La Rentrée 2023

Hari ini tahun ajaran 2023-2024 di Prancis dimulai. La Rentrée! Anak-anak dari maternelle (PAUD) hingga lycée (SMA) kembali lagi ke sekolah. Termasuk juga si Butet. Kalau mahasiswa sih kebanyakan masih lebih lambat, atau lebih cepat seperti si Ucok yang sudah mulai kuliah sejak Senin seminggu yang lalu.

Untuk pertama kalinya, seingat saya, Butet berangkat hari pertama sekolah sendirian.

Sekali lagi seingat saya, saya selalu mengantarnya di hari pertama. Tidak seperti si Ucok yang pernah diantar oleh papanya karena hari pertama masuk sekolahnya bebarengan dengan si Butet. Bagi-bagi tugas lah. Dan saya selalu kebagian mengantar Butet.

Abangnya sih lebih cepat la rentrée sendirian. Lagi-lagi seingat saya, sejak masih college. Rasanya selain saat 6e (tahun pertama college, setara dengan kelas 6 SD) yang saya antar dengan adiknya karena si Butet baru masuk keesokan harinya, dia sudah ke sekolah sendiri. Karena toh tak ada gunanya juga diantar selain di 6e yang masih bingung-bingung itu. 

Anak-anak sudah tahu harus masuk dari mana. Mereka masuk ke gerbang sekolah sendiri, mencari daftar kelasnya sendiri, lalu pergi ke kelasnya sendiri. Bersama teman-temannya lah. Lebih asyik juga.

Butet pun sebenarnya demikian. Kalau pun mengantar, paling saya drop saja di depan sekolah. Tanpa perlu didampingi, dia langsung bergabung dengan teman-temannya, atau masuk ke sekolah sendiri.

Hari ini saya tak bisa mengantarnya karena lutut saya sedang kambuh. Kali ini sakitnya agak lama. Salah sendiri. Memang saya tak memaksakan diri istirahat juga. Nggak tega melihat rumah masih saja berantakan sejak pulang liburan, nggak tega dengan rekening yang kosong untuk jajan makanan melulu, ... Ah, padahal saya sudah berencana berbelanja daging halal sepulang mengantar Butet. Selain belanjaan lebih banyak dan beragam, berbelanja sendiri juga menghemat biaya pengantaran Uber.

Lutut saya kambuh sehari sesudah menonton kembang api. Sudah lama kan!? Sudah seminggu lebih. Tapi tetap saja saya paksakan untuk ke kota memperbarui kartu bus Butet Kamis lalu. Untung Butet memaklumi dan tidak mendesak untuk jalan-jalan di kota dan langsung pulang saja. Kebetulan bus untuk pulang pas datang saat kami selesai urusan.

Euh, kami tak langsung pulang deng. Kami sempatkan ke optik mengambil kacamata yang seharusnya sudah bisa diambil sejak dua bulan sebelumnya. Kok ya baru siap saat saya sudah sampai Jakarta. Kacamata gelap, bonus gratisan dari membuat kacamata progresif yang lalu. Hanya mengganti dengan lensa minimalis ke frame yang sudah saya miliki bertahun-tahun sebelumnya karena minus saya meningkat itu.

Setelah ke optik, kami ke swalayan. Membeli makan malam (karena kami pulang sudah menjelang jam 7 dan saya belum sempat masak sama sekali sebelum pergi) dan sarapan untuk Butet. Tak jauh. Hanya 300 meter saja dari rumah. Tapi mungkin itu membuat masa penyembuhan lutut yang biasanya maksimal seminggu jadi bertambah panjang.

Jadilah sampai hari ini lutut saya belum bisa diluruskan secara sempurna. Tak beranilah saya menyetir dengan kondisi kaki seperti ini. Tak mau, saya membahayakan Butet dan orang lain.

Butet berangkat naik bus. Keluar dari rumah jam 9.15an untuk janjian jam 9.30an dengan teman-temannya sebelum jadwal masuk sekolah jam 10 pagi. Hanya dua jam saja. Jam 12 sudah pulang. Memang hanya pembagian kelas saja. Buku pegangan sudah dijadikan digital sejak masuk tingkat SMA.

Saat cerita ke seorang teman bahwa hari ini saya tak bisa mengantar Butet ke la rentrée, dia berkomentar tenang saja, semua akan baik-baik saja.

Saya pun menjawab bahwa bukan itu masalahnya. Masalahnya bahwa sayanya sendiri yang mellow saja.


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah