Mencatat Banjir di Cannes

Daerah kami dinyatakan vigilance jaune lagi sejak Kamis kemarin sampai Sabtu dini hari. Tingkat waspada cuaca itu dinaikkan mulai Kamis sore. Meski hujan sudah mulai dari pagi.

Saya mengantar Butet ke sekolah Kamis pagi itu. Pulangnya, buka Facebook, melihat posting Walikota Cannes yang saya tangkap mengandung nada sinis.

Walikota mengepos tentang pembangunan yang dilakukan di kota untuk menanggulangi banjir. Bekerja sama dengan kota-kota sekitar, termasuk kota kami, beliau memaparkan bagaimana usaha pemerintah daerah untuk "de-betonisasi" wilayah. Berapa banyak proyek perluasan jalur hijau dan penggantian bahan pelapis tanah (jalan, trotoar, ...) dengan yang bisa menyerap hujan.

Memang, selain masih terbayang dengan kejadian banjir 23 September yang lalu, 3 Oktober adalah hari yang cukup bersejarah bagi kota Cannes. Saat itulah terjadinya banjir bandang yang memakan korban jiwa di tahun 2015.

15 September 2009

Meski entah mengapa tak disinggung dalam berbagai media saat memberitakan mengenai banjir di Cannes, saya tak mungkin melupakan banjir hari itu. Siang itu hujan deras saat saya mengantar Ucok kembali ke sekolah sesudah makan siang. Dalam perjalanan pulang dari sekolah, ternyata ada ruas jalan yang tergenang cukup tinggi. Saya lihat setinggi tebal ban mobil. 

Saya takut sekali. Tapi saya harus tenang. Ada Butet bayi di bangku belakang mobil. Saya tak boleh panik. Dan saya lanjut pulang. Tak tahu juga harus bagaimana. Beruntung, jalur banjir yang saya lewati hanya beberapa puluh meter saja. Berbelok ke arah rumah, jalan menanjak, genangan air berkurang.

Keesokan harinya baru saya lihat dahsyatnya efeknya di pusat kota melalui media. Jalur ke sekolah tak terlalu terdampak, selain meninggalkan bekas lumpur, kerikil, dan sampah di sana-sini.

Beberapa waktu kemudian, mobil saya mulai ngadat. Saya kurang cermat memperhatikan bagaimana air dan lumpur tentunya meraih bagian bawah mobil yang berjalan dalam genangan. Singkatnya, mobil keluar-masuk bengkel sampai kami biarkan mangkrak beberapa bulan kemudian, sebelum akhirnya diganti dua tahun setelahnya.

Saya sempat mengumpulkan berbagai gambar efek banjir waktu itu yang saya himpun di album Facebook, dengan semua link sumber foto yang sudah tidak ada lagi.

3 Oktober 2015

Banjir Sabtu itu adalah sebuah tragedi besar bagi Cannes dan sekitarnya. Lepas dari besarnya korban jiwa dan materi, mengingatnya, saya merasa bodoh sekali!

Malam itu kami memperhatikan jalanan depan rumah yang sudah seperti sungai. Salah satu ruas jalan yang menurun di perempatan ditutup. Polisi mengarahkan mobil-mobil mengambil jalan lain. Kami cuma berpikir mungkin banjir seperti 2009.

Minggu siangnya, saya dan Butet ke Festival Livre di Mouans Sartoux. Kami berangkat dengan lancar. Namun di sana, ada berbagai pengumuman bagaimana para penulis harus lebih cepat menutup stand-nya karena macetnya jalan akibat banjir dan mereka harus mengejar transportasi pulang. Saat kami sendiri hendak pulang, barulah kami mulai menyadari bahwa ada yang tidak normal.

Bus kami kami yang terlambat 45 menit (saya mencatatnya di Facebook) datang penuh sesak karena beberapa jalur dialihkan dan penumpang mengambil bus kami itu. Sedikit-demi sedikit kami mendapatkan berita bagaimana parahnya akibat banjir bandang itu.

Banjir bandang terjadi hanya 20 meter dari rumah kami, tanpa kami sadari. Informasi mengenai adanya korban juga terungkap sedikit demi sedikit. Dan saya benar-benar terpukul saat melihat kondisi jalur ke sekolah si Ucok Seninnya!

Mata panas dan kerongkongan tercekat mengingat jalanan dengan kerikil dan lumpur kering yang mengotorinya. Sampah sepertinya sudah mulai dibersihkan, tempat sampah sudah dirapikan. Terlihat tumpukan barang-barang kotor dan basah yang sepertinya dikeluarkan dari rumah-rumah. Di beberapa tempat, mobil di pinggir jalan tak beraturan. Sepertinya dibiarkan agar petugas asuransi bisa melihat sendiri efek air bah. 

1 Desember 2019

Banjir yang ini seingat saya tak terlalu berdampak di pusat kota Cannes. Entah karena penanganan di pusat kota sudah baik, atau dampak di sekitar yang luar biasa mengejutkan, membuat saya bisa mengabaikan efeknya di pusat kota dan daerah sekitar saya.

Daerah yang terdampak parah adalah zona industri. Zona di mana terdapat berbagai pertokoan itu terendam air secara mendadak. Banjir yang sebenarnya, bukan hanya banjir bandang. Barang-barang pun rusak. Kerugian materi sangat banyak.

Toko-toko di sana pun terpaksa tutup. Padahal saat periode Natal dan Tahun baru begitu. Namun perbaikan gedung dan penyimpanan saja membutuhkan waktu yang lama. Membersihkannya saja perlu berhari-hari.

Baru beberapa saat kembali buka, datang pandemi. Berlakunya kuncitara memaksa toko-toko tutup kembali. Benar-benar cobaan ekonomi yang sangat besar.

Antisipasi

Bisa dimengerti mengapa Walikota marah sekali. Beliau sudah mengingatkan bahwa banir mungkin terjadi kalau ada hujan besar lagi. Karenanya, peringatan dari Meteo France penting sekali untuk mengantisipasi kejadian.

Kamis sore, beliau posting lagi. Mengabarkan bahwa sudah mempersiapkan perlengkapan preventif dan penanggulangan di titik-titik rawan, mengingat vigilance jaune saja bisa berakibat segawat 23 September lalu. Seingat saya, untuk 2015 dan 2019 paling tidak dikeluarkan vigilance orange.

Kamis malam kemarin, sempat hujan deras sekali, walau hanya sebentar. Saya yang tak beruntung, jam keluar kursus bahasa Jepang pas saat hujan deras sekali, tetap basah meski berpayung. Terutama sepatu. Terlihat jelas bagaimana aliran air di jalan depan rumah yang besar. Meski cuma 2-3 cm saja, tak bisa dihindari saat harus menyeberang.

Jumat siang hujan lagi. Sampai menjelang malam. Kebetulan saya harus keluar mengantar Butet fisioterapi (ceritanya lain waktu lagi). Saat keluar, hujan agak mereda. Pas saat matahari terbenam. Ada pelangi. Indah sekali.

Trauma

Saya ingat bagaimana sesudah kejadian banjir 2015, Meteo France sering sekali mengeluarkan vigilance orange dan bahkan naik ke rouge. Prefektur (pemerintah kabupaten) beberapa kali meliburkan sekolah dan memulangkan para siswa untuk menghindari kerepotan akibat banjir. Beberapa kali memang terjadi hujan besar, kali lain baik-baik saja.

Syukur sih ya, kalau tak ada apa-apa. Banyak yang merasa peringatan waspada cuaca itu berlebihan. Banyak yang bertanya-tanya, apakah itu efek trauma. Namun saya rasa memang ada faktor mengarah ke bahaya. Meliburkan sekolah atau menutup jalan, bahkan bandara kan konsekuensinya panjang.

Kalau Meteo France sampai meleset memprediksi curah hujan 23 September kemarin, saya yakin juga ada alasannya. Yang jelas, kejadian itu masih terlalu segar di ingatan dan mau-tak mau membuat kami cukup khawatir tiap kali ada hujan.

Sabtu yang Cerah 

Sabtu ini diprakirakan cuaca cerah bermatahari. Sampai saat saya menulis ini, tidak ada berita banjir selain beberapa titik tergenang di jalur keluar jalan tol Kamis malam. Semoga semua memang benar-benar aman saja. Semoga semua selalu aman dan terkendali ke depannya


Comments

Popular posts from this blog

Menyusun Tagihan

Blogger Curcoler? Yes!

Poulet Rôti du Dimanche