Menikmati Nyanyian Tenggoret di Tengah Gelombang Panas
Meteo France mengumumkan canicule (gelombang panas, heat wave) melanda untuk daerah kami Sabtu kemarin. Canicule ini berlanjut dan meluas ke sebagian besar wilayah Prancis hingga seminggu ke depan. Beruntung, canicule baru datang seusai periode ujian baccalaureat berakhir. Pasti sulit berkonsentrasi selama 4 jam dengan suhu udara yang mencapai 35°C begini.
![]() |
Waspada gelombang panas untuk 1 Juli 2025 |
Sekolah di Prancis memang jarang yang ber-AC. Bahkan sampai saat menulis ini, saya belum menemukan informasi mengenai keberadaan sekolah yang ber-AC. Swasta seperti sekolah anak-anak sekalipun. Kipas angin pun belum tentu ada.
Demikian pula tempat tinggal. Tak ada jaminan ada AC-nya. Karenanya, hati-hati kalau menyewa apartemen di Prancis (untuk tidak memukul rata seluruh Eropa) di musim panas. Kalau pemanas ruangan sih sudah hampir bisa dipastikan ada.
Pemerintah tak memajukan libur sekolah yang resminya baru akan dimulai 7 Juli 2025 nanti. Namun sekolah dibebaskan untuk meniadakan kelas jika memang ruangannya benar-benar tidak nyaman lagi.
Untuk anekdot, ada berita di mana ada orang tua yang membawa AC portable ke kelas anaknya saking kasihannya. Seperti dulu di kelas Butet, pernah ada yang membawa kipas angin besar saking tak tahan panasnya.
Kami sendiri, setelah 20 tahun tinggal di rumah yang sama, memasang AC sejak pertengahan Mei yang lalu. Sampai saat saya menulis ini kami masih bertahan tak menyalakan mode AC. Kami hanya memasang mode fan (kipas angin) saja. Itupun tak sepanjang hari. Antisipasi kalau nanti suhu udara masih naik lagi. Selain persoalan ketahanan tubuh terhadap suhu, juga memikirkan rekening listrik yang pasti akan melambung tinggi!
![]() |
Mendukung alasan "ngadem" di bioskop |
Canicule tak membuat kami urung keluar rumah. Pilih-pilih waktu saja. Kadang kala, keluar rumah merupakan pilihan yang lebih baik ketimbang di rumah saja. Ke museum misalnya. Seperti yang dilakukan Butet dan teman-temannya hari ini. Atau ke bioskop? Apalagi 29 Juni hingga 2 Juli 2025 ini ada Fête du Cinema, pesta film, di mana harga tiket masuk bioskop dipukul rata 5 euros saja. Di luar tarif ekstra untuk penayangan spesial (3D, imax, ...).
Udara yang panas membuat napas mudah terengah. Pekerjaan rumah harus diselesaikan sedikit demi sedikit. Tak bisa sekaligus. Sebentar-sebentar harus istirahat. Rebahan. Tak lupa minum.
Tercapainya target dosis minum adalah salah satu hikmah yang saya ambil dari panasnya cuaca ini. Belum tengah hari saja, saya sudah menghabiskan satu botol 750 cc. Dalam sehari, dari bangun hingga tidur lagi, saya minum sekitar 3 botol. Jarang kurang sedikit. Lebih sering nambah hingga 1 botol lagi. Sungguh memuaskan!
Satu lagi dari panasnya cuaca adalah terdengarnya suara cigale (tonggeret). Memang musim kawin serangga satu ini dimulai saat suhu udara di atas 25°C. Prancis selatan terkenal dengan nyanyian cigale-nya di musim panas.
Saya tak memiliki rekaman suara cigale di sekitaran rumah kami. Kalau merekam di siang hari seperti saat ini, terlalu terkontaminasi dengan suara kendaraan yang lalu-lalang. Kalau menunggu malam, keburu hilang semangat menulisnya. Eh? Hehehe. Karena itu, saya lampirkan saja reels yang diunggah oleh stasiun televisi daerah kami beberapa hari yang lalu saja, ya!?
Cigale hidup di iklim sedang hingga tropis. Saya ingat sebutan garengpung dan kinjeng tangis di masa kecil dulu di Jawa Tengah. Baru belakangan menyadari bahwa itulah cigale yang ternama di Prancis.
Di bawah ini video yang saya buat saat jalan-jalan ke Tokyo pada musim panas 2018 yang lalu. Penginapan kami praktis terletak di seberang Kuil Oji. Saat itu Tokyo sedang mengalami gelombang panas. Namun Kuil Oji terasa teduh dengan pepohonan rimbunnya. Ada sungai jernih yang mengalir di dekatnya, pula! Sebuah oasis yang damai dengan nyanyian cigale sebagai latarnya.
---
Tulisan ini terinspirasi oleh KLIP Challenge bulan Juni 2025 hari ke-10 yang mengangkat tema Dunia Bersuara.
Comments
Post a Comment