Posts

Teknologi Komunikasi: Mendekatkan yang Jauh

Image
Saat awal merantau seperempat abad yang lalu, internet dan jaringan seluler belum meluas. Komunikasi dengan keluarga di Indonesia dilakukan melalui telepon rumah. Posel sesekali, tentu, untuk mengirim foto. Kartu Telepon Sakti Saya teringat dulu menelepon ke Indonesia dengan membeli semacam kartu prabayar terlebih dahulu. Dengan voucer ini, kita menelepon ke suatu nomor khusus untuk kemudian memasukkan kode rahasia, lalu baru memanggil nomor internasional yang kita inginkan. Biaya panggilan akan diambil dari saldo voucernya. Asia Star adalah salah satu voucer andalan kami di masa lalu (Foto diambil dari  eBay ) Komunikasi telepon ini murah, karena melalui jadingan internet. Ya, VoIP. Asal jangan menelepon dari atau ke telepon seluler saja, kartu sakti ini jadi andalan para perantau di sekitar tahun 2000an. Telepon Rumah Gratis Seiring meluasnya internet, VoIP pun makin meluas. Berbagai penyedia jaringan internet berlomba menawarkan telepon murah. Murah sampai gratis. Kegratisan ber...

Ebook MGN Cerita Kuliner

Image
"Jadi, ada kegiatan baru apa sekarang?" Demikian pertanyaan seorang kawan saat saya mengabarkan bahwa Butet sudah berangkat ke rantaunya. Saudara sebangsa yang sudah saya anggap seperti kakak sendiri itu tahu bagaimana meski tak bekerja, saya bukan pengangguran. Dia mengenal saya sebagai yang selalu mencari kegiatan untuk mengisi waktu. Saya katakan padanya bahwa masih belum mencari aktivitas baru. Masih membantu pelaksanaan kajian online Rabu pagi dan siangnya mengedit video rekaman serta mengunggahnya ke Youtube. Masih kursus bahasa Jepang yang kali ini berpindah hari menjadi Rabu malam dan membuat Rabu jadi hari yang sibuk. Saya juga masih ikut Club Lecture yang sejak tahun lalu jadwal pertemuannya berubah menjadi dua bulanan. Masih ikut KLIP dan MGN juga. Namun ada detil yang tak saya ceritakan padanya: bahwa saat itu saya sedang diamanahi mengoordinir penyusunan ebook untuk MGN.  Penyusunan ebook boleh dikatakan dimulai sejak Juli dengan menyiapkan template yang sebenarn...

Tahun Kelima Mengikuti KLIP

Image
Ya, saya masih mengikuti KLIP.  2025 adalah tahun kelima saya mengikuti tantangan konsisten menulis yang diselenggarakan oleh komunitas  Kelas Literasi Ibu Profesional . Kalau saya tak menulis tentang KLIP sepanjang tahun ini, salah satu alasannya adalah karena KLIP berubah format. Saya perlu mengikuti, mengalami sendiri, agar memiliki legitimasi untuk menceritakannya. Halah! Hehehe. Sistem Sesi Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, KLIP 2025 ini bukan lagi program konsistensi tahunan. KLIP 2025 dibagi per sesi. Pembagian tiga sesi yang sebelumnya sudah ada, tahun ini menjadi periode terpisah, tidak berkesinambungan.  Pada setiap sesi, peserta harus mendaftar ulang.  Perubahan sistem dari tahunan ke 4 bulanan ini dibuat untuk menjaga semangat peserta. Dari tahun-tahun sebelumnya, terlihat bahwa banyak peserta yang antusias di awal tahun, perlahan menurun semangatnya. Banyak yang kemudian berguguran dan hanya sedikit yang berhasil lulus setelah 12 bulan. Diharapkan d...

Mendefinisikan Keromantisan

Image
Fi, jadi lebih romantis nggak, tinggal di Prancis?   Begitu pertanyaan Mamah Shanty di grup Whatsapp Mamah Gajah Ngeblog. Memang Prancis lekat dengan predikat romantis. Coba cari-cari saja sendiri di Google, atau apalah, search engine kesukaan Anda: "Prancis negara romantis" (ya, dalam bahasa Indonesia!). Sudah ada banyak yang membahasnya. Prancis, Negeri Romantis? Dari hasil pencarian "Prancis romantis", akan banyak yang memunculkan hasil bertema "Paris romantis". Karena memang sebenarnya, untuk lebih tepatnya, Paris lah yang disebut sebagai kota romantis.  Paris ville de l'amour ....  Paris Kota Cinta.  Amour (dengan A kapital) atau amour ? Itu sudah bisa jadi bahan diskusi yang panjang. Yang jelas,  Prancis sebagai negaranya, ikut numpang romantis lah ya!  Pemerintah Prancis sendiri pun memanfaatkan predikat romantis ini untuk promosi pariwisatanya. Di website dinas pariwisata kita bisa melihat 20 spot romantis di Prancis , alternatif aktivitas r...

La Rentrée Cours Japonais

Image
Dan kursus bahasa Jepang pun dimulai lagi. Kali ini, saya memberanikan diri mendaftar ke level 3 (setara dengan B1). Bukan. Bukan sekedar untuk mengisi kuota seperti yang diminta sensei pada peserta level 2 (setara A1-2/A2) tahun ajaran lalu agar semua kelas tetap bisa diselenggarakan. Tetapi karena saya juga ingin mencobanya.  Memang setiap kelas kursus di Cannes UniversitĂ© ini ada kuota minimalnya. Harus ada paling tidak 12 pendaftar agar kelas tetap diselenggarakan.  Karena itulah dua tahun yang lalu, saat saya level 2, peserta digabung dengan level 3 untuk bisa memenuhi kuota. Namun cara ini tak selalu berhasil. Seperti kelas bahasa Cina-nya Paksu tahun ini. Tak ada cukup pendaftar untuk ketiga level yang dibuka, bahkan dengan menggabungkan ketiga level sekalipun. Akibatnya, kelas dibatalkan! Uang pendaftaran dikembalikan sih. Juga uang keanggotaan. Tapi sayang saja kan, Paksu jadi tak bisa melanjutkan belajar bahasa Cinanya, dan saya tak jadi punya teman pulang kursus ber...

Masalah Airbags Takata

Image
Sejak kembali dari Valenciennes ke Cannes, saya masih belum tenang. Bukan. Bukan karena Butet. Kami masih ber-video call setiap hari, dan dia tampak sudah beradaptasi dengan baik. Saya juga. Heu.... Kalau ada yang mengganjal, itu adalah masalah mobil! Saat masih di Valenciennes, Paksu yang kembali ke Cannes duluan mengabari bahwa ada avis de passage dari La Poste untuk saya. Tak jelas dari siapa, bahkan apakah itu surat atau paket. Meski penasaran, tapi saya menunggu Jumat untuk mengambilnya. Kebetulan prakiraan cuaca memang tidak bagus, minggu itu. Ternyata surat. Dari Volkswagen. Isinya pemberitahuan bahwa mobil kami masuk dalam daftar yang memiliki masalah dengan airbags-nya! Saya sudah sempat mendengar mengenai permasalahan airbags Takata itu sebelumnya. Dalam pengumuman di awal tahun itu, Volkswagen Polo tidak masuk dalam daftar. Namun ternyata program penggantian airbags ini diperluas pada akhir Juli, menyusul terjadinya kecelakaan mobil yang memakan korban jiwa. Saat itu saya ta...

Ketemuan yang Mundur Lagi!

Usaha mencicil utang ketemuan Kamis ini gagal. Bukaaan. Bukan karena adanya pemogokan besar yang terjadi magi di Prancis hari ini. Nggak ngaruh itu mah, ke kami. Meski memang hari ini Palmbus mengumumkan banyak gangguan jadwal. Kali ini pemogokan memang cukup berdampak bagi daerah kami. Kami toh nggak perlu ke mana-mana yang tak bisa diraih dengan jalan kaki juga. Demikian pula Butet di rantaunya yang hanya 500 meter dari kampusnya. Namun untuk Butet pemogokan terasa karena tutupnya kantin CROUS! Food truck yang ada terlalu mahal dan tidak menarik, Butet jadi harus menyiapkan makan siangnya sendiri. Tidak repot sih. Dia sudah biasa membuat stok makanan di kulkasnya. Tinggal mengepaknya saat diperlukan.  Siang tadi, Butet hanya membawa salad, katanya. Salad dengan croutons (roti bakar yang dipotong kecil-kecil) dan potongan filet ayam berbumbu kecap manis. Salad lebih praktis karena tak perlu harus bersabar mengantri microwave di area makan kampus untuk memanaskan bekalnya. Kembali...

Resep Flan Vanila

Image
Dua mingguan yang lalu, saat saya menawari Paksu untuk membuat dessert sendiri, dia meminta flan vanille alias custard tart . Saya lupa konteks tepatnya apa. Sepertinya saya gerah karena dia berulang bilang pengen dessert . Memang belakangan ini dia suka sok-sokan mengurangi makan secara drastis. Hasilnya lekas kelaparan dan malah kabita ga jelas, kan!? Hihihi. Boulangerie yang tinggal nyebrang jelas menggoda. Tapi pastri sudah jelas tak bisa lagi kami konsumsi dengan semena-mena. Seminggu 2 kali sepertinya cukup. Dan tiap kali 1 porsi saja! Lebih sehat untuk badan ... dan juga dompet! Hahaha. Saya langsung meminta Paksu menambahkan bahan untuk membuat flan rasa vanila ini dalam list belanjanya. Ya, Paksu memang masih mempertahankan kebiasaan belanja mingguan meski belakangan saya ikut banyak andil juga. Namun dengan berbagai peristiwa yang terjadi selama seminggu yang mengikuti — yang belum bisa saya tuliskan—flannya baru tereksekusi hari Minggu kemarin ini! Sudah lama sekali s...