Pameran Couleurs di Monte Carlo
Iklan tentang pameran khusus Couleurs ! Chefs-d'oeuvre du Centre Pompidou yang diselenggarakan di Grimaldi Forum di Monte Carlo, Monaco sudah kami lihat saat berangkat liburan awal Juli lalu. Kami tak langsung ke sana. Biasaaa ... habis liburan, rekening pasti defisit! Hehehe.
Tiket masuknya sih murah. Tapi kan perlu tiket transportasi tuh! Saya menjanjikan ke Butet untuk pergi sesudah masuk Agustus.
Dengan padatnya agenda, kami baru sempat merencanakan berangkat Jumat lalu. Sayangnya, Butet mengeluh kurang enak badan dari Kamis malam. Akhirnya kami tunda hingga Senin ini.
Meski lebih mepet dengan keberangkatan ke Valenciennes, kami sebenarnya cenderung memilih Senin dengan tambahan pertimbangan akan lebih longgar. Jumat kan boleh dibilang sudah masuk akhir pekan tuh. Pasti makin banyak turis, seperti yang sudah kami lihat di Cannes.
Ternyata ... sama saja!
Kalau soal bus untuk berangkat dari rumah ke stasiun sih sudah biasa. Tapi ternyata di TER (kereta api ragional) juga penuh! Memang TER yang sampai Monaco tidak sebanyak seharusnya. Ada perbaikan rel di jalur Nice—Ventimiglia yang membuat sebagian TER berhenti sampai Nice saja.
Saya pikir, bakal banyak penumpang yang turun di Nice. Dan itu benar. Hanyaaa ... yang naik di Nice lebih banyak lagi! Makin banyak penumpang yang berdiri. Btw alhamdulillah kami mendapat tempat duduk sejak dari Nice. Berdampingan, pula! Tak terpisah-pisah seperti pasangan yang duduk di depan kami.
Kami sampai di Monte Carlo jam 12 siang. Kami sempatkan membeli wrap dulu di warung di stasiun dan makan siang. Awalnya, kami berniat jalan kaki ke Grimaldi Forum. Hanya 1,5 km. Akan lebih ringan dan nyaman dengan dipotong mampir mall untuk mencari makan siang ... di swalayan! Bukan di restoran, jelas! Monaco woiii! Hahaha.
Namun ternyata daerah kami terlanda heat wave sejak Sabtu. Mulanya hanya vigilance jaune. Hari Senin ini meningkat menjadi vigilance orange! Karenanya, rencana jalan kaki di salah satu negara terkecil di dunia itu pun batal.
Halte untuk bus menuju ke Grimaldi Forum terletak pas di seberang pintu atas stasiun. Baru keluar gedung, tak hanya panas yang menerpa, tapi juga pemandangan kemacetan yang tak saya duga! Beruntung bus kami lekas datang. Kami nikmati saja AC di dalam bus sambil tergemas-gemas memikirkan bahwa jalan kaki jelas lebih cepat!
Turun dari bus, kami terkagum melihat bangunan Grimaldi Forum yang unik. Namun kami lekas mencari pintu masuk, tak menyempatkan mengambil foto-foto. Panas! Apalagi sesudah ber-AC di dalam bus.
Harga normal tiket masuk adalah 14€. Gratis untuk di bawah 18 tahun dan pelajar. Butet masuk ke kedua kategori. Saya sendiri mendapatkan diskon dengan menunjukkan tiket kereta api di hari yang sama. Lumayan, saya membayar 11€ saja!
Botol minum dilarang masuk ruang pameran. Ada tempat penitipan gratis yang dijaga. Bukan loker mandiri dengan kunci seperti biasa di museum-museum. Namanya juga ruang konferensi dan pertunjukan, ya!?
Sebelum masuk ruang pameran, kami disambut oleh bapak pemindai tiket yang ramah. Beliau dengan poker face-nya memberi Butet brosur yang ditujukan untuk anak-anak! Saya tak langsung mengerti mengapa Butet tertawa, sampai si bapak memberi saya brosur "normal". Hahaha! Tapi tetap saya otomatis berterima kasih meski nggak langsung ngerti kok!
Di bagian awal pameran ada karya-karya berwarna-warni. Lalu ada dinding kronologi sejarah warna dalam seni, untuk kemudian pengunjung dibawa ke ruang pamer yang dibuat melingkar. Ratusan mahakarya para pelukis disusun melingkar berdasarkan penggolongan warna ala Newton. Aduh, maafkan saya tidak yakin faham istilahnya apa. Color wheel ... roda warna?
Setelah mengitari berbagai warna, masuklah kami ke lingkaran lebih dalam. Di sana dipamerkan berbagai benda dari koleksi museum Georges Pompidou yang lagi-lagi digolongkan berdasarkan warna. Ada ruang untuk setiap warna. Di sampingnya, ada ruang lagi yang berusaha merepresentasikan warna dalam suara dan bau. Menarik, ya!?
Sayangnya, saya tak tahan dengan aroma kuat. Saya biarkan Butet masuk ke ruang-ruang berparfum itu, sementara saya memindai informasi untuk kemudian dibandingkan dengan persepsinya. Selain itu saya mengambil foto barang-barang yang ditampilkan.
Pengambilan foto tidak bisa konsisten karena banyaknya pengunjung. Banyak, tapi sebenarnya masih cukup nyaman. Meski tak senyaman di lingkaran lukisan. Namun Butet malah tidak senang saat di bagian lukisan itu. Pasalnya, dia sempat diingatkan oleh seorang penjaga untuk tidak terlalu dekat dengan karya seni. Padahal dia tidak merasa. Dan saya pun tidak melihat begitu.
Saya ingatkan ke Butet bahwa mungkin dia ingin berkomunikasi saja. Sekedar mengingatkan apalagi saat itu Butet memang sedang mendekat ke lukisan yang dibatasi garis. Nyatanya, memang si bapak saya lihat menegur beberapa pengunjung lain. Cuma memang hanya dia petugas yang seaktif itu. Dan Butet sudah terlanjut bete!
Akibatnya, selesai berkeliling, Butet langsung mengajak keluar saja. Tak mau menggambar seperti yang dia niatkan. Padahal sudah membawa pastel dan buku gambar. Sayang sekali kan!? Tapi sudah 2 jam lebih juga kami berkeliling. Tak terasa.
Kami menyempatkan diri lewat ke toko suvenir yang tidak menarik. Heu. Lalu memutuskan keluar untuk pulang. Rasanya malas sekali jalan-jalan di Monte Carlo di suhu udara yang mencapai 35°C begitu. Mau berhenti di Nice dan berjalan-jalan di mall juga malas, mengingat padatnya penumpang kereta api saat berangkat.
Begitulah akhirnya kami langsung menuju stasiun kereta api untuk pulang. Kami sempatkan melewati Jardin Japonais yang terletak di sebelah Grimaldi Forum dan berada di jalur menuju halte bus. Tak berfoto-foto. Panas!
Beruntung halte bus terletak di daerah teduh. Beruntung kami mendapatkan tempat duduk tak lama sesudah naik bus yang kali ini penuh. Tak terlalu menderita menjalani hampir setengah jam di tengah kemacetan dengan AC bus yang hidup-mati. Sepertinya untuk menghemat energi.
Kereta ke Cannes cukup penuh. Kami mendapatkan tempat duduk di dekat toilet. Tak masalah selama toiletnya berfungsi dengan baik. Tak banyak yang menggunakan juga.
Bus ke rumah tadinya cukup lega saat kami naik di halte sebelum stasiun seusai menyempatkan belanja sebentar. Kami masih mendapatkan tempat duduk di belakang. Bus jadi penuh saat berhenti di stasiun kereta.
Memang kabarnya tahun ini ada ledakan turis di French Riviera. Dan saya menyaksikannya sendiri, baik di Cannes, di Monaco, maupun sepanjang memanfaatkan transportasi umum. Namun kalau belum keluar statistiknya, rasanya kurang mantap ya!? Jangan-jangan perasaan saya saja.
Kalau dipikir-pikir, setelah pandemi dinyatakan usai, memang baru musim panas ini kami tak ke Indonesia. Tiga tahun belakangan, kami tak merasakan puncak libur musim panas di Cannes dan sekitarnya. Jangan-jangan saya membandingkannya dengan situasi biasa saja ya?
Yah, kita tunggu saja statistiknya usai periode libur musim panas ini nanti. Siapa tahu malah bisa jadi bahan pengisi blog ini. Eh? Hehehe.
Comments
Post a Comment