The Haunted Palace
Kamis pagi selumbari, saya menyelesaikan The Haunted Palace. Drakor ini memang baru saja selesai tayang akhir pekan yang lalu. Saya sendiri baru mulai menontonnya sejak semingguan sebelumnya.
16 episode dalam seminggu, nggak berlebihan kan!? Satu episode cuma sejam kok. Lebih-lebih sedikit laaah. Hehehe.
Awalnya saya tak tertarik dengan drakor ini. Tema hantu, zombi, ... memang bukan favorit saya, untuk tidak mengatakan "saya hindari". Meski sudah didorong iming-iming teman-teman KLIP dalam diskusi di wag yang mengatakan kalau drama ini tidak seram dan banyak humornya sekalipun.
Saya baru mulai menontonnya setelah tak ada ide drakor lain yang bisa saya tonton sendiri, sementara menunggu nonton bareng Butet yang sedang mengurangi drakor menjelang ujian baccalaureat-nya. Dan saya tak kecewa!
Mumpung masih hangat, ada beberapa poin yang ingin saya catat.
Supranatural
Hak tayang drakor ini di Prancis dipegang oleh Rakuten Viki. Dalam deskripsinya, Viki menyebut drama ini sebagai supranatural dan fastastis. Bukan horor. Fiuh. Faktor ini sangat mendukung keputusan saya untuk menonton. Hehehe.
Memang ada hantu dan monster di dalamnya. Namun drakor ini tidak bisa dikatakan masuk ke genre horor yang menaikkan adrenalin dengan adegan-adegan yang menakutkan. Hantu dan monsternya ya "sekedar" jadi bagian cerita "saja". Meski saya akui sempat mengalami merasa merinding dan memilih berhenti menonton di suatu malam. Hahaha.
Kepercayaan Atas yang Gaib
Sepanjang menonton drakor ini saya bertanya-tanya: kira-kira ke mana arah yang diinginkan penulis cerita dan sutradara?
Drakor ini menceritakan tentang arwah penasaran yang mengganggu istana. Sang raja yang mulanya adalah tipe yang tak percaya pada makhluk gaib sampai melarang perdukunan dalam istana, jadi terpaksa meminta bantuan dukun juga.
Yun Gap, salah satu kepercayaan raja, membawa Yeo Ri ke istana. Yeo Ri adalah teman masa kecilnya yang merupakan cucu dukun ternama. Meski selama itu menolak menjadi dukun, Yun Gap tahu bahwa Yeo Ri sangat berbakat dan sudah terbukti jago dalam mengatasi masalah-masalah supranatural.
Nah! Apakah drakor ingin menggiring penonton yang materialis untuk (kembali) memercayai hal gaib?
Aktor dan Aktris yang Keren
Terus terang, ketiga pemeran utama di drakor ini tak begitu saya kenal. Saya lebih familiar dengan para pemeran pembantu yang sering terlihat di berbagai drakor ... sebagai karakter sampingan. Atau kameo Kim Young-kwang yang memerankan Gang Cheol asli.
Yook Sung-jae memerankan karakternya dengan sangat meyakinkan. Dia bisa melanjutkan karakter Gang Cheol seperti layaknya KYK dengan mulusnya. Bisa jadi KYK yang menyesuaikan karakterisasi YSJ, sih, memang. Namun terlihat bagaimana saat YSJ berperan menjadi Gang Cheol berbeda dengan saat dia menjadi Yun Gap.
Demikian pula Kim Ji-hun yang memerankan sang raja. Saat dirasuki, karakternya jadi berubah dari raja cool penuh kasih yang diperankannya.
Terus terang saya kurang terkesan dengan permainan peran Kim Ji-yeon. Saat dia dirasuki pun, kurang terasa perubahan karakternya. Namun saya mengaguminya saat sedang sedang beraksi sebagai dukun. Bertanya-tanya apakah betul seperti itu, aksi dukun di Korea? Hihihi.
Happy Ending
Dari awal saya sudah menangkap bahwa naga-naganya (heu) drama ini berakhir dengan happy ending. Dan memang benar demikian. Sayangnya, ada yang mengganjal untuk saya dalam detilnya. Yang membuat saya kurang puas. Tapi saya tak ceritakan di sini ya. Tonton saja dulu sendiri dan kita diskusikan sesudahnya via japri! Hehehe.
Namun secara keseluruhan, saya bisa merekomendasikan drakor ini. Cerita menarik, menghibur, gambarnya bagus, akting keren, ... Poin khusus untuk karakter raja yang beda dari raja-raja di drakor historis lain. Yang mungkin malah jadi nggak sesuai dengan realita sejarah sih ya, seperti yang sudah disebutkan dalam disclaimer di awal tiap episodenya juga! Hehehe.
---
Foto: SBS Play
Comments
Post a Comment