Yang Hilang dari Masa Liburan

Kembali ke rumah artinya kembali ke rutinitas. Meski masih dalam masa libur sekolah, aktivitas harian rumah tangga tak ikut libur juga kan!? Hanya anak sekolah yang libur. Hanya Butet yang belum kembali ke rutinitasnya. Papanya tetap bekerja, abangnya tetap kuliah di perantauan sana.

Kalau ada yang saya hilang dari usainya perjalanan ke Paris kali ini adalah aktivitas fisik. Selama "liburan" kemarin, saya banyak sekali berjalan kaki. Aplikasi kesehatan saya bahagia sekali. Jalur jantungnya berputar lebih dari sekali tiap harinya.

Bagaimana tidak? Lokasi workshop Butet saja sudah 1,1 km dari hotel. Saya dengan senang hati mengantar jemputnya setiap hari. Itu saja udah 4 km kan!? Belum kalau harus mampir swalayan untuk berbelanja.

Saat Butet workshop seharian, tentu saya tak di rumah saja. Saya manfaatkan waktu untuk jalan-jalan. Bertemu teman, misalnya. Kapan lagi bisa menjumpai mereka yang tinggal di Paris dan sekitarnya? Dan kemarin, saya berhasil bertemu dengan dua teman yang selama ini hanya saya kenal daring saja.

Hari Senin saya masih ke lokasi workshop saat jam makan siang. Pasalnya kami belum yakin apakah Butet benar-benar bisa makan siang di sana. Saya menunggu kabarnya di luar, dan pergi saat menerima kabar kalau Butet makan di tempat.

Hari itu hujan. Repot juga untuk makan di luar. Sedangkan waktu satu jam istirahat terlalu mepet untuk makan di restoran. Fastfood yang ada di sekitar sana kecil-kecil, tak ada tempat makan di dalam ruangan.

Dalam perjalanan pulang, hujan turun deras sekali. Beruntung saya menemukan Subway yang cukup sepi. Saya duduk makan santai lalu membaca buku sejenak sambil menunggu hujan reda.

Beruntung Selasa cerah sekali. Saya berniat ke Perpustakaan Nasional François Mitterand yang terletak 2 km dari hotel. Jalan kaki, tentu saja! Baru beberapa ratus meter, suami menelepon. Kartu kreditnya ketinggalan. Dia memilih menyusul, ikut saya ke perpustakaan. Mau kerja daring saja di daerah perpustakaan karena mengejar waktu visio conference.

Selama suami visio conference, saya jalan-jalan di sekitaran, menyeberangi sungai Seine, lalu duduk di tangga depan perpustakaan membaca buku. Cuaca cerah membuat saya urung masuk perpustakaan. Mau menikmati hangatnya matahari saja.

Saya ikut kembali ke hotel. Tidak jadi menghabiskan waktu di perpustakaan sampai saatnya menjemput Butet. Jarak jalan saya, dengan kembali ke hotel dulu, jadi bertambah 1 km. Lumayan kan!?

Rabu dan Kamis saatnya janjian ketemuan dengan teman-teman. Rabu dimulai dengan makan siang di restoran Malaysia, lalu lanjut ke Jardins des Plantes. Kamis makan siang di restoran Indonesia, jalan-jalan ke boulevard Hausmann, lalu saya jalan sendiri ke Masjid Besar Paris. Keduanya diakhiri dengan menjemput Butet dan jalan ke hotel. Jangan lupa bahwa di setiap perjalanan ada prosedur jalan kaki ke stasiun metro dan mencari jalur metronya!

Jumat saya jalan-jalan di sekitar hotel saja. Dimulai dari Manufacture Gobelin yang sedang ada pameran Les Aliénés du Mobilier national, le retour !, lalu lanjut jalan-jalan di sekitarnya. Arrondissement 13 sepertinya nyaman. Membuat saya berubah pikiran bahwa hidup di kota Paris itu pasti ribet.

Sabtu, sesuai rencana, seusai check out hotel dan menitipkan bagasi kami ke Fondation Louis Vuitton. Ada pameran khusus untuk pelukis Mark Rothko yang sedang berlangsung di sana. Pelukis yang sempat membuat Butet patah hati karena lukisannya batal datang ke museum Bonnard di Le Cannet beberapa waktu yang lalu. Bahagianya si Butet menemukan ??? dipamerkan di Paris. Tapi kok malah lupa berfoto di depannya!

Usai kunjungan dan masih ada waktu, kami mampir ke Fnac di Champs Elysée. Ada banyak sekali turis di sepanjang jalan. Padahal hujan!

Butet membeli album New Jeans dengan uang sakunya. Tak mau mencarinya di toko khusus KPop tempatnya belanja tahun lalu. Padahal hanya 1 km dari hotel tempat kami menginap kali ini.

Lumayan kan, statistik aktivitas fisik saya seminggu kemarin!? Sayangnya aplikasi tak bisa menampilkan statistik dari hari Minggu tanggal 22 (atau mungkin sayanya saja yang gaptek). Di hari pertama tiba di Paris itu, kami jalan kaki banyak sekali. Dari hotel ke lokasi workshop, lanjut ke Jardin des Plantes, lalu mengunjungi Menagerie (semacam kebun binatang mini). Kunjungan itu tak direncanakan. Tak urung kami menghabiskan tiga jam lebih di sana!

Dilanjutkan jalur kembali ke hotelnya, tentunya. Lalu saat keluar mencari makan malam yang tidak mudah akibat rencana makan di mall gagal karena mall tutup jam 7 malam di hari Minggu. Dan hari itu, data jalan kaki kami sama untuk bertiga. Tidak saya sendiri saja seperti hari-hari lainnya.

Sekarang masalahnya adalah bagaimana kelanjutannya? Apakah saya mampu mempertahankan statistik yang sangat bagus itu? Paling tidak setengahnya?

Yang jelas kemarin saja, jalan kaki saya sudah merosot jauh. Alasannya baru sampai rumah. Memang lelah sih, tak bisa tidur nyaman di dalam kereta. Lalu sibuk urusan rumah. Padahal baru masak saja.

Hari ini mulai urusan pakaian kotor. Sepertinya jadi alasan lain untuk menunda bergerak. Apalagi hari ini hujan. Vigilance jaune, pula!

Apakah memang aktivitas rumah tangga itu menghambat aktivitas berolah raga?

Ataukah ini kemalasan alasan saya saja?

Tak usah dijawab eksplisit. Saya sudah tau jawabannya kok!

Hahaha ...

Payaaah ... payaaah ... .


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah