Posts

Showing posts from August, 2024

Single in Seoul dan Love Reset: Dua Film Korea yang Menemani Perjalanan Panjang dalam Pesawat

Image
Tak terasa, sudah masuk minggu terakhir libur pergantian tahun ajaran di Prancis. Sudah hampir tiga minggu juga sejak kami kembali dari liburan di Indonesia. Tak banyak yang bisa saya ceritakan. Boleh dibilang saya baru benar-benar keluar saat ke pameran tentang Charlie Chaplin  di Palais des Festivals. Selain itu hanya ke swalayan, Senin kemarin menemani Butet ke rumah temannya sambil ke kantor pos mengirimkan titipan buku setelah sekian lama dan mampir ke boucherie . Selasa siang ini saya menonton film di bioskop bersama Butet. Tapi itu, nanti saja ceritanya. Sebenarnya masih ada banyak yang bisa saya ceritakan dari liburan ke Indonesia. Bahkan saking banyaknya, bingung mau mulai dari mana. Perlu menyusun isi kepala dulu. Kali ini saya mau mencatat dua film yang saya tonton selama perjalanan pesawat ke dan dari Indonesia. Kebetulan, dua-duanya film Korea. Sebenarnya tak banyak film Korea yang disediakan. Tapi cukup untuk saya yang jarang menemukan film Korea di Prancis. Dan saya rasa

AGGGTM: Serial TV vs Buku

Image
Serial A Good Girl's Guide to Murder , adaptasi dari novel berjudul sama karya Holly Jackson, dirilis di Netflix pada 1 Agustus 2024. Rilis dunia. Namun kami yang saat itu sedang berlibur di Indonesia tak langsung menontonnya. Liburan kami terlalu singkat. Tak ada waktu. Screenshot Netflix France per 23 Agustus 2024 Kami—dalam arti Butet dan saya—mulai menontonnya setelah kembali ke Prancis. Sesudah abangnya kembali ke rantau. Hanya seminggu sesudah rilisnya sih. Dan kami menyelesaikannya dalam satu akhir pekan. Memang hanya 6 episode, dengan 43-51 menit per episodenya. Saya tak mau terlalu membahas ceritanya. Secara garis besar, sejalan dengan bukunya yang sudah sempat saya tulis reviunya . Di sini, saya ingin mencatat beberapa perbedaan antara buku dengan seri. Jadi, awas, tulisan ini  full spoiler yaaa! Perkenalan Pip dan Ravi Di dalam buku, perkenalan Pip dengan Ravi terjadi di bab 1. Pertemuan mereka berlangsung dengan cukup "normal". Normal dalam tanda petik karena

Menengok Perjalanan Musik Pop Indonesia di Tahun 1960-an dalam Pameran Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas

Image
Setelah tahun lalu gagal mengunjungi Galeri Lokananta, akhirnya kami berhasil menyempatkan ke sana di periode liburan musim panas 2024 kemarin. Studio rekaman milik pemerintah Indonesia yang tertua ini belum lama melakukan revitalisasi dan dibuka untuk umum sebagai destinasi cagar budaya musik Indonesia sejak 3 Juni 2023.  Koleksi berbagai alat rekam dan pemutar musik di Ruang 3 yang dindingnya menampilkan proses produksi piringan hitam  (Foto: FR) Menarik, melihat berbagai koleksi bersejarah dan menyimak penjelasan pemandu. Banyak sekali informasi permusikan Indonesia yang tak saya ketahui sebelumnya. Apalagi saat memasuki bagian pameran temporer yang merupakan bagian akhir dari rangkaian kunjungan Galeri Lokananta.  Musik Indonesia Tahun 1960-an Pameran Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas dibuka di Galeri Lokananta sejak 10 Maret 2024. Pameran ini mengajak kita menelusuri perjalanan musik pop Indonesia tahun 1960—1969. Sebuah periode yang sangat dinamik di dunia permusikan Indone

Belanja Buku Liburan 2024

Image
Satu hal yang cukup berarti, yang selalu kami lakukan tiap kali liburan ke Indonesia dan tak sempat sama sekali tahun ini adalah ke Gramedia! Gramedia yang saya maksud adalah toko independennya. Bukan gerai yang ada di mall. Ya, kami memang selalu ke Gramedia di dua kota tujuan utama liburan kami di Indonesia: Bandung dan Solo. Di Bandung, kami biasa ke Gramedia Merdeka. Di Solo, Gramedia Slamet Riyadi, tentunya. Dua tempat itu tidak pernah kami—dalam hal ini terutama saya dan Butet—lewatkan ... sampai liburan musim panas kemarin ini! Di Gramedia Merdeka, sambil menemani saya mencari buku, Butet biasa menemukan alat-alat gambarnya. Perlengkapan lukis bermerek Jepang jauh lebih murah di Indonesia ketimbang di Prancis. Bahkan beberapa merek Prancis pun dijual lebih murah di Indonesia lho! Karenanya, Butet selalu kami minta membuat daftar belanja terlebih dahulu, dan kami batasi pendanaannya. Kalau tidak, bisa kalap dia! Di Gramedia Slamet Riyadi, sambil saya mencari buku juga (!!!), Bute

Susu Moka

Image
Subuh ini kami dibangunkan oleh suara halilintar yang bersahutan, yang sebenarnya sudah mulai jauh sebelum Subuh. Tak putus-putus. Sampai jam 8 pagi lebih. Setelah itu tenang? Tentu tidak, saudara-saudara. Keberisikan disambung dengan suara bor! Rupanya ada perbaikan saluran air (?) di seberang jalan. Padahal hari ini libur nasional: Kenaikan Bunda Maria. Tapi semua itu tak mengganggu kenyenyakan si Butet. Dia tetap tidur pulas selepas salat Subuh, dan baru bangun sekitar pukul 10. Memang, berkat turunnya hujan, udara terasa mendingin. Meski suhu masih lebih tinggi dari normal, dan daerah kami masih dinyatakan siaga kuning ... untuk gelombang suhu panas. Karena jadi ada siaga oranye untuk badai petir! Saya habiskan pagi dengan membaca. Tak lupa rutinitas Duolingo pagi, tentunya. Dan sarapan. Rupanya saya masih menyimpan baumkuchen yang dibeli di Bandung! Masih enak. Bertanggal kedaluarsa 2 Agustus! Hahaha! Kue ini memang salah satu yang wajib dibeli saat di Indonesia. Sebagai bagian ru

Kuliner Kilat 2024

Image
Seminggu sudah berlalu sejak kami kembali ke Prancis. Dan tetiba saya kangen bakpia! Bakpia pathuk isi kacang hijau. Atau kumbu hitam. Nyam! Nggak bawa? Enggak! Kalaupun bawa, seminggu sudah lewat juga. Pasti sudah basi juga kan!? Kami hanya membawa bakpia kukus. Ya, saya setuju: itu sih bukan bakpia! Tapi anak-anak suka. Si Ucok membawa dua kotak untuk dibagi dengan teman-temannya. Butet hanya satu kotak. Masih ada dua potong hari ini. Sudah kedaluarsa sejak 3 hari yang lalu. Masih enak juga, ternyata! Hahaha.   Pada dasarnya, kami biasa sedikit membawa makanan jadi sepulang liburan ke Indonesia.  Dulu-dulu kami rutin bawa abon Solo. Namun belakangan ternyata kami tak mengonsumsinya sebanyak sebelumnya. Kami lebih suka makanan segar. Saya lebih memilih memasak ketimbang makan abon kering. Tahun ini saya tetap membeli abon, tapi lebih untuk oleh-oleh. Tak banyak. Hanya untuk dua teman saja. Dan saya hanya membeli satu bungkus (250 gram) untuk di rumah. Saya tetap membeli kripik paru da

Home Sweet Home 2024

Image
Home sweet home .... Sudah sejak Rabu pagi kami kembali ke Prancis. Tapi rasanya belum bisa bilang kembali ke rutinitas. Karena libur sekolah masih panjang? Masih ada 3 minggu lagi sebelum 2 September? Memang perlu waktu untuk akhirnya merasa kembali di rumah. Tiba berempat Rabu pagi, Jumat pagi sudah kembali ke bandara untuk mengantar si Ucok yang berangkat ke rantaunya. Rabu, kami berempat jelas dalam mode nggak jelas. Kamis mencoba memaksa diri. Jumat saya menyerah pada permintaan badan. Kelelahan sesudah menyetir ke bandara pulang-pergi, ketidaktenangan karena pesawat si Ucok yang terlambat dari Nice padahal transitnya hanya 1,5 jam di Arlanda, ...  Rasanya lepasss saat dia mengabarkan sudah sampai Visby dengan lancar (seperti saat preginya, pesawat Arlanda-Visby adalah pesawat yang sama dengan yang Nice-Arlanda). Dan saya pun sukses tidur sesorean. Bangun hanya untuk salat, lalu tidur lagi. Bahkan menolak makan malam dan baru makan sesudah Isya! Antara lelah dan jetlag bercampur