Masih Tertantang oleh 30 Hari Bercerita
Dua minggu berlalu sejak rentrée scolaire. Sepuluh hari berlalu sejak si Ucok kembali lagi ke rantaunya. Memang libur sekolah ada salah satu alasan saya cukup mandeg menulis. Bukan karena berlibur, tapi karena banyak sekali yang ada di kepala. Bingung menuangkannya!
2025 ini, saya mengikuti KLIP lagi. Tahun kelima! Namun entah apakah akan ada flipbook akhir tahun kelima juga. Secara tahun ini, aturan KLIP berubah: periode dibagi menjadi 3 sesi, minimal kata 300 sepanjang tahun, dan tidak ada skripsi wajib.
Ada karya tulis di akhir sesi sih. Tapi karena opsional, entah apa akan saya kerjakan. Lagipula, meski minimal cuma 9000 kata, 3 bulan menulis sepertinya bakal terlalu acak. Apa saya bisa menemukan benang merah di sana?
Kita lihat saja. Target saya saat ini hanyalah untuk meraih badge per sesi, yang itu tak cukup dengan hanya meraih badge bulanan saja! KLIP 2025 memanggil ketelitian matematika peserta! Hahaha.
Tuntutan setor lebih dari batas minimal badge ternyata belum cukup memotivasi saya buat menulis. Banyak kegalauan yang membuat mood menyurut. Dari periode pendaftaran perguruan tinggi Butet yang sudah mulai dibuka, singkatnya liburan Ucok yang membuat banyak rencana tak terlaksana, hingga kecelakaan sepulang mengantar Butet hari pertama sekolah yang masih belum bisa saya ceritakan. Yang jelas semua baik-baik saja, kok!
Setoran untuk KLIP terbantukan dengan mengikuti 30 Hari Bercerita.
Lho? Katanya udahan?
Hehehe.
Ternyata saya tertantang dengan formula baru 30HBC yang dari awal menjadwalkan adanya tulisan bertema tiap Rabu dan Sabtu. Dan di posting keikutsertaan pun saya menyatakan akan ikut 30HBC25, tapi hanya Rabu dan Sabtu saja!
Tema diumumkan setiap hari Minggu. Selasa dan Jumat diumumkan penjelasan dari temanya. Dengan begitu, mustinya saya ada waktu untuk membuat draft dan mempostingnya di hari-h dengan tenang, kan!?
Kenyataannya tidak semudah itu!
Berniat menyetorkan sekaligus ke setoran harian KLIP, saya menulis draft di Google Docs. Ceritanya biar sekalian menghitung jumlah kata. Sejak hari pertama, 4 Januari, saya sudah kewalahan: tulisan saya jauh melebihi 2200 karakter, batas caption Instagram.
Saya singkat-singkat lah kata-katanya. Berdasar perhitungan Godocs sudah masuk batas karakter, pas di-paste ke Instagram ternyata masih berlebih! Terpaksa edit on the spot. Dengan tetap berusaha untuk lebih dari 300 kata. Di luar tagar, tentunya!
Repot! Apalagi Rabu adalah jadwal tugas pengajian dan Sabtu bulan ini ada saja acara keluar rumah. Walhasil, nggak semua berhasil dijadikan setoran ke KLIP. Sudah tak ada waktu berpikir menambah kata dan lebih memilih menghapus paragraf-paragraf yang berlebihan.
Salah sendiri!
Sudah tahu kalau sudah kesusahan ikut 30HBC, eh masih nekat lagi!
Tapi saya tidak kapok. Justru saya merasa lebih tertantang! Membuat tulisan singkat itu memang tidak gampang!
Sebenarnya bisa saja saya menyetorkan draft Godocs untuk KLIP. Tapi saya tak mau itu.
Tujuan saya menulis adalah untuk mencatat. Terutama untuk diri sendiri. Mem-posting-nya di blog atau media sosial adalah jalan saya memastikan catatan itu benar-benar jadi. Kalau hanya draft, sih suka terselip. Dan saya cenderung sering melupakannya. Seperti halnya 101 draft yang ada di blog ini, saat saya menulis ini! Heuuu.
Baiklah. Sebelum jadi draft ke-102 yang kemungkinan bakal terbengkalai, saya publish saja freewriting ini ya! Lalu cari tontonan karena baru saja menyelesaikan drakor One Dollar Lawyer di Disney+. Atau melanjutkan keisengan membuat berbagai excel data perguruan tinggi untuk Butet?
Tidak lupa melanjutkan membaca Celui qui Revient yang sudah sempat dipamerkan di 30HBC!
Yuk ah, semangaaattt!!!
Heleh….ternyata. Aku lo, kok capek banget ya 30hbc25 ini. Kayaknya kapok deh meski nulis pendek2 tapi kudu tiap hari, sambil momong anak lagi.
ReplyDeleteIkutan 30hbc tu harus dibawa santei. Kan ga ada tuntutan minimal kata. Jangan kyk aku yg ga mau rugi, mau sekalian buat setoran KLIP. Capek ngedit2 biar masuk batas caption! 😅
Delete