Menjelang Lebaran 1444 H di Marseille

Sampai awal Ramadan, saya masih yakin benar bahwa Idulfitri akan jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023. Saya sampai tak memperhatikan hasil pengumuman perhitungan hisab di Prancis yang sudah biasa ada dari awal perhitungan 1 Ramadan. Pun pengumuman Muhammadiyah di Indonesia. Karenanya, saat pertengahan Ramadan dan mendapati bahwa tanggalan Google Calendar-pun berubah, agak kaget juga.

Untuk Butet, tak masalah. Kebetulan mulai 17 April sudah masuk libur musim semi. Tenang, tak perlu minta izin bolos seperti tahun lalu untuk perayaan keagamaan yang tak ada dalam kategori izinnya sistem pendidikan Prancis. Sekolah yang berbaik hati mencatatkannya ke izin administratif. Kan ke konsulat juga ini! Heu...

Saya sudah meminta suami sejak jauh-jauh hari untuk mengambil libur hari Jumatnya. Untuk perjalanan ke Marseille, tentu saja. Jarak antara Cannes ke Marseille hanya 170 km. Perjalanan memakan waktu 2 jam saja. Kami sudah memutuskan tak mau lagi hectic di pagi hari mengejar transportasi, lalu masih harus lari lagi dari stasiun metro (kereta bawah tanah) ke konsulat yang nanggung kalau harus menunggu bus lagi karena cuma 500 meter jauhnya itu.

Dengan perhitungan kemungkinan majunya 1 Syawal tersebut, saya jadi lega akan keputusan suami untuk mengambil cuti satu minggu penuh. Memang dia masih ada sisa jatah cuti yang harus dihabiskannya sebelum akhir Mei nanti. Yang perlu dipikirkan adalah kapan berangkat dan pulang dari Marseille.

Tadinya, kami berpikir untuk menunggu rukyat dulu. Begitu rukyat diumumkan, baru beli tiket, tergantung tanggal Lebaran. Kami berencana naik bus yang lebih praktis. Lebih murah juga. Apalagi masih ada ancaman pemogokan kereta api. Dan yang memang kemudian terjadi di hari keberangkatan kami.

Namun saya tak tenang. Saya minta suami membeli tiket bus hari Senin. Kalau pun ternyata Idulfitri Sabtu, ya tinggal minta ganti saja. Bayar denda sedikit lebih baik daripada tak kebagian tiket. Apalagi musim liburan begitu. Dan dari pengalaman ke Marseille awal Maret lalu, kalau beli tiket kurang dari 48 jam sebelumnya, harga melambung sampai tiga kali lipatnya!

Setelah membeli tiket, baru saya berpikir; rukyat kan Kamis malam. Tidak mungkin kami menunggunya untuk membeli tiket! Kami sudah harus berada di Marseille saat pengumuman hasil rukyat kalau mau berjaga Idulfitrinya Jumat kan!?

Tepok jidat! Kok ya baru terpikir!

Padahal hotel sudah kami pesan. Untuk Kamis. Kalaupun rukyat memutuskan Idulfitri Sabtu, kami sudah tak bisa membatalkan pesanan hotel juga dong! Hahaha. Payaaah!

Ya sudah, kami niatkan bulat untuk berangkat Kamis. Anggap saja staycation kalau memang Idulfitrinya Sabtu. Staycation yang sebenar-benarnya mengingat kalau Kamis masih puasa, tidak mungkin kami berwisata, kan!?

Jadilah kami berangkat dengan bekal tiket pergi dan pemesanan hotel untuk satu malam saja. Namun saat di jalan, suami beride untuk menambah satu malam lagi. Pulang Sabtu. Yang saya terima dengan senang hati. 

Ibu rumah tangga mana yang tak senang agak jauh dari rumah beberapa saat? Sekeluarga, tentunya! Kalau meninggalkan keluarga sih ya nggak tenang juga!

Saat check-in di hotel, kami langsung menanyakan apakah bisa diperpanjang satu malam di kamar yang sama. Dan alhamduliLlaah bisa! Sampai kamar, suami memesan tiket bus pulang untuk hari Sabtu. Sudah, tenang. Mau lebaran Jumat atau Sabtu tidak masalah. Kami sudah stand by di Marseille!

Kamis sore itu kami berjalan-jalan sedikit saja. Hanya ke toko perlengkapan lukis—yang tak ada di daerah kami—lalu membeli kemeja putih untuk Butet. Saya lupa memintanya membawa baju atasan ekstra. Sekalian aja membeli untuk keperluan sekolahnya. Mumpung! Hihihi.

Jalan-jalan ke daerah yang hanya berjarak 1,5 km itu menyiksa saya. Saya tidak bersepatu yang pas untuk itu. Sengaja memilih sepatu cantik yang tentu saja tak nyaman untuk jalan. Eh, il faut souffrir pour etre belle kan, katanya!? Harus berani menderita kalau mau terlihat cantik! Halah! Hahaha.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, sudah ada pengumuman bahwa 1 Syawal bertepatan dengan 21 April 2023. AlhamduliLlaah. 

Kami berbuka puasa di restoran hotel saja. Lalu segera tidur sesudah Isya. Karena meski sudah di Marseille, tetap saja harus bangun pagi untuk ikut salat Id yang dijadwalkan jam 9 pagi kan!? Tetap tak boleh, dan tak bisa bermalas-malasan seperti hari libur biasa.


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah