KDrama Black Knight

Kemarin saya menyelesaikan drakor Black Knight (택배기사). Drama ini salah satu dari sedikit yang rilis Netflix Prancisnya bersamaan dengan Netflix di belahan dunia yang lain, 12 Mei 2023 yang lalu.

Tuntas nonton drakor kurang dari seminggu?

Tenaaang. Ini drama pendek kok. Hanya enam episode dengan masing-masing 44-51 menit saja. Jarang-jarang kan, mengingat belakangan, satu episode drakor rata-rata lebih dari satu jam.

Kurir, Sang Kesatria Hitam

Berlatar 40 tahun setelah terjadinya tabrakan meteorit yang mengakibatkan sebagian benua tenggelam. Semenanjung Korea berubah menjadi gurun. Kualitas atmosfer sangat buruk. Dibangunlah Air Core untuk menyuplai oksigen yang dikelola oleh perusahaan swasta Chanmyeong.

Penduduk dibagi dalam tiga kategori dengan QR code: penyintas umum, khusus, dan inti. Masing-masing ditempatkan dalam lokasi yang berbeda, dengan fasilitas yang berbeda pula. Mereka yang tidak masuk dalam kategori manapun disebut pengungsi.

Kehidupan para pengungsi sengsara tanpa fasilitas. Mereka mengandalkan bantuan sosial. Beberapa di antaranya yang muak dengan diskriminasi memilih menjadi pemburu. Mereka melakukan penjarahan jatah oksigen dan keperluan hidup yang disalurkan oleh para kurir.

Tugas kurir untuk mempertahankan keamanan logistik jadi makin sulit karena pemburu ini. Namun orang-orang tetap ingin menjadi kurir, yang kebutuhan hidupnya terjamin. Terutama para pengungsi. Karena menjadi kurir adalah satu-satunya harapan untuk bisa mendapatkan QR code, yang artinya mendapat fasilitas hidup.

Yoon Sa Wol adalah seorang pemuda pengungsi yang ingin menjadi kurir ini. Dia mengagumi 5-8, seorang kurir legendaris. Nasib mempertemukan mereka. 5-8 membimbing Sa Wol saat seleksi kurir.

Dalam perjalanannya, mereka menemukan berbagai rahasia.

Distopia

Saya menontonnya karena ... Kim Woo Bin, salah satunya, tentu saja! Sudah sempat menonton come back-nya di Our Blues yang mengharu biru. Kali ini perannya beda.

Genre distopia juga jelas menarik saya. Sepanjang yang saya tonton—yang tidak banyak, sih—, film dan drama sci-fi Korea relatif tidak mengecewakan. Yang ini pun begitu. Saya suka!

Drama ini pendek saja, tapi itu sudah cukup menceritakan yang perlu diceritakan. Entah jika dibanding webtun dengan judul yang sama karya Lee Yun Kyun yang menginspirasinya. Saya lihat versi Koreanya ada 32 episode dan masih on going. Sampai saat saya menulis ini, baru empat episode yang ditayangkan di webtoon versi bahasa Inggris maupun Indonesia.

Penggambaran bumi dengan atmosfer yang rusak, dampak terhadap kualitas udara, warna langit yang kecoklatan, berpadu pas dengan reruntuhan bangunan yang tak juga dibereskan di lingkungan para pengungsi. Masuk ke daerah umum dengan rumah kotak-kotak seragam, masih nuansa abu-abu dan sepia. Di luar ruangan, semua harus mengenakan masker. Hanya di daerah khusus yang terlindungi kubah raksasa, yang di dalamnya oksigen berlimpah, penduduk tak perlu mengenakan masker di luar ruangan. Di luar ruangan, di dalam kubah!

Tak jelas apa yang dilakukan penduduk selain pengungsi dan kurir. Mungkin hanya militer dan politisi yang cukup diperlihatkan. Yang saya maksud politisi di sini adalah termasuk petinggi Cheonmyeong yang memonopoli penyediaan kebutuhan hidup.

Seperti film-film malapetaka standar, tak diungkap apa yang terjadi di belahan bumi yang lain dan bagaimana hubungan Korea dengan negara lain di dunia. Padahal bencana sudah berlalu 40 tahun, dan komunikasi seluler terlihat sudah baik.

Saya sangat terkesan pada penanganan riasannya. Bukan karena pemerannya tampak kinclong. Justru sebaliknya, semua terlihat natural sesuai perannya. Special mention saya adalah untuk perhatian akan detil bintik-bintik hitam di wajah akibat radiasi matahari.

Untuk Dewasa

Drama aksi ini mengusung tema-tema yang berat. Dari permasalahan lingkungan, diskriminasi, permainan politik, hingga persahabatan dan problem keluarga dilingkupinya. Rahasia, persekongkolan, konspirasi, dan manipulasi mengikat kepenasaran hingga akhir cerita.

Ditaburi aktor dan aktris ternama—heu, paling tidak saya banyak kenal, gitu lho!—drama ini lebih baik ditonton mulai 16 tahun ke atas, sesuai rekomendasi Netflix, karena unsur kekerasannya yang cukup visual.


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi