanggal 13-nya . Saya menuliskannya dalam bahasa Prancis. Singkat saja. Tapi rasanya sudah menyimpulkan semua yang saya alami dan rasakan saat bersejarah itu. Yang kedua adalah tulisan di blog ini, yang saya ikutkan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog November 2023. Ya, tepat 2 tahun yang lalu! Saat itu temanya adalah pilihan antara di luar nalar, idola, dan resensi. Karena...

Rentrée Automne 2025

Image
Seminggu sudah berlalu sejak saya meninggalkan Butet lagi di rantaunya. Udah kangen? Nggak terlalu terasa sih. Ya, kami masih kontak tiap hari. Tapi seminggu ini lebih intensif lagi! Alasan utama Butet tak mau pulang saat liburan adalah karena tak mau memotong ritme adaptasinya. Alasan lain adalah karena tugasnya banyak. Banyaaak sekali! Butet mengalokasikan minggu pertama liburannya untuk istirahat. Apalagi ada agenda ke Lille sepanjang akhir pekan. Istirahat bukan berarti bersantai penuh. Butet tetap mencari referensi, misalnya. Begitulah. Sekalian memanfaatkan keberadaan kartu debit saya untuk membayar buku-buku dan perlengkapan kuliah yang diperlukannya! Hahaha. Butet mengalokasikan minggu kedua untuk mengerjakan tugas. Semaksimal mungkin di kampus. Pikirnya adalah untuk memanfaatkan ruang yang lebih bebas karena semua tingkat sudah dijadwalkan libur. Dan komputer lebih canggih dengan dua layarnya, tentunya! Namun ternyata di akhir pekan pertama ada pengumuman bahwa ruangan kelas d...