Berkunjung ke Museum Seni Kontemporer di Nice

Liburan musim panas di Indonesia kemarin, kami banyak mengunjungi museum seni kontemporer. Mulai dari Museum Tumurun di Solo, MACAN di Jakarta, Selasar Sunaryo di Bandung, dan terakhir ke Artjog di Yogyakarta. Dan Rabu 3 Januari 2024, seakan masih bersambung dengan liburan waktu itu, kami mengunjungi MAMAC, Musée d'Art Moderne et d'Art Contemporain.

Tiket Kereta Harian

Museum Seni Modern dan Seni Kontemporer ini terletak di kota Nice, sekitar 40 km dari Cannes. Kami naik kereta api regional ke sana. Memanfaatkan tiket Pass Journée yang untuk penumpang pertama seharga 16 euro dan bisa membawa teman sampai 8 orang dengan biaya 10 euro per tiket. 

Tiket kereta ini bisa digunakan di satu Departement (dalam hal ini untuk saya departement 06) secara bebas sepanjang hari sesuai tanggal. Bisa naik-turun sesuka hati. Tapi sudah lumayan untuk pp Cannes-Nice saja yang harga tiket normal per orangnya sudah 16€80 kan!? Apalagi kalau tak sendirian.

Pemandangan laut dan gunung bersalju yang terlihat dari dalam kereta api

Perjalanan kereta memakan waktu sekitar 40 menit. Sebenarnya kami bisa lanjut naik tramway yang halte berangkatnya tak jauh dari stasiun dan berhentinya dekat museum. Namun kami ada agenda lain. Karenanya kami jalan kaki saja.

Kafe Kucing

Agenda pertama adalah ke toko pernak-pernik KPop. Kami baru tahu keberadaannya saat merencanakan ke MAMAC. Tak mau rugi, lah, ceritanya. Sekalian keliling. Namun ternyata Butet urung memasuki toko MKPop itu. Toko terlihat sepi dan dari luar hanya memajang barang-barang edisi terbatas saja.

Perjalanan kami lanjutkan ke La Ronronnerie, sebuah kafe kucing. Ini juga baru kami temukan keberadaannya. Dan kami beruntung mendapatkan meja terakhir yang sebenarnya untuk 5 tempat duduk itu.

Bagel salmon untuk saya, toast salmon untuk Butet

Hidangan yang disajikan enak dengan harga wajar. Porsinya besar. Kami tak mampu meminta dessert yang sebenarnya pilihannya cukup menggoda.

Hanya ada 4 kucing di sana. Memang kafenya kecil saja. Dan Rabu kemarin itu mereka baru mulai buka setelah libur Natal dan Tahun Baru. Sepertinya para kucing masih ingin bersantai.

Kucing pertama yang terlihat adalah kucing kampung berwarna hitam yang tidur tenang di bantalnya. Kucing kedua, seekor bengal, sempat saya pikir dekorasi saja karena tenang tidur nangkring di atas ranting buatan yang dipasang di bawah plafon kafe. Hihihi.

Kucing ketiga, seekor maine coon, muncul entah dari mana saat kami mulai memesan makanan. Kucing keempat yang merupakan ragdoll hanya menampakkan diri sebentar lalu menghilang. Personil kafe mengatakan kalau yang satu itu memang yang paling kurang suka bergaul.

Semua pengunjung kafe menghormati para kucing. Kami membiarkan mereka beraktivitas. Kami tak mengganggu yang sedang tidur. Hanya mengelus kalau mereka memang mau. Tak mengejar-ngejar. 

Maine coon yang menggemaskan

Dari keempat kucing, hanya si maine coon yang banyak terlihat dan rela dielus. Dia duduk tenang di depan etalase kafe dan membuat pejalan kaki yang lewat berhenti mengaguminya. Si bengal sempat duduk lama di bawah kursi Butet. Dia tak mau disentuh. Saat melewati saya untuk pergi, si kucing menolak dielus dengan cara menunjukkan aspeknya sebagai cairan! Ngerti kan, maksud saya? Hahaha.

Memang kami jadi tak banyak main dengan kucing. Namun seperti kata Butet, makan ditemani kucing-kucing cantik itu saja sudah cukup menyenangkan.

Dua Jam di Museum

Usai makan, baru kami ke MAMAC, tujuan utama kami. Proyek renovasi Taman Paillon sudah terlihat di sepanjang perjalanan. Teater Nice yang berada di kompleks yang sama sudah ditutup sejak beberapa waktu, membuat kami harus menyusuri trotoar sempit menuju pintu masuk MAMAC.

Tampak depan MAMAC

Tiket masuk MAMAC normalnya 10 euros. Gratis untuk mereka yang berusia di bawah 18 tahun dan mahasiswa. Gratis untuk penduduk Nice. Petugas di kasih sempat menanyakan apakah saya tinggal di Nice. Jujur saya katakan saya pembayar pajak di kota tetangga.

Koleksi museum tersebar di 5 lantai. Kami hanya mengunjungi 4 lantai saja. Sudah lelah. Apalagi udara di museum kurang nyaman. Rasanya gerah. Mungkin suhu yang tepat untuk konservasi karya seni di dalamnya ya? Namun kepengapan membuat kami kelelahan dan memutuskan untuk tidak naik ke bagian teras tentu saja sebenarnya merupakan ruang terbuka.

Karya seni di seluas ruangan

Misi Butet untuk menggambar juga gagal. Terlalu banyak pengunjung untuk ngampar di lantai. Tak ada kursi di ruang pamer. Semua diletakkan di lorong-lorong yang menghadap ke kaca besar, yang memperlihatkan pemandangan kota Nice.

Bagaimanapun juga, sudah lebih dari 2 jam kami berkeliling. Seperti biasa, Butet memang sabar membaca satu demi satu keterangan karya-karya di sana. Sementara dia membaca, saya memilih duduk saja. Meski pemandangan yang disajikan dari jendela kaca kebanyakan adalah aktivitas renovasi kota! 

Senja di Nice

Usai dari museum, kami berjalan ke kota. Menikmati pemandangan Taman Paillon saat matahari terbenam. Kami sempat bertemu seorang sahabat di sana. Sebentar saja. Agenda kami masih banyak.

Pemandangan kincir raksasa dari taman

Dan Butet pun masih menambahnya dengan naik kincir raksasa! Sudah lama sekali, katanya. Baiklah. Kebetulan pas langit senja. Pemandangan dari atas sungguh indahnya.

Pemandangan taman dari kincir raksasa

Kami sempat mengelilingi Marché de Noël (Pasar Natal) sebelum melanjutkan perjalanan dengan belanja piama dan kaus kaki seperti sudah direncanakan, mampir mencarikan sesuatu untuk si Ucok yang tak bisa ditemukan, lalu membeli botol air kecil yang sempat kami lihat saat baru tiba di Nice tapi sengaja ditunda sampai saatnya pulang.

Tutup Selama 4 Tahun

Langit sudah gelap saat kami meninggalkan Nice. Kami sampai rumah hampir jam 8 malam.

Kami mengunjungi MAMAC karena selain sudah lama sekali tak ke sana dan ingin mencari objek gambar meski akhirnya tak terlaksana, museum ini akan tutup mulai Senin 8 Januari 2024 untuk renovasi. Kabarnya selama 4 tahun!

Museum yang memang terlihat perlu renovasi

Jadi, kalau mau mengunjunginya, cepat-cepat saja ya. Kalau bisa ke sana Minggu 7 Januari 2024, tiket masuknya gratis untuk semua dan diagendakan ada banyak acara spesial.

Beberapa foto yang saya ambil di MAMAC sempat saya susun sebagai reels di Instagram.

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah