Hej Då Visby, Terve Helsinki!

Jumat pagi, saya dibangunkan oleh deritan jendela. Baru ingat bahwa malam sebelumnya sempat membuka jendela untuk mengambil foto langit malam yang merah, dan lupa mengunci rapat. Awalnya menahan diri untuk tak bangun. Lama-lama tidak tahan juga. Apalagi langit sudah cukup terang. 

Oh ya. Saya baru menyadari bahwa jadwal Subuh menurut Masjid Visby yang ditampilkan oleh aplikasi Mawaqit, tidak berubah selama kami di Visby. Dan saat iseng cek, ternyata Subuh pukul 4.05 itu berlaku praktis sepanjang musim panas, dari 7 April hingga 6 September. Dan itu dekat sekali dengan terbitnya matahari. Sepertinya untuk memudahkan umat Islam di Visby dalam beribadah.

Bref, ternyata hujan deras di Visby Jumat pagi tadi. Saya sudah pasrah kalau rencana jalan keliling kota jadi batal. Paksu sudah berencana memanggil taksi saja kalau tak ada perbaikan cuaca. Terminal bus tak jauh. Namun jalannya menanjak dan kami ada koper besar.

Menjelang jam 9 pagi, hujan mereda. Paksu ingin mengecek medan sambil mencari kopi. Memang kekurangan dari apartemen tempat kami menginap adalah tak adanya mesin pembuat espresso. Selain bahwa tak ada gorden di jendela!

Saya mengingatkan Butet untuk bersiap. Kalau hujan reda, saya tawari dia untuk ikut jalan-jalan sejenak memenuhi kepenasaran saya akan satu titik tujuan wisata. Kalau tidak, kami harus ke pusat perbelanjaan untuk membeli jaket idaman yang sudah di-acc papanya.

Paksu pulang dengan laporan bahwa hujan sudah kecil saja. Saya lihat mulai banyak turis di jalanan. Saya pun membiarkan Butet bersiap dengan santai, tak perlu buru-buru. Tempat yang saya ingin saya tuju dekat saja. Hanya perlu setengah jam untuk ke sana, mengambil beberapa foto, dan kembali lagi sebelum saatnya check out jam 11 pagi.

Saya dan Butet berangkat jam 10.15-an. Jalanan yang basah masih cukup sepi. Dan Fiskargränd kosong!

Lorong kecil itu tampak indah sekali. Berbeda dengan 4 tahun yang lalu di mana mawar-mawar sudah berguguran, kali ini warna-warni menghiasi. Meski beberapa kelopak berguguran karena hujan, bunga-bunga terlihat segar dengan titik-titik air yang masih menempel. 

Dan saya pun puas. Tak menyesal "ngeyel" mau pergi bahkan sendiri kalau Butet malas keluar. Bersyukur hujan reda dan memberi saya kesempatan memuaskan kepenasaran. Meski tak tercapai keinginan mengunjungi kebun raya yang pasti juga sangat indah dengan mawar-mawarnya.

Kembali ke penginapan, menyelesaikan persiapan barang bawaan, mengecek setiap ruang, dan kami pun check out. Kami berkencan dengan Ucok di area perbelanjaan agar dia tak perlu turun ke pusat kota dan naik lagi. Ada pemberhentian bus bandara di sana. Sekalian kami makan siang dulu. Dan "menjemput" jaket idaman!

Ya! Ucok ikut kami yang melanjutkan jalan-jalan sebelum kembali ke Cannes. Ini alasan lain liburan kami: memanfaatkan kesempatan liburan berempat sebelum si Ucok memasuki dunia kerja. Meski saat ini pun dia sudah bekerja paruh waktu di sebuah studio pembuatan gim secara online. 

Tujuan pertama—ya, ada tujuan lain yang nanti insya Allah akan saya tuliskan juga pada waktunya—kami adalah Helsinki. Pesawat kami dijadwalkan pukul 14.20. Jadwal boarding 13.50. Kami baru mengambil bus pukul 13.01!

Nekat?

Saya pun sempat keder. Namun si Ucok memastikan bahwa itu tidak masalah. Bandara Visby kecil saja. Proses check in bagasi bisa dilakukan otomatis. Kami sudah check in online sebelumnya. Dan yang utama: dari kota hingga bandara hanya memakan waktu 7 menit saja!

Alhamdulillah semua lancar. Belum setengah 2, kami sudah bisa duduk santai di depan pintu keberangkatan. Hanya ada 4 gate di bandara Visby. Lebih sedikit ketimbang bandara Rennes, tapi terlihat jauh lebih hidup meski hanya dengan Espresso House dan duty free yang kecil saja.

Kekederan datang lagi saat pesawat Finnair yang akan membawa kami tiba di gate. Pesawat kecil ATR 72 dengan baling-balingnya! Dengan langit berawan tebal, saya seram membayangkan goncangan saat lepas landas.

Alhamdulillah semua lancar juga. Goncangan ada, tapi tak parah. Dan saat sudah mencapai ketinggian, semua mulus saja. Meski tentu, tak ada pemandangan indah selain hamparan awan.

Saat sudah tiba di Helsinki, saya baru menyadari adanya perbedaan waktu satu jam dengan Cannes! Pantas saja saya mengingat bahwa penerbangan dari jam 14.20 hingga 16.30, kok tadi pilot bilang durasinya hanya 1 jam 15an menit! Hahaha. Payaaah!

Jadi begitulah. Meski kembali ke zone euro setelah di Swedia menggunakan kronor, saat ini kami berada di zona pewaktuan Eropa timur: Eastern Europe Summer Time. EEST yang setara GMT+4. Perbedaan waktu dengan WIB hanya 4 jam saja!

Paksu sudah memesan Uber semalam sebelumnya. Hotel kami yang terletak di pinggiran pusat kota Helsinki, berjarak 20-an km dari bandara. Perjalanan lancar tanpa macet. Kata pak sopir sih karena memang lagi libur musim panas juga. Biasanya macet di jam sibuk pergi dan pulang kerja.

Masuk hotel, istirahat sambil mencari-cari apa yang bisa kami kunjungi dari perjalanan yang hanya dua hari tanpa rencana jelas ini, kami keluar, berniat mencari makan malam di sekitaran hotel saja. Restoran yang kami incar penuh, tak ada tempat. Restoran yang tak jauh dari sana tak menarik, hanya ada burger dan salad dalam menunya. Setelah berjalan menyusuri pelabuhan dan tak menemukan alternatif, kami memutuskan untuk makan di restoran hotel saja.

Sayang sekali ternyata masakan hotel kurang cocok dengan selera kami. Porsinya pun kecil untuk ukuran anak-anak. Saat si Ucok makan dessert, Paksu memesan ... rendang!

Betul, rendang!

Memang Paksu sudah sempat mengusulkan pesan antar rendang saja. Namun saya dan anak-anak lebih ingin keluar mencari makanan khas Finlandia. Paksu mengalah. Eh tapi akhirnya malah tetap pesan juga!

Paksu memesan 3 porsi. Saya sendiri sudah merasa cukup dengan Skagen Toast yang rasanya kalah dengan versi buatan kafe di Bergmancenter kemarin. Paling saya icip-icip saja. Sambil jaga-jaga menghabiskan porsi Butet, kalau-kalau ternyata dia tak suka.

Ternyata lumayan juga meski terlalu asin dan tidak pedas untuk selera kami. Rendang dihidangkan dengan nasi putih dan coleslaw. Butet senang sekali ketemu nasi, dan mengingatkan saya bahwa sudah beberapa hari ini kami tak makan nasi!

Butet menghabiskan nasinya. Masih ada sisa rendang dan coleslaw-nya. Masih ada sisa sedikit rendang di porsi yang saya makan berdua dengan paksu. Si Ucok pun tak berhasil menghabiskan porsinya. Memang cuma dia yang makan full course di restoran hotel sebelumnya, sementara yang lain hanya main course saja.

Sepertinya tubuh kami langsung menyesuaikan dengan pewaktuan Finlandia nih. Jam 11 malam sudah mengantuk berat. Kami bergiliran mandi untuk kemudian salat, dan lalu tidur saja. Bersiap untuk jalan-jalan intensif besok pagi.

Ke mana?

Entahlah.

Semoga cuaca mendukung saja!


Comments

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Perjalanan Bela Bangsa

Foto Kelas