1 Ramadan 1445H

11 Maret 2024 ini Butet dan siswa-siswi zone B kembali sekolah setelah libur musim dingin selama dua minggu. Tahun ini zone kami mendapatkan giliran terakhir libur sekolah.

Senin ini, juga merupakan hari pertama Ramadan 1445H di Prancis. Hari pertama puasa pula untuk bapak dan ibu di Solo. Adik saya sekeluarga, yang tinggal di rumah yang sama, baru mulai puasa hari Selasa. Beda pandangan. Tak apa. Masing-masing punya dasarnya. Kami sendiri di Prancis mengikuti keputusan Masjid Agung Paris.

Hasil hisab sudah diumumkan berbagai organisasi Islam di Prancis sejak lama. Ini dilakukan untuk mempersiapkan para muslimin yang bekerja, yang tak ada toleransi meski sedang di masa puasa Ramadan. Diharapkan mereka yang non muslim yang mempekerjakan bisa mempertimbangkan. Juga untuk penyelenggaraan berbagai agenda yang mungkin diadakan. Meski tetap, pengumuman jelasnya menunggu hasil rukyat.

Sejak seminggu sebelumnya, Masjid Agung Paris sudah mengumumkan diadakannya rukyat pada 10 Maret. Hari Minggu itu, berdasar hisab, bulan Sya'ban memasuki hari ke-29. Saya merasa kali ini pengumuman terlalu mepet. Mungkin karena yang sebelumnya selalu menggenapkan Sya'ban jadi 30 hari? Entahlah. Saya belum mengecek lagi.

Masjid Agung Paris menyiarkan secara langsung pengumuman 1 Ramadan di Facebook. Namun saya tidak mengikutinya karena sudah berkutat di dapur. Begitu mendapat pengumuman, lekas saya bagikan informasi di Facebook serta story Whatsapp dan Instagram, sebelum mengirim pesan secara pribadi ke teman-teman yang sebelumnya sudah bertanya secara langsung.

Memang sejak beberapa hari sebelumnya, tak kurang 5 orang kawan mengirim pesan ke saya, menanyakan kapan mulai puasa. Yang saya jawab dengan bahwa sidang Isbat baru dilakukan Minggu.

Berulangnya pertanyaan membuat saya memasang pengumuman agenda Isbat dari Masjid Agung Paris. Salah besar! Malah jadi ada yang menanyakan lagi apakah tanggal 10 sudah sahur!

Itu masih lumayan. Karena ada teman lain, tak cuma satu, yang langsung menyatakan mau puasa hari Senin, ikut Muhammadiyah. Atau Selasa, ikut pemerintah. Lah? Sudah tinggal di Prancis, perhitungan penanggalan Hijriyah-nya tak bisa otomatis disamakan dengan penanggalan Indonesia, dong!

Di level lain, masih ada teman Indonesia yang berpuasa dengan jam Indonesia. Sahur setengah 5, buka jam 6. Diadaptasi ke jam Prancis, tentunya ya!

Itu kemarin-kemarin. Saat durasi puasa di Prancis masih panjang. Entah kali ini apakah sudah mau mengikuti jadwal imsakiyah sesuai lokal Prancis. Karena saat ini, puasa tidak terlalu panjang. Di daerah saya, hari pertama Subuh baru menjelang jam 5.45 dan Magrib 18.36. Mirip-mirip dengan pewaktuan di Indonesia kan!?

Memang ini masih di awal. Makin lama, puasa perlahan makin panjang. Dari hari pertama yang tak sampai 13 jam, hari terakhir akan menjadi 15 jam. Tak seperti di Indonesia yang dari hari pertama sampai hari terakhir tak jauh beda kan!?  

Tapi sudah enak lah, dibanding waktu berpuasa di musim panas yang durasinya sampai 17 jam. Apalagi puasa tahun ini berlangsung saat akhir musim dingin dan awal musim semi. Cuaca masih nyaman. Masih cukup dingin, malah. Insya Allah lebih ringan menahan haus dan lapar.

Bismillah...


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi