Valenciennes H—1
Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan, sampailah kami di Valenciennes pada pukul setengah 9 malam, sesuai yang dijadwalkan. Rasanya lega melihat asrama Butet dan kemudian sekolah Rubika dari atas kereta menjelang masuk stasiun.
Kota rantau Butet ini terletak di ujung utara Prancis. Berbatasan dengan Belgia. Saat ada teman yang menanyakan berapa jam perjalanan, saya jawab saja bahwa dari Cannes, jaraknya 1100 km.
Memang tak mudah mendefinisikan lama perjalanan ke Valenciennes ini. Dari Cannes kita bisa naik pesawat atau kereta api. Ada bus juga. Tak ada moda transportasi yang bisa membawa kita langsung dari Cannes ke Valenciennes. Rumit! Kecuali kalau mau bermobil sendiri, yang jelas itu tak masuk dalam opsi kami.
Dengan pesawat, kita bisa mengambil penerbangan Nice–Lille yang berdurasi sekitar 1,5 jam. Dari rumah ke bandara Nice sih gampang: halte bus langsung dekat dari rumah dan ada kereta api dari pusat kota yang nantinya disambung dengan tramway ke terminal.
Lille–Valencienne-nya yang rumit. Kita harus ke pusat kota dulu untuk kemudian mengambil kereta regional ke pusat kota Valencienne. Untuk kemudian bersambung lagi dengan tramway ke asrama Butet.
Kalau kami mengambil kereta api, alasan utamanya adalah murah! Hehehe. Maklum, musim panas. Sepertinya ada banyak penduduk utara Prancis yang ke selatan. Dan Lille adalah kota terbesar keempat sesudah Paris, Lyon, dan Marseille. Terbesar di utara Prancis.
Alasan kedua adalah bahwa pesawat yang melayani jalur Nice–Lille hanya Easyjet dan Volotea. Keduanya low cost. Bukan apa-apa. Kami biasa menggunakan Easyjey kok. Namun kami harus membayar ekstra untuk bagasi. Sedangkan untuk yang mau pindahan, tentunya barang bawaannya lebih banyak daripada yang sekedar liburan.
Sesudah membeli tiket kereta api, kami menemukan servis penjemputan bagasi yang diantar ke tujuan! Wah, praktis kan ya!? Servis ini sempat dihentikan beberapa waktu sebelum kembali lagi bulan Juni yang lalu. Pas sekali!
Kami pun memesan untuk dua bagasi. Bayar lagi dong!? Apakah totalnya jadi lebih mahal ketimbang pesawat? Saya rasa tidak, karena memang harga tiket pesawat sedang mahal sekali. Apalagi kalau harus memikirkan "ongkos" angkat-angkat bagasi untuk ke bandara Nice, dari bandara Lille ke pusat kota, naik kereta ke Valencienne, lalu masih harus naik tramway!
Sudah dua koper barang pun, ternyata masing-masing kami masih harus membawa dua tas lagi. Memang meski bagasi kami masing-masing masih jauh dari batas berat yang 25 kg, ada beberapa barang yang kami memilih untuk membawa sendiri. Laptop sih jelas ya. Ada lagi DSLR dan tablet grafis. Tak lupa baju ganti. Karena kedua koper baru bisa diantar hari Senin. Mengingat Jumat adalah libur nasional, Sabtu dianggap hari kejepit!
Untuk kereta api, ada beberapa pilihan jalur yang bisa dipilih. Karena ya! tidak ada kereta api langsung dari Cannes ke Valenciennes! Harus menyambung!
Seorang teman menyarankan jalur Cannes–Marseille, Marseille–Lille, lalu Lille–Valenciennes. Lebih murah, tapi lebih panjang juga karena hanya Marseille–Lille yang dilayani dengan kereta cepat TGV. Selain itu hanya kereta regional biasa: tanpa nomor tempat duduk.
Kami memilih jalur Cannes–Paris disambung dengan Paris–Valenciennes yang keduanya dilayani TGV. Masalahnyaaa ... di Paris kami harus berganti stasiun: turun di Gare de Lyon, naik lagi di Gare du Nord! Ada RER D yang menghubungkan kedua stasiun dalam waktu 8 menit. Dengan alokasi 1 jam 10 menit, aman lah ya!? ... Mustinya!
Pada kenyataannya TGV sampai di Paris dengan keterlambatan 20 menit! Kami tinggal memiliki waktu 40 menit untuk mencari jalur RER D di Gare de Lyon, 8 menit perjalanan, lalu mencari jalur TGV ke Valenciennes di Gare du Nord! Dengan masing-masing membawa dua tas bawaan. Bahkan akhirnya tiga untuk Butet karena tablet grafisnya terlalu besar untuk masuk ke tas yang lain sehingga harus ditenteng di satu tote bag khusus!
Ada episode berjalan menembus keramaian karena gerbong kami ada di belakang. Ada episode RER berhenti di tengah jalan selama beberapa menit, entah untuk apa. Lalu ternyata gerbong TGV kami ada jauh di depan! Singkatnya, baru saja duduk, terdengar pengumuman keberangkatan kereta!
Berbeda dengan TGV dari Cannes yang penuh, TGV ke Valenciennes relatif kosong. Kebetulan. Kami ingin bernafas dengan tenang juga. Sambil menikmati pemandangan Prancis utara dengan kincir angin pembangkit listriknya.
Sayang sekali tak ada servis restorasi di TGV kedua ini. Padahal persediaan air kami sudah hampir habis. Mana lelah, kepanasan, dan ngos-ngosan pula!
Karenanya, saat sampai di hotel—sesudah berjalan kaki 1,2 km masih dengan berbagai barang bawaan—dan harus menunggu resepsionis yang lama sekali—sudah berkali-kali kami bel sampai akhirnya harus menelepon!, rasanya sudah tak mampu marah. Kami ambil kunci kamar dan minuman selamat datang, lalu langsung ke kamar. Malas beramah-tamah atau bahkan meminta peta kota!
Kami makan malam dengan menggunakan pesan antar. Setelah salat kami langsung istirahat. Besok tak bisa bermalas-malasan karena ada janji état de lieu jam 10 pagi.
Sesudah itu?
Entahlah. Mungkin belanja perlengkapan kamar asrama? Atau melihat-lihat kota yang saat kami tiba belum jam 9 tadi sudah tampak sepi? Kita lihat saja.
Bonne nuit!
Comments
Post a Comment