Visby Domkyrka: Landmark Kota Abad Pertengahan

Kalau mencari gambar kota Visby, hampir pasti akan terlihat Katedral Visby. Visby Domkyrka, atau lengkapnya Visby Sankta Maria Domkyrka, atau dalam bahasa internasionalnya Visby Saint Mary Cathedral ini menurut saya memang landmark-nya Visby yang paling mengena. 

Kota Visby (Foto: Visit Sweden)

Kota Warisan Dunia

Mungkin saya perlu cerita dulu, di manakah Visby?

Visby adalah kota perantauan Si Ucok, anak sulung saya. Dia mencari sekolah sesuai minatnya, gim, dan menemukan jurusan game design di Universitas Uppsala, di Swedia. Dia sadar betul bahwa kampus untuk jurusan ini tidak berlokasi di kota Uppsala. Departement Game Design Uppsala University berlokasi di Campus Gotland!

Pulau Gotland (Foto: Google Maps)

Gotland adalah sebuah pulau yang berlokasi di Laut Baltik, 100 km di sebelah selatan Stockholm. Untuk ke sana, bisa berpesawat satu jam dari bandara Arlanda, atau empat jam dengan feri dari pelabuhan Nynäshamn. Setelah perjalanan 3 jam berpesawat dari Prancis, tentu ini adalah tambahan perjuangan. Belum lagi, kondisi cuaca yang ekstrem yang kadang membuat perjalanannya menjadi kisah yang cukup menegangkanNamun semua terbayar lunas dengan keindahan lokasinya.

Profil pulaunya membuat kita serasa tak benar-benar di Swedia. Iklimnya lebih bersahabat. Kalem dan nyamannya suasana yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Lokasi kampus di kota Visby, kota terbesar Pulau Gotland, yang di pusatnya yang dibatasi benteng praktis dilarang untuk kendaraan bermotor. Tak heran Ucok betah di sana.

Katedral Visby dari taman Almedalen (Foto: Unesco)

Sejak 1995, Visby dimasukkan dalam salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, yang dicirikan sebagai memiliki "nilai universal yang luar biasa." Kota ini menyimpan reruntuhan gereja abad pertengahan dan dikelilingi benteng yang terpelihara dengan baik, dengan menara-menaranya yang asli dibangun pada tahun 1200-an. 

Visby Domkyrka

Katedral Visby menonjol dengan bentuknya yang tinggi menjulang. Warnanya yang putih, seperti kue tar--heu, yang lagi puasa!--atau istana para putri dalam dongeng, tampak jelas di antara hamparan atap-atap oranye yang pendek. Karena ya: tak ada bangunan tinggi di Visby!

Katedral Visby (Foto: Mitt Visby)

Seperti yang saya sampaikan di awal, Katedral Visby adalah landmark yang paling menonjol untuk saya. Paling menonjol. Karena selain katedral, benteng dan reruntuhan gereja juga bisa menjadi landmark Visby. Terutama misalnya reruntuhan gereja Santa Katarina (S:ta Karins kyrkoruin) yang terletak di Stora Torget sangat mengagumkan dengan lengkungan bergaya gotiknya yang ramping dan tinggi. 

Reruntuhan gereja Santa Katarina (Foto: Mitt Visby)

Pada mulanya, Katedral Visby ini pertama kali dibangun pada tahun 1170 sebagai gereja untuk para pedagang Jerman. Gereja ini menjadi katedral pada tahun 1572 ketika Keuskupan Visby dibentuk. Katedral ini adalah satu-satunya gereja abad pertengahan yang masih terjaga dan tidak menjadi reruntuhan. Dengan beberapa renovasi, tentunya!

Katedral Visby (Foto: Google Maps)

Saya tak mau membahas tentang sejarah. Karena saya tak bisa juga. Lagipula, bisa di-googling saja lah! Hihihihi.

Kiki Delivery Service

Saat ke Visby, di musim panas 2021 yang lalu, kami ke daerah katedral dua kali. Pertama bertiga dengan Butet dan papanya, lalu ke sana lagi bersama si Ucok, si tuan rumah yang langsung berpisah setelah turun bus airport sesampainya di kota karena sibuk dengan segala urusan kemahasiswaan, dan hanya bisa kembali kami temui di hari terakhir kami di kota perantauannya itu.

Kami tidak masuk ke dalam katedral. Kebetulan tiap kali ke sana pas selalu ada acara. Entah misa, pembabtisan, pernikahan, atau yang berkaitan dengan Medieval Week yang memang sedang berlangsung saat itu.

Pasar Festival Medieval (Foto: Medeltidsveckan pa Gotland)

Lalu kenapa sampai dua kali ke sana? Karena pemandangan indah dari bukit di belakang katedral!

Awalnya ragu menaiki tangga menanjak di bagian samping katedral. Apalagi saat pertama ke sana, hujan datang dan pergi. Kami yang kurang persiapan, perlu ke daerah pertokoan di luar benteng untuk membeli jas hujan. Namun kami tergoda oleh orang-orang yang berkumpul di atas berfoto-foto. Dan tidak rugi!

Pemandangan kota Visby dengan reruntuhan Gereja Santa Katarina di kejauhan, diambil dari bukit di belakang Katedral

Dari atas bukit, pemandangan luas tak terbatas. Atap-atap oranye, reruntuhan gereja, menara benteng hingga laut Baltik membuat menahan nafas. Lalu mensyukuri betapa sempurnanya mata ciptaan Allah. Kamera disetting segimana pun tak bisa menangkap keindahan yang sesungguhnya. Ya, meski sadar betul keterbatasan penyettingnya juga laaah.

"Seperti kartun Ghibli ya?" Komentar suami langsung saya setujui. Dan sorenya, entah kenapa saya mendapatkan informasi bahwa memang Visby adalah salah satu kota—bersama San Francisco, Stockholm, dan berbagai kota di Eropa—yang menginspirasi Miyazaki Hayao dalam pembuatan setting Koriko, kota perantauan Kiki si Penyihir dalam film Kiki's Delivery Service (魔女の宅急便, Majo no takkyūbin)!

Kota Koriko yang terinspirasi Visby dengan benteng abad pertengahannya (Foto: Ghibli)

Padahal saya biasa mencari informasi mengenai buku yang berkaitan dengan kota tujuan wisata. Lalu membeli buku sebelum pergi untuk menemani perjalanan saya, agar bisa lebih menghayati suasana ceritanya. Harusnya saya memperluas ranah film juga! Dan fakta ini ternyata bahkan menjadi salah satu komoditi pariwisata di Visby; tur mengunjungi berbagai penjuru kota yang mengilhami film!

Kota Visby di balik benteng abad pertengahannya

Karena informasi itu pula kami kembali ke katedral bersama si Ucok. Apalagi hari itu cerah ceria. Kami mengambil jalur yang sedapat mungkin melewati jalur Kiki. Meski jelas tak maksimal, karena waktu terbatas; hari itu kami sudah harus meninggalkan Visby. 

Ingin Kembali

Hmmm. Saya malah jadi tak banyak cerita tentang Katedral Visby-nya sendiri ya? 

Yah, biarkan foto saja yang berbicara. Jelas bagaimana Katedral terlihat dari berbagai penjuru kota kan!? Katedral juga langsung tampak dari kejauhan, dalam feri menuju Visby.

Visby terlihat dari CCTV di pelabuhan (Foto: Webbkameror)

Ya. Kami sudah ke Visby. Namun kami masih ingin ke sana lagi. Masih banyak sudut kota yang belum sempat kami kunjungi. Bukan hanya karena ingin mencari jejak Kiki nih ya. Mungkin untuk masuk katedral dan mengagumi interiornya? Atau saat musim dingin, untuk melihat indahnya kue tar, eh, katedral ditaburi gula halus diselimuti salju?

Visby diselimuti salju (Foto: Visit Sweden)

Belum lagi pulau Gotland kan tidak hanya kota Visby saja. Masih luas. Masih banyak kota lain yang belum sempat kami jelajahi. Kenapa tidak menyeberang ke Fårö, pulau kecil yang terkenal sebagai tempat tinggal sutradara Ingmar Bergman?

Dan tentu saja untuk menengok si Ucok ... kalau dia masih lanjut kuliah di sana setelah insya Allah menyelesaikan Bachelor-nya tahun ini.


---

Tulisan ini disusun dalam rangka kangen pada si Ucok yang baru saja berulang tahun di bulan April ini *heu* dan untuk mengikuti Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April 2023 dengan tema “Landmark Kota (Dalam dan Luar Negeri) yang Sudah atau Ingin Dikunjungi”.






Comments

  1. Masyaallah ... Kota idaman ini. Secara dalam benteng gak ada kendaraan bermotor itu hebat banget!
    Keren banget ...

    Eh itu film kartun ala Ghibli lagi jadi tontonan favorit aku he3 ... setua ini nonton kartun yang menurutku juara.

    Semoga Ucuk segera lulus dan lanjut kuliah di kota manapun yang indah ya teh Alfi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Hatur nuhun teh 🥰

      Memang ini lagi mendorong dia ambil master di tempat lain biar mamanya ada kesempatan jalan2. Eh? Hihihi. Tapi sepertinya betah di Visby 😊

      Delete
  2. Saat membaca kata "Uppsala", langsung omong dhewe kenceng-kenceng, "Lho ini kan kota yang ada temple-nya Norse yang ditunjukkan di serial Viking."
    Eh tapi ternyata itu penamaan saja ya Mba ehehe, lokasinya bukan di Uppsala-nya itself, melainkan di Gotland. Pasti enak lah di situ, dibandingkan dengan dinginnnnnnya area Swedia lainnya.
    Area Skandinavia itu memang idaman banget buat saya. Ya Allah banyak sekali tempat mupeng yang belum kesampaian saya kunjungi.

    Ohya, selamat menuntut ilmu ya Nak Ucok.:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun, tante Uril 🙏

      Uppsala keren juga tuh. Dingin, meski bulan Agustus juga 😁

      Campus Gotland ini ceritanya semacam ITB kampus Cirebon gitu lah teh. Tapi lebih jauh dan beda pulau. Hehehe.

      Delete
  3. Wow aku baru tahu ada jurusan game design di kota ini. Akupun udah nonton Kiki's Delivery service. Memang nuansa kotanya kok khas dan 'ngangenin' gitu. Thanks teh, jadi nambah wawasan baru baca ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu 2019 nyari sekolah, cuma Univ Uppsala satu2nya yg punya bachelor game design berbahasa Inggris teh. Ga tau kl sekarang ya. Kl master sih lbh banyak pilihannya. Makanya waktu itu nanya berkali-kali, yakin mau kuliah di pulau terpencil? Eh, ternyata betah! Da emang enak bener tempatnya juga kl ga mikirin perjalanan ke sananya 😄

      Delete
  4. Jadi pengen ke Visby ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama! Eh? Hihihihi... Dijamin nggak rugi lah! 👍

      Delete
  5. Wah, Ucok jauh sekali yaah sekolahnya. Kalau kata pepatah mencari ilmu sampai ke Cina, kalau ini sampai ke kota Visby. Hehe.
    Nuhun teh Alfi untuk pengetahuan barunya, saya jadi tahu ada kota dan kastil Visby dari sini ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga baru tau soal Visby pas si Ucok mau sekolah ke sana. Terheboh-heboh dan khawatir eh tapi kemauan anaknya sendiri. AlhamduliLlaah kerasan 😇

      Delete
  6. Baru tau kota Visby itu dimana.. Katedral waktu diselimuti salju makin cantik ya. Hebatnya reruntuhan bangunan tua tetep dipelihara dan indah. Terima kasih ceritanya teh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang saya heran, yang tinggal puing-puing juga tetap dijaga. Nggak dipugar juga. Dibiarkan saja. Tapi memang jadi pengetahuan juga sih, tentang bangunan berabad-abad yang lalu begitu...

      Delete
  7. Saya barutau ada kota namanya Visby, di Swedia lagi.

    Cantiik yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas kami ke sana juga turisnya kebanyakan lokal. Paling2 dari negara2 baltik juga...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah