Start 2024

Tahun 2024 tiba. Tahun baru, baik yang merayakan maupun tidak, mau tak mau jadi starting block untuk memperbarui atau membuat niat baru.

Baiklah. Tak boleh mengklaim, kan ya? Saya sendiri saja.

Saya sendiri sudah beberapa kali mencari titik tolak yang pas untuk memulai. Rentrée scolaire alias awal tahun ajaran sekolah adalah salah satunya. Pernah juga mencoba hari ulang tahun. Atau 1 Syawal. Kalau 1 Muharram sih malah nggak (belum?) pernah.

Namun semua gagal. Tumbang di tengah. Paling pedoman tahun ajaran saja yang rada lumayan. Cuma, saat ingin membuat rekap kok rasanya sumbang?

Tulisan di luar blog pribadi, misalnya. Saya membuat agenda mulai awal tahun ajaran baru di bulan September dalam rangka untuk bisa menulis secara periodik. Pas juga mulai September begitu, karena memang berniat menulis tentang sekolah di Prancis. Pas mau membuat rekap, eh kok tulisannya lompat ke tahun berikutnya? Memang dalam kasus ini harusnya rekapnya di batas tahun ajaran juga kayaknya ya?

September kemarin saya juga terpikir mencatat buku apa saja yang sudah dibaca tiap bulannya. Lagi-lagi merasa timpang saat memikirkan untuk merekap nantinya. Apa menunggu September juga? 

Bukannya sudah tercatat di blog A Thousand Readings?

Eits, bedaaa. Yang ada di blog itu hanyalah buku yang sudah tersusun ulasannya. Sedangkan yang ingin saya susun adalah semua buku yang sudah saya baca. Baik yang sudah saya tulis reviunya maupun belum.

Ya, masih ada jarak antara membaca dan mengulas untuk saya. Sebuah PR untuk memperkecil jarak ini. Karena terbukti, saat saya mencoba mencatat buku yang sudah saya baca sepanjang tahun tadi, saya tak ingat kapan menyelesaikan suatu buku. Padahal jelas-jelas ada bukunya, atau ada jejaknya di peminjaman iPusnas. Sayang sekali kan!?

Mungkin memang saya harus membuat catatan selain ulasan di blog itu ya? Sepertinya ini jadi targetan agenda saya tahun 2024 ini. Siapa tau bisa sekalian jadi konten media sosial? Eh? Hehehe.

Ngomong-ngomong soal konten, seperti sudah berlangsung sejak 2018, saya mengikuti 30 Hari Bercerita lagi tahun ini. Yang artinya, akun instagram akan rutin terisi selama bulan Januari.

Cukup ragu mengikuti 30HBC 2024. Takut kehabisan ide. Plus, tahun lalu pun saya--dengan otot menulis yang sudah terlatih oleh KLIP (ciyeee)--sudah merasa kesulitan untuk membatasi tulisan sepanjang 300an kata, sejalan dengan batasan jumlah karakter caption Instagram yang hanya 2200 saja. Di sisi lain, saya pengin nggak rugi. Nulis buat 30HBC sekaligus bisa disetorkan ke KLIP yang untuk Sesi 1 berkuota minimal 300 kata.

Yah, saya anggap ini tantangan tersendiri: menulis terbatas untuk 30HBC, tapi harus bisa memenuhi kuota KLIP. Bisa kah?

Sepertinya agak sulit. Seperti hari ini. Masih ada banyak kata yang perlu ditumpahkan. Karena itulah saya masih menulis di blog, padahal sudah membuat draft untuk HBC hari kedua. Cuma ya kurang rela menggabungkannya dan menyetorkan dalam bentuk godoc. Sedangkan mau dilink di sini, lha wong belum dipostkan! Mau setor besok, takut malah lupa!

Ya sudah lah. Jangan terlalu panjang mikir. Nanti malah nggak selesai-selesai. Ingat berapa draft yang terbengkalai di blog ini entah sejak berapa lama tuh!

Nulis ya nulis saja. Setoran KLIP itu kan penyemangat. Pengingat biar nggak putus nulisnya. Yuk, awal tahun begini, luruskan niatnya lagi. Semangaaattt! 


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah