Yuk, Buang Sampah pada Tempatnya!

Minggu ini suhu udara di daerah kami turun lagi. Dari seminggu yang lalu yang sudah di atas 25°C, sejak Rabu balik di bawah 20°C. Yang sudah sempat keluar rumah dengan kostum musim panas, harus kembali mengenakan sweter. Bahkan jaket anti air harus dikenakan di Kamis sore yang hujan besar dan turun salju di ketinggian!

Pemanas ruangan sudah hampir saya matikan. Termostat mendeteksi suhu ruang yang sudah mencapai target, pemanas sempat berhenti bekerja. Namun ternyata aktivitas mesin pemanasnya kembali terdengar.

Bumi menunjukkan ketidaksehatannya. Suhu yang tinggi di musim dingin, temperatur yang naik-turun tak menentu di musim semi, banjir dan badai besar yang tak biasa datang, ... sudah banyak tanda-tanda bahwa manusia harus segera meningkatkan aksi.

Mencintai bumi tak harus dengan aksi fenomenal. Tak harus dengan jargon membahana secara internasional. Mulai dari diri sendiri saja dulu. Misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya. Yang "pada tempatnya" di sini tak berhenti pada sekedar di tempat sampah saja. Namun juga di tempat sampah yang tepat!

Tentunya, hal yang sederhana ini akan lebih mudah dengan adanya infrastruktur yang mendukung. 

Tempat Sampah Rumah Tangga

Di rumah-rumah dan gedung apartemen di Prancis sudah biasa tersedia dua macam tempat sampah besar: sampah non daur ulang dan sampah daur ulang. Sampah non daur ulang biasa ditandai dengan tutup warna hitam atau kelabu. Sampah daur ulang dengan tutup kuning yang ada di perumahan, menerima berbagai sampah kertas, kotak kemasan, kaleng, dan plastik.

Terlihat ada yang membuang botol plastik di tempat sampah hitam gedung kami

Pemerintah daerah kami menyediakan secara gratis plastik sampah besar untuk penduduk yang tidak memiliki tempat sampah besar pribadi--tempat sampah besar ini sendiri bisa diminta secara gratis kepada pemerintah daerah juga! Penghuni rumah dan apartemen diminta memilah terlebih dahulu sampahnya ke dalam plastik-plastik ini, untuk kemudian digabungkan ke dalam tempat sampah bersama yang disediakan di berbagai sudut jalan. 

Tempat sampah di sudut jalan yang juga menyediakan tempat khusus pembuangan kotoran anjing, lengkap dengan plastik untuk memungut kotorannya (Foto: Google Map) 

Sampah hitam boleh dimasukkan langsung bersama plastik besarnya. Sampah ini diambil oleh truk sampah setiap harinya untuk dibawa ke tempat pembakaran. Sampah dari tempat sampah kuning diambil seminggu sekali, dan dibawa ke pusat pemilahan. Sampah daur ulang ini harus dituang isinya saja, tak boleh dimasukkan langsung bersamaan di dalam plastik sampah besarnya, agar nantinya bisa dipilah secara otomatis. 

Tempat Sampah Umum

Ada beragam tempat sampah yang disediakan di berbagai penjuru kota yang bisa digunakan siapa saja. Standarnya, tempat sampah yang disediakan ada dua macam. Bentuk bisa berbeda, tetapi ada tanda yang sama seperti tempat sampah rumah tangga: untuk sampah yang bisa didaur ulang dengan tanda warna kuning dan yang tidak dengan tanda warna hitam/kelabu.

Cukup injak pedal di bawah untuk membuang sampah 

Di beberapa lokasi, ragamnya sudah bertambah dengan tempat sampah untuk kaca yang ditandai dengan warna hijau. Lalu belakangan ini saya lihat ada tempat sampah baru, khusus untuk sampah organik. Sampah yang terutama berupa sisa makanan ini nantinya dibuat kompos yang digunakan untuk memupuk tanaman kota.

Deretan berbagai tempat sampah di salah satu sudut kota  

Di tiap quartier (semacam RT) disediakan tempat penampungan khusus untuk sampah kaca. Tempat sampah besar yang ditandai dengan warna hijau ini bisa diakses siapa saja. Di sini kita bisa membuang botol, stoples, ... segala kemasan kaca. Sampah kaca tak perlu dicuci bersih, cukup dikosongkan semaksimal mungkin. Tempat sampah ini tak menerima perabot rumah tangga yang terbuat dari porselen, keramik, ataupun kristal. 

Tempat sampah kaca di dekat rumah kami (Foto: Info Tri) 

Tempat penampungan tekstil biasa sekaligus sebagai tempat menyumbang pakaian bekas. Dari sini, pakaian dan kain-kain (juga sepatu) yang terkumpul akan dipilah: yang layak akan disumbangkan ke berbagai asosiasi, yang sudah tak layak akan dimanfaatkan menjadi fungsi lain, didaur ulang, atau dibuang sebagai sampah biasa. Karenanya, diharapkan yang dimasukkan ke kotak biru ini adalah barang yang bersih, kering, dan terbungkus rapat.

Kotak penyumbangan pakaian di dekat rumah kami (Foto: Info Tri)

Sampah Spesial

Di berbagai swalayan sudah disediakan tempat pembuangan khusus untuk baterai, cartridge printer, bohlam, dan alat elektronik kecil. Toko barang elektronik berkewajiban mengambil barang elektronik bekas saat pelanggan membeli yang baru. Obat yang tak lagi digunakan dan juga kemasannya bisa dititipkan ke apotek.

Untuk sampah yang "tak ada tempat sampahnya", masyarakat bisa datang langsung ke tempat pemilahan sampah. Di sana kita bisa membuang dengan aman barang elektronik yang besar, minyak goreng bekas, kasur, atau pecahan tembok, potongan kayu, juga sisa cat dari proses renovasi. 

Petugas pengangkut sampah besar sedang bekerja (Foto: Info Tri)

Bagi masyarakat yang tak memiliki kendaraan untuk mengantar sampah besar ini, pemerintah daerah menyediakan fasilitas penjemputan untuk sampah-sampah yang berukuran besar. Masyarakat tinggal menelepon untuk membuat janji temu, lalu meletakkan kulkas, tempat tidur, lemari, dan sebagainya di depan rumah, di malam hari sebelum paginya diangkut oleh petugas.

Kita bisa mengunjungi pusat pemilahan sampah dan melihat prosesnya dengan membuat janji temu terlebih dahulu!  

Pusat pemilahan sampah yang terbuka untuk umum (Foto: Info Tri)

Iming-iming Hadiah

Dengan adanya sistem yang sudah mapan ini, bukan berarti semua penduduk Prancis memilah sampahnya lho ya! Masih banyak yang kagum heran akan tempat sampah terpisah di rumah saya. Ada yang males ribet, ada yang memang tak tahu bagaimana memilahnya. Ada pula yang merasa ah, apalah kita, secuil yang tak ada artinya. Sayang sekali. Karena dari secuil itulah tersusun yang besar kan!? 

Sudut sampah di rumah kami

Untuk mendorong masyarakat makin melek memilah sampah, ada beberapa iming-iming hadiah yang diberikan. Sistem Cliiink memberi poin kepada mereka yang membuang sampah kaca di tempat pembuangan khusus. Poin ini nantinya bisa ditukar menjadi voucer diskon belanja.

(Foto: Info Tri)

Setiap April, pemerintah daerah tempat tinggal kami menyelenggarakan Triage au Sort. Plesetan dari tirage au sort ini adalah undian berhadiah yang unik: para peminat hanya perlu memasukkan nama dan alamat ke dalam botol plastik transparan dan membuangnya ke tempat sampah khusus untuk plastik.

(Foto: Info Tri)

Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose

Saya lihat sudah ada berbagai bank sampah yang menawarkan jasa pengumpulan dan bahkan penjemputan sampah untuk didaur ulang di Indonesia. Sudah ada beberapa lokasi yang menyediakan tempat pembuangan sampah botol plastik dan memberikan voucer sebagai tanda terima kasihnya. Saat liburan ke Indonesia, kami sendiri biasa memilih sampah secara mandiri sebelum membuangnya ke tempat pengumpulan sampah di lingkungan tempat tinggal kami. Diharapkan ini bisa memudahkan mereka yang bekerja sebagai pemulung juga. 

Koleksi tote bag yang tak perlu dikembangkan

Sistem pengelolaan sampah yang mapan di daerah kami ini tentu saja perlu dana, yang diperoleh dari sistem pajak yang juga sudah tertata. Namun tetap, menolak atau paling tidak mengurangi penggunaan barang non biodegradable sekali pakai adalah langkah yang terbaik. Karena jangan lupa, pendaurulangan sampah membutuhkan sumber daya yang sangat besar. 

Bukan berarti lalu kita pasrah tanpa usaha lho ya. Atau sampai mengundang alien datang untuk menyelamatkan planet kita. Ya kalau mereka mau sekedar tinggal bersama. Kalau ternyata mau mengambil alih bumi dari tangan manusia, gimana tuh? Eh? Hehehe.

Pedoman pemilahan sampah (Foto: Info Tri)

Yuk, lakukan yang kita bisa. Sekecil apapun. Mulai dari diri kita sendiri. Sekarang juga!


Referensi: Info Tri Agglo Cannes Lérins

---

Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April 2024 yang mengangkat tema Bumi dengan host Mamah Sistha dan Mamah Ririn.



Comments

  1. Menarik juga ya pengelolaan sampah di Prancis. Bagus-bagus tempat sampahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di kotaku teh. Blm berani klaim kota lain apakah sama juga. Bisa jadi lebih baik. Eh? Hehehe 😁

      Delete
  2. Salut deh dengan pemilahan sampah di luar negri tuh. Kalau difasilitasi seperti ini enak banget. Apalagi ada hadiah. Aku jadi ingat ada serial tv yang mengundang tukang sampah dari UK apa dimana ya yang biasa di negaranya milah sampaj rapih, diundang ke Indonesia dia pengen marah karena ya gitu deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heits, blm berani klaim negara lain seperti apa. Baru saja pulang dari ibukota sebuah negara di Eropa utara yang terkenal sebagai salah satu negara ternyaman di dunia, ternyata pengelolaan sampahnya masih belum sebagus daerah kami lho! Ceritanya rada patah hati, inih. Hehehe 😁

      Delete
  3. Setuju sekali Mba Alfi. Memulai dari diri sendiri, sekecil apapun. 😍👍🏻
    Aku kagum dengan pengolahan sampah di sana, sudah advance ya Teh, dan warganya pun mau diajak.
    Pelan-pelan optimis negara kita sedang menuju ke sana. Semoga...🤲🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin 🤲 Di negara sekecil Prancis ini saja masih banyak yg blm bisa taat. Pasti perlu proses. Yuk, semangaaattt 🔥

      Delete
  4. Duh jadi malu sendiri nih, baca artikel yang membahas sampah, aku receh banget ya. Teh Alfi, kotanya keren bisa seperti itu. Senang membaca tulisan ini jadi bikin semangat buat pilah-pilah sampah minimal di dapur sendiri.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah