Menonton Konser G(I)-dle di Brussel

Menonton konser KPop? 

Bukan ... bukan saya! Si Butet tuh....

Ceritanya dimulai sejak ... hmmm, kapan ya? Akhir Mei atau awal Juni, gitu. Saat itu diumumkan kalau world tour-nya G(I)-dle akan melewati Eropa juga. Setelah sebelumnya hanya Asia dan Amerika saja. Butet memang ngefans grup satu ini.

Kok yakin ngefans? Nggak hanya suka-suka biasa saja? Sama sukanya dengan grup KPop lain?

Kalau dilihat dari album yang dibelinya pertama kali memang bukan G(I)-dle. Saat mendapatkan kesempatan belanja album KPop—di Prancis tak mudah mengakses barang-barang yang berhubungan dengan KPop—, Butet membeli album Ive dan Lesserafim. Dia membelinya Oktober lalu di sebuah toko di Paris 13, spesialis KPop. Beli dengan uang pemberian eyang-eyangnya saat liburan musim panas di Indonesia tahun lalu.

Album G(I)-dle baru didapatkannya belakangan. Hadiah ulang tahun. Butet sudah suka grup ini, sebenarnya. Namun agak kecewa dengan keluarnya salah satu membernya, Soojin, karena kasus perundungan, yang menurutnya tidak adil sama sekali.

Tetap saja akhirnya Butet luluh meminta album I Love karena menurutnya grup ini spesial.

Spesialnya gimana? Googling sendiri saja ya. Atau tanya langsung sama Butet! Hehehe.

Yang jelas, Butet ngefans. Dia sampai memilih lagu Nxde untuk sebagai bahan presentasi. Saat itu guru bahasa Inggris section européenne-nya meminta para siswa menyusun presentasi bebas. Butet berhasil memengaruhi timnya untuk mengulas lagu Nxde. Entah apa berhasil membuat teman-temannya ngefans G(I)-dle juga, yang jelas katanya sih gurunya suka dengan presentas mereka.

Saat diumumkannya konser G(I)-dle di Eropa itu, yang pertama kami lihat tentu saja Paris. Namun ke Paris tanggal di hari sekolah jelas bukan pilihan. Apalagi jelas tak mungkin datang dan pergi dalam sehari saja kan!? Minimal bolos dua hari.

Konser di Brussel merupakan alternatif yang menarik. Dijadwalkan Sabtu malam, kalaupun harus bolos, cukup sehari saja. Sedapat mungkin jangan bolos lah ya!

Tentu, kami tidak menyetujui permintaan Butet begitu saja. Ada banyak pertimbangan. Terutama finansial. Mengingat kami sudah memutuskan ke Indonesia musim panas kemarin itu. Menonton konser tidak hanya mengenai tiket masuknya, tapi juga transport dan akomodasi ke Brussels, kan!?

Eh tapi kok ya pas diumumkan adanya konser di Brussel itu, pas banget keluar rapor trimester ketiganya Butet. Yang di situ, dia meraih predikat excellence!Lalu ada teman sekolahnya yang juga berminat menonton. Jadi Butet tak akan sendirian.

Kali ini papanya yang luluh. Sebagai hadiah atas presntasinya, kami perbolehkan dia pergi ke konser. Yang artinya, bersedia membayari juga lah ya! Bahkan menyarankan Butet untuk membeli tiket kategori Golden Seats dengan tempat duduk bernomor di tribun. Agar nyaman menonton. Karena belum tentu berkesempatan menonton lagi di kemudian hari.

Penjualan tiket dibuka tanggal 21 Juni. Butet sudah libur. Dari jam 9 pagi dia sudah bersiap di depan komputer. Sudah login dengan akun yang dibuatnya beberapa hari sebelumnya. Tepat jam 10 tiket box dibuka! Dan saya pun baru memahami yang namanya ticket war!

Interface pembelian tiket tidak cukup user friendly. Perlu beberapa kali memasukkan spesifikasi untuk mendapatkan tiket yang diinginkan. Namun Butet iseng, ingin mencari tempat duduk yang lebih nyaman. Karena di situ, pembeli ternyata tak bisa memilih kursi, hanya bisa menentukan kategorinya saja. Bahkan tak bisa memilih bloknya!

Saat mencoba lagi, ternyata malah mendapat tempat duduk lebih belakang. Coba lagi. Lah, kok dinyatakan tiket sudah habis! Waduh!!! Secepat itukah? Panik jelas menerpa. Tapi kami yakin tiket masih ada. Hari kerja ini. Dan tidak semua sekolah sudah memasuki masa liburan!

Kami coba lagi. Sempat dengan menggunakan window yang berbeda. Tanpa login. Yah, kali-kali saja kan!? Dan berhasil mendapatkan tempat ... seperti tempat yang pertama!

Yah, sudahlah. Beli saja sebelum malah tak ada lagi. Sudah cukup enak juga posisinya, kalau dilihat dari perkiraan penempatannya. Apalagi mendengar teman Butet sudah mendapatkan tiket juga.

Kami selesaikan semua dan membayar. Heu, kok langsung ke halaman depan? Tak ada halaman konfirmasi? Dalam akun tak ada pembelian. Cek mail pun tak ada. Panik lagi!!!

Kami menunggu beberapa saat. Mungkin perlu waktu untuk update akun? Perlu waktu untuk kirim mail konfirmasi? Yang jelas kami tak bisa mengecek dari akun bank. Update bank di Prancis suka lambat, dan jelas tidak instan!

Sambil menunggu, Butet melihat-lihat pembelian tiket. Lah? Tempat duduk yang dibelinya masih sempat muncul lagi!!! Sepertinya kami memang gagal beli. Padahal yakin, sebelumnya masih belum melampaui batas waktu pembelian yang tercantum di bagian atas website. Yang jelas Butet juga bersiap, kalau semisal memang gagal, dan saat beli lagi tak mendapat kategori yang diinginkannya.

Entah berapa lama kami menunggu, sampai kemudian memantapkan diri untuk mencoba membeli lagi. Kalau ternyata dobel, kami mau mengontak dan minta ganti rugi. Atau jual lagi saja salah satunya. Pasti banyak peminatnya. Dan memang beberapa hari kemudian kami dapati bahwa tiket sold out. 

Saat mencoba beli lagi, ternyata kami mendapatkan tempat duduk yang sama. Fix! Pembelian sebelumnya pasti gagal. Dan kali ini, sesudah membayar, langsung tampak layar konfirmasi. Kami juga langsung mendapatkan email. Dalam akunpun sudah terlihat tiket yang dibeli. Legaaa ....

Demikianlah 16 September kemarin Butet menonton konser KPop pertamanya. Senang. Tempat duduknya nyaman meski kamera teleponnya tak mampu membuat foto ataupun video dengan baik. Puas. Meski mengeluh sakit telinga. Bukan karena sound system gedung yang memang sudah dikenal kurang bagus, tapi karena teriakan-teriakan fans! Hahaha.

Untuk pertama kalinya juga Butet melakukan perjalanan berdua saja dengan papanya. Karena pergi Sabtu siang dan pulang Minggu siang, saya merasa sayang akan biaya transportasi yang jelas tak bisa diabaikan. Belum lagi memesan kamar triple tidak semudah kamar double. Dan jauh lebih mahal!


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah