Film Jepang Silent Rain

Kursus bahasa Jepang mulai lagi 26 September kemarin. Sengaja saya mengulang level 2. Saya merasa belum mampu naik ke level 3, mengingat bagaimana tingginya level rekan-rekan di kelas campuran level 2 dan 3 tahun lalu. Karena itu, jadwal kursus saya tahun ini tetap hari Kamis.

Kamis kemarin adalah pertemuan kedua. Seperti biasa, di awal pelajaran, Sensei meminta kami bercerita mengenai seminggu belakangan. Saya menceritakan tentang menonton film Jepang berjudul Silent Rain di Amazon Prime sehari sebelumnya. Saya hanya mengatakan: 昨日、Amazon Prime で日本の映画を観ました。タイトルは「静かな雨」です。この映画はちょっと悲しいけど、かわいいです。(Kemarin, saya menonton film Jepang di platform Amazon Prime. Judulnya adalah Shizukana Ame. Film ini sedikit sedih, tetapi manis.)

Sebenarnya saya ingin menceritakan panjang-lebar kisah filmnya yang menurut saya menarik sekali. Apa daya, kosa kata saya masih belum cukup. Ya sudah, tulis di sini saja, ya!

Gangguan Memori Jangka Pendek

Bercerita tentang Yukisuke (diperankan oleh Nakano Taiga) yang jatuh hati pada Koyomi (Eto Misa) seorang penjual taiyaki. Yuki membeli taiyaki setiap hari. Dia tak berani mengungkapkan perasaannya.

Suatu hari Koyomi memintanya menemani mencari salah satu pelanggannya. Sebelum berpisah, Yuki memberanikan diri memberikan nomor teleponnya ke Koyomi.

Keesokan harinya ada telepon masuk. Rupanya Koyomi mengalami kecelakaan. Rumah sakit menghubungi catatan nomor telepon di secarik kertas yang diberikan Yuki, malam sebelumnya.

Setelah beberapa hari koma, Koyomi terbangun dengan gangguan memori jangka pendek, di mana dia hanya mengingat hari yang sedang berlangsung dan tak bisa menyimpan memori hari sebelumnya, meski dia bisa mengingat semua yang terjadi sebelum kecelakaan.

Tak adanya keluarga yang bisa mengurusi dan mengkhawatirkan kondisinya, Yuki pun mengajak Koyomi tinggal di rumahnya. Setiap pagi Koyomi bertanya, "Ini rumahmu?" dan mengatakan, "Hujannya sudah berhenti", karena untuk Koyomi, setiap hari adalah keesokan kecelakaannya, sesudah mereka berjalan bersama. Hujan turun di malam itu.

Awalnya Yuki bersabar. Namun lama kelamaan dia lelah. Apalagi saat bertemu dengan bekas pacar Koyomi. Yuki cemburu: mengapa yang mereka lewatkan bersama berdua tak diingat, sedangkan masa pacaran sebelumnya terpatri dalam memori?

Film yang Muram

Film ini beraura sedih. Gambarnya bernuansa abu-abu muram. Musim dingin—sesudah tahun baru? karena ada adegan yang jelas-jelas di Februari. Pakaian yang dikenakan cenderung hitam dan abu-abu. Hanya ada rekan kerja Yuki yang cukup berwarna, yang memberi kado syal berwarna ke profesor mereka.

Kondisi Yuki yang cacat juga membuat suasana terasa berat. Jalannya yang pelan dengan menyeret kaki kirinya, wajahnya yang serius tanpa senyum, rutinitas paginya yang monoton, ... membuat saya sempat takut bahwa profesor dan rekan kerjanya tidak baik padanya.

Sebelum terjadinya kecelakaan, saya tidak menangkap Koyomi mengistimewakan Yuki dibanding ke pembeli taiyaki lainnya. Saat dia melayangkan ciuman ke kening Yuki di malam kecelakaannya, saya sempat bertanya-tanya apakah itu tanda terima masih dan simpati saja.

Logo-logo yang tertera di poster versi Jepang, tanda diseleksinya film yang disutradarai oleh Nakagawa Ryûtarô ini dalam berbagai festival film, makin mendukung prasangka saya akan kemuraman alur cerita dan akhir menyedihkannya. Khas standar film festival lah.

Kelegaan baru muncul saat Koyomi sadar dari komanya. Saat dia menerima tawaran Yuki untuk tinggal di rumahnya tanpa diskusi. Saat mereka tetap bersama dari hari ke hari.

Happy Ending

Film ini pedih sekaligus manis. Kesabaran Yuki menjelaskan kepada Koyomi apa yang terjadi setiap pagi, kesabarannya menghadapi brokoli yang dimasak Koyomi setiap malam dan memberitahunya bahwa dia benci brokoli, ...

Saya tak menangkap jelas, apa yang sebenarnya terjadi pada Koyomi. Beberapa situs menyatakan bahwa Koyomi mengalami kecelakaan mobil. Tak jelas bagaimana kejadiannya. Apa ada kaitan dengan salah satu pelanggan yang dicarinya sebelumnyahari itu?

Film yang pertama dirilis tahun 2019 dan berdurasi 1 jam 39 menit ini dikategorikan untuk penonton berusia 13 tahun ke atas. 

Meski berjalan muram dan cenderung berat, film ini berakhir bahagia. Dan saya jadi kangen makan taiyaki, langsung di Jepang sana! Nyam! Hehehe.


Comments

Popular posts from this blog

Menyusun Tagihan

Blogger Curcoler? Yes!

Poulet Rôti du Dimanche