Belanja Fesyen Buatan Indonesia

Meski pada akhirnya kami tak sempat beli-beli oleh-oleh, sebelum berangkat kami sudah sempat membuat semacam daftar apa saja yang ingin kami bawa dari Indonesia. Kami catat apa saja yang ingin kami beli. Agar tak lupa. Agar tak mengakumulasi juga membeli hal-hal yang tak terlalu kami perlukan dan akhirnya yang penting-penting malah tak terbawa...

Makanan, jelas. Tanpa dicatat, maunya tentu membawa semua. Kalap mata. Sayangnya belanja makanan yang kami rencanakan dilakukan di akhir liburan tak terlaksana...

Buku juga masuk prioritas belanja. Pulang ke Indonesia adalah kesempatan memperbarui koleksi buku Indonesia. Besyukur sekarang ada iPusnas. Tapi tak semua buku ada di sana kan!? Terutama buku-buku keluaran baru. Kalau tak dicatat, bisa-bisa satu koper isi buku semua!...

Fesyen adalah salah satu belanja tambahan. Tak terlalu menarik, sebenarnya. Karena kami biasa membeli pakaian di musim obral besar saja. Dengan tingkat inflasi Indonesia yang cukup tinggi, harga obralan di Prancis bisa bersaing dengan harga asli busana di Indonesia...

Tapi tetap saja fesyen masuk dalam daftar belanja. Kali ini terutama mencari celana panjang dan gaun untuk Butet!

Ceritanya saat ini Butet memasuki masa dilema celana panjang. Ukuran anak-anak sudah kependekan, ukuran dewasa kebesaran lingkar pinggangnya. Memang Butet tipikal remaja; kurus-kurus begitu...

Ada beberapa toko pakaian yang ukuran celananya kadang masuk. Terutama toko pakaian yang mengarah konsumen remaja. Seperti Pull and Bear, Pimkie, dan Don't Call Me Jennyfer. Kadang. Tidak selalu juga. Beberapa kali, tetap saja kebesaran pinggangnya meski dengan ukuran yang sama di toko yang sama!...

Saat mau ke Indonesia kami berpikir. Orang Indonesia kan langsing-langsing. Mustinya lebih mudah mendapatkan celana panjang ukuran Butet...

Orang Indonesia di sini melihat dari sepupu-sepupunya, tante-tantenya yang mungil seperti Butet. Bukan melihat mamanya, ya! Hahaha...

Tapi ternyata pada kenyataannya tak semudah itu!

Kami sudah sempat memutari berbagai pusat perbelanjaan. Mencoba berbagai model di Metro dan Matahari yang mengumpulkan berbagai Merk. Tapi tak ketemu. Sepertinya memang Butet agak terlalu kurus...

Saya menanyakan pada sepupu-sepupu. Beberapa mengusulkan untuk ke Baltos (Balubur Town Square) atau Pasar Baru sekalian. Tapi rata-rata sepakat mengusulkan Uniqlo atau H&M. Yang itu saya tolak!...

Memang selama di Indonesia, sedapat mungkin saya ingin membeli merek Indonesia. Kalau merek-merek internasional mah di Prancis juga ada kan!?...

Merek Indonesia bagus-bagus. Kualitas kain dan jahitannya mantap. Terbukti lebih awet dan tahan lama ketimbang merek global yang saya beli di Prancis dengan harga yang sama. Non obralan, tentunya!...

Tahun ini kebanyakan belanja adalah untuk Butet. Saya hanya membeli 2 kemeja Nevada-nya Matahari. Beli 2 kemeja gratis satu. Lagi-lagi Butet yang dapat bonus...

Butet sendiri jatuh hati pada kemeja Executive. Yang sempat kami tahan pembeliannya karena dia sudah sempat memboyong satu blouse dan satu cardigan dari Hers Denims padahal masih mau mencari celana panjang dan gaun... 

Gaun akhirnya baru kami dapatkan di sesi belanja yang terakhir. Merek Ada. Made in Indonesa, tentu saja! 

Gaun adalah barang yang agak sulit ditemukan di Prancis. Sulit menemukan yang sesuai selera; tidak terlalu pendek, dan potongan dada tidak terlalu rendah. Meski tidak memaksa Butet untuk mengenakan hijab, saya menetapkan beberapa batasan dalam berpakaian. Yang alhamduliLlaah, Butet sendiri menyetujuinya...

Kami juga menemukan dua stel piyama katun tanpa merek di Luwes, jaringan swalayan Solo. Plus tentu saja, daster-daster batik pemberian keluarga!...


Oh ya. Butet juga membeli tas punggung merek En-ji. Dan saya yang sebenarnya lebih berniat membeli tas tapi tak menemukannya, mendapat hadiah tas kulit dari ipar saya. Merek La Reina, brand sister-nya Berliano asli Jogya...

Pada akhirnya Butet menemukan satu celana panjang saja di Matahari. Merek Simplicity. Merek asli Indonesia yang diproduksi di Indonesia juga. Berkaret pinggang. Agak kebesaran. Tapi lumayan lah, untuk mengobati penasaran... 😉

---

Tulisan ini diikutkan dalam Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus 2022


Comments

  1. Duh aku tertohok di bagian "Orang Indonesia kan langsing-langsing". Karena aku langsung-langsung. Haha. Butet kayaknya pawakannya seperti anakku deh. Larinya ke tinggi tapi badannya kurus. Cuma bedanya karena tinggal disini tukang vermaak betebaran. Haha. Kalau di Perancis maj mahal kali yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Motong celana aja milih ngerjain sendiri teh. Demi menghemat 10 euros 😁

      Delete
  2. Teeh belum masukin kata Nulis Kompakan-kah,,, hihi jadi ingat dulu suka belanja pas solde 😄 lebih banyak aja dari belanja biasa, soalnya kadang pas solde model yang diincar sudah habis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iyah. Maklum peserta dadakan 😁 Ma kasih dah ngingetin 🙏😘
      Yuk nge-soldes lagi! Tapi awal2 aja. Biar ukuran juga masih tersedia... 😁

      Delete
  3. Wah hebat Mba Alfi, meskipun sudah tinggal di Perancis yang pasti fashion-nya super nge-hits, tetap cinta dan memilih produk dalam negeri. Harus saya contoh niy ehehe.

    Oiya Mba, saya ndilalah-nya sukanya baju2 Europe, yang hi-street siy tapinya, yang masih murah dan suka diskon ehehe, macem HnM atau Zara; mereka malah selalu ada ukuran kecilnya, Mba. Dari ukuran 32 EU alias XXS. Coba dicari Mba, dan setahu saya HM pun banyak gaun panjangnya. Kalau nemunya potongan dadanya rendah, tinggal ditambahin cardigan, manisss. Ehehe.

    ***
    Btw, saya suka mendengar merk EXECUTIVE itu bagus, saking bagusnya orang-orang ngira itu produk luar ehehehe.
    ***
    Dan dari tulisan ini saya jadi tahu kalau MATAHARI masih ada, kirain sudah endak ada Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha... Kemaren kami juga dah deg2an karena pada bilang kalau Matahari dah nggak ada. AlhamduliLlaah masih ada... 😍

      Kami nggak anti merek global kok. Tapi kalau pas di Indonesia, ya mendingan nyari merek lokal, kan!? Jarang-jarang ada kesempatan membeli produk dalam negri yang kualitasnya sebenarnya sering kali lebih bagus dari produk global dengan harga yang sama... 😉

      Delete
  4. Fix sama teeh. Kalau pulang ke Indonesia, to do list nya beli barang-barang asli Indonesia! Pokoknya yg nggak ada di tempat perantauan, harus beli (terus nengok kapasitas koper jadi jiper 🤣)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah