Butet Ujian Nasional Bahasa Prancis Tertulis

Saya sudah beberapa kali cerita kan, bagaimana anak Prancis tidak menghadapi situasi ujian di sekolah sampai di kelas IX!? Itupun suasananya saja: bahwa siswa harus duduk berjarak, tak boleh membuka catatan, hanya membawa alat tulis di meja, ... Karena ujian Brevet tidak ada artinya. Nilainya tidak menentukan kelulusan SMP, dan bukan untuk seleksi masuk SMA. Lebih untuk mengukur kapasitas kurikulum saja.

Program wajib belajar 12 tahun dan sudah mantapnya sistem zonasi untuk sekolah negeri di Prancis membuat setiap anak TK pasti masuk SD, setelah SD pasti masuk SMP, dan siswa SMP dijamin bisa melanjutkan ke SMA. Sekolah negeri. Di zonanya. 

Semua anak akan naik kelas dan lanjut tingkat asal nilai hariannya tak jelek-jelek amat. Asal kelakuannya juga tak buruk-buruk amat. Ya, prilaku siswa sering kali lebih menentukan keberlanjutan pendidikannya.

Ujian yang benar-benar memengaruhi masa depan baru terjadi di akhir SMA. Baccalaureat, atau yang lebih dikenal dengan singkatannya "Bac", adalah salah satu faktor yang menentukan perjalanan selanjutnya. Nilainya diperhatikan dalam seleksi perguruan tinggi, kelulusannya menjadi kriteria dalam penerimaan di berbagai lapangan kerja. Ujian nasional ini diselenggarakan di kelas XII. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Prancis.

Bac Français diujikan di kelas XI. Karena itu disebut Bac Anticipée, ujian antisipasi. Meski diadakan di kelas XI, nilainya nantinya baru dimasukkan ke dalam ijazah akhir, tidak ke dalam rapor kenaikan kelas XI ke kelas XII.

Bac Français diselenggarakan dalam dua tahap: tertulis dan lisan. Soalnya sama, bisa dipilih dari dua jenis: membuat disertasi tentang suatu karya sastra yang bisa dipilih dari yang diberikan di hari ujian atau komentar atas teks yang diberikan di hari-H juga. Tema ujian diundi dari tema-tema yang sudah diberikan sebelumnya. 

Ada empat tema besar yang sudah ditentukan oleh pemerintah setiap tahunnya. Masing-masing ada 3 buku yang bisa dipelajari. Sepanjang tahun siswa membedah bahan yang dipilih oleh guru pengajar di kelas. Guru kelas lain di sekolah yang sama bisa memilih bahan yang berbeda. 

Guru memperkaya bahan tersebut dengan memberikan pilihan buku utuh yang lain, atau ada pula yang hanya penggalan saja. Di samping itu, siswa diharapkan memperkaya bahan dengan menonton adaptasi film, pertunjukan teater, atau buku lain yang berkaitan.

Untuk tahun 2024 ini, tema yang diberikan adalah puisi abad XIX-XXInovel dan cerita dari abad pertengahan hingga abad XXI, teater abad XVII-XXI, serta sastra gagasan abad XVI-XVIII. Tema ini sama, baik untuk siswa-siswi SMU maupun SMK. Yang berbeda adalah bahan bahasan yang ditawarkan. 

Tahun ini Butet kelas XI di SMU. Di sini saya mencatat bahan untuk SMU saja:

  • Untuk puisi abad XIX-XXI ada Cahier de Douai-nya Rimbaud, La Rage de l'Expression-nya Ponge, dan Mes Forêts karya Hélène Dorion, 
  • Untuk novel dan cerita dari abad pertengahan hingga abad XXI ada Manon Lescaut-nya Abbé Prévost, La Peau de Chagrin-nya Balzac, dan Sido suivi de Les Vrilles de la Vigne-nya Colette.
  • Untuk teater abad XVII-XXI ada Le Malade imaginaire-nya Molière, Les Fausses Confidences-nya Marivaux, dan Juste la Fin du Monde-nya Jean-Luc Lagarce.
  • Untuk sastra gagasan abad XVI-XVIII ada Gargantua-nya Rabelais, Les Caractères-nya La Bruyère, dan Déclaration des Droits de la Femme et de la Citoyenne-nya Olympe de Gouges.

Guru bahasa Prancis di kelas Butet yang kebetulan juga wali kelasnya memilih Cahier de DouaiManon Lescaut, Juste la Fin du Monde, dan Déclaration des Droits de la Femme et de la Citoyenne untuk dibahas di kelasnya. 

Dari pilihan pengayaan yang ditawarkan gurunya (lecture cursive), Butet memilih Paroles-nya Jacques Prévert, 1984-nya George Orwell, Incendies-nya Wajdi Mouawad, dan La Femme Gelée-nya Annie Ernaux.

Untuk memperkaya lagi Butet mengambil Alcools-nya Guillaume Apollinaire yang juga masuk ke dalam tawaran pengayaan gurunya dan kebetulan abangnya menggunakannya 6 taun yang lalu, La Peau de Chagrin-nya Balzac, Le Tartuffe-nya Moliére, adaptasi 1984 ke dalam komik oleh Xavier Coste, Une Maison de Poupée-nya Henrik Ibsen, adaptasi Juste la Fin du Monde ke dalam film yang disutradarai Xavier Dolan, dan Kim Jiyoung, née en 1982-nya Cho Nam Joo. 

Jumat 14 Juni ini adalah dijadwalkannya ujian tertulis untuk tahun 2024. Saat saya menulis ini, sudah terlihat dalam berita di internet, soal ujian Bac Français kali ini. Tema yang keluar untuk opsi komentar adalah novel dan cerita dari abad pertengahan hingga abad XXI. Untuk disertasi, tema yang keluar adalah puisi abad XIX-XXI. 

Saat saya menulis ini, masih ada beberapa menit sebelum waktu ujian berakhir. Melihat soal ujian, Butet bisa memilih puisi dengan mengambil subjek Rimbaud yang dipelajarinya di kelas dan jadi bahan ujian saat Bac blanc (semacam pra UN) meski fokusnya beda, atau komentar atas penggalan novel Édouard karya Claire de Duras yang setahu saya tak dikenalnya tetapi tema besarnya banyak dibahas di kelasnya. 

Apapun itu, saya tahu Butet sudah berusaha. Kebetulan saat ini Butet belum sembuh dari tendinitis di jari telunjuknya. Radang tendon yang terjadi karena terlalu intensif menulis, yang obatnya adalah istirahat. Yang jelas itu belum mungkin di musim ujian begini.

Yah, kita lihat saja nanti hasilnya di tanggal 8 Juli. Sambil menunggu ujian lisan yang dijadwalkan bergilir mulai 24 Juni hingga 3 Juli. Kebetulan Butet mendapatkan jadwal 1 Juli

Jadi, meski sudah tak ada kegiatan belajar-mengajar di sekolah lagi, liburan memang belum mulaiii!


Comments

Popular posts from this blog

Investasi untuk Anak

Blogger Curcoler? Yes!

Poulet Rôti du Dimanche