Seni Bertahan Menjadi Perantau

Setengah bulan Ramadan telah terlampaui. Hari ini kita masuk paruh kedua. Bagaimana puasa di Prancis? Wah, jangan tanya ke saya. Sudah 25 tahun tinggal di Negeri Napoleon ini, saya sudah merasa biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Ya, tahun ini adalah tahun ke-25 saya merantau. Pertama kali menginjak benua biru di bulan November 2000, sudah 25 Ramadan saya lalui jauh dari tanah air. Suami? Tambah setahun lagi. Saya tiba hanya beberapa hari sebelum Ramadan. Saat itu, saya terkaget bahwa puasa berdurasi 10 jam saja. Enak sekali. Mana hawa adem musim gugur. Dari tahun ke tahun, Ramadan makin panjang. Puncaknya saat jatuh di musim panas. Lalu perlahan memendek lagi. Saat ini, Ramadan praktis berlangsung di musim dingin. Dari negara khatulistiwa ke negara empat musim, tentu perlu beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan Ramadan. Tak hanya tak terdengarnya azan penanda buka atau tak memungkinkannya taraweh di masjid. Atau tak ada rame-rame penjualan takjil di sore hari. Dan past...