Manajemen Nasi

Sekian waktu bergabung dengan ITB Motherhood, grup Facebook yang mengumpulkan para alumna, saya masih cenderung menjadi silent reader saja. Saya cukup aktif baca-baca sih. Tebar-tebar like juga. Namun saya belum pernah posting sama sekali. Komentar pun jarang.

Beberapa waktu yang lalu ada posting menggelitik saya. Menanyakan tentang merek magic com apa yang mudah dicuci, karena si Teteh perlu masak berkali-kali dalam sehari.

Tentu saja, saya tak bisa memberi saran. Lha wong magic com juga nggak punya. Rice cooker saya saja minimalis. Namun saya berkomentar. Memberi masukan tentang penyimpanan nasi, sehingga bisa menghemat waktu memasak dan mengurangi frekuensi cuci-cuci. Dan ternyata, dilihat dari komentar yang mengikutinya, masih ada yang belum tahu soal itu.

Karenanya, untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Maret 2023 yang bertema Life Hack: Produk atau Metode yang Mempermudah Hidup kali ini, saya ingin menuliskan tentang manajemen nasi. Wuih, bahasanya ya!? Hahaha. Pengelolaan nasi ala saya, tentunya!

Memasak Sekaligus Banyak

Rice cooker adalah suatu life hack tersendiri. Memasak nasi tak repot lagi. Tinggal takar beras, bilas, tambah air, tutup, tekan tombol, bisa ditinggal nonton drakor. Eh? Hehehe.

Rice cooker andalan

Rice cooker kami minimalis. Beli di Prancis. Merek Russel Hobbs, asal Inggris. Dibuat di Cina. Ini adalah rice cooker ketiga yang menemani paruh kedua 20++ tahun saya di Prancis. Paling awet. Dan semoga masih panjang lagi umurnya. (Mohon diamini ya, pembaca.)

Saya sengaja memilih rice cooker yang besar. Kalau ada tamu, saya tak perlu masak berkali-kali. Dengan hanya empat anggota keluarga, tentu saja ukuran 10 gelas takar beras itu berlebihan. Namun saya tak suka masak hanya dua gelas saja. Nasi akan berkerak. Dengan takaran air yang dilebihkan sekalipun. Selain lebih repot mencucinya, tentunya ini membuang nasi juga. Karenanya, saya biasa masak minimal empat gelas.

Empat gelas takar setara dengan setengah kilogram beras. Ini adalah takaran dua kali makan kami untuk bertiga. Banyak nggak, sih? Heu ...

Penyimpanan Nasi Sisa

Kulkas adalah produk life hack kedua. Di sanalah saya menyimpan nasi yang tersisa. Dalam kotak kedap udara, mangkuk dengan ditutup plastik rapat, atau dengan tutup piring saja. Bahkan sering mangkuk rice cooker langsung diangkut ke kulkas bersama tutupnya, kalau hanya disimpan untuk makan berikutnya.

Panci rice cooker lengkap dengan tutupnya nangkring di kulkas

Nasi yang disimpan dengan baik di kulkas masih enak 3-4 hari. Untuk penyimpanan lebih lama, saya memilih congelateur (freezer). Almari pembeku dengan suhu di bawah -18°C ini saya gunakan untuk menyimpan sisa nasi sebelum berangkat liburan. 

Saya biasa menyimpan sisa lontong yang saya masak banyak sekaligus untuk menghemat air dan listrik. Stok ini nantinya bisa dimakan kapan-kapan saat pengin, tanpa perlu proses memasak yang minimal dua jam itu. Belum lagi mendinginkannya. 

Di dalam freezer, makanan bisa tahan hingga 2 tahun. Dengan siklus beku yang tak terputus, tentunya ya. Jangan lupa mendinginkan ke suhu ruang sebelum nasi dan masakan lain disimpan, baik di kulkas maupun di freezer.

Penyajian Kembali

Microwave adalah produk life hack ketiga di sini. Nasi yang disimpan di kulkas bisa dihangatkan dengan cepat dan praktis di sini. Yang beku harus dilelehkan dulu—dengan menyimpan semalaman di kulkas atau dengan mode dΓ©congeler (thawing?) di microwave—sebelum kemudian dihangatkan. Pastikan wadah yang digunakan kompatibel dengan microwave, ya!

Memanasi nasi berwadah mangkuk kaca bertutup piring porselen

Tidak punya microwave? Gunakan kukusan. Kukusan di rice cooker juga bisa. Akan lebih menghemat listrik jika sekalian pas masak nasi baru. Naikkan nasi yang ingin dihangatkan saat nasi baru sudah hampir matang. Atau saat nasi baru sudah matang dengan membiarkan rice cooker dalam mode "menjaga hangat". Tak perlu lama, memang. Agar nasi sisa kita tak jadi terlalu lembek, termasak kembali oleh uap kukusan.

Aduk nasi yang telah dipanaskan sebelum disajikan. Agar panasnya merata. Dan kalau ada lapisan kering di permukaannya, bisa ikut terlembabkan.

Pemanfaatan Sisa Nasi

Tentu saja, penyimpanan nasi tak selalu sukses sempurna. Terkadang, tetap masih ada nasi tersisa. Terkadang, masih harus menyimpan dan menghangatkan lagi. Jangan lupa periksa kondisinya, apakah masih layak jika sudah sekian hari. Dan nasi yang sudah dicairkan, tak boleh dibekukan kembali ya!

Nasi goreng adalah solusi standar pemanfaatan sisa nasi. Dengan telur, atau apa saja yang kita miliki. Sisa lauk pun bisa dicampurkan dalam menu anti gaspillage, anti kemubaziran ini.

Kalau nasi yang tersisa tinggal sedikit sekali, tak sampai satu porsi, bisa dimanfaatkan untuk dijadikan bubur. Apalagi kalau ada sisa sup atau soto juga. Bahkan masakan berkuah lain juga bisa, kalau suka. Tinggal campurkan saja. Tak perlu repot membuat kaldu lagi, kan!? Didihkan, lalu masak dengan api kecil sambil diaduk-aduk. Ini sering jadi menu sarapan saya.

Mungkin ada ide lain lagi? Silakan tambahkan di kolom komentar!

Meminimalisasi Kemubaziran

Tidak membuang nasi sama sekali adalah tujuan utama. Namun paling tidak, manajemen nasi ini berhasil membuat saya meminimalisasi nasi yang terbuang. Ya! Dengan berbagai usaha, tetap saja terkadang saya masih harus membuang nasi. Tak boleh memaksa makan nasi yang terlalu kering atau sudah basi juga, kan!? 

Manajemen nasi yang baik sangatlah penting, apalagi menjelang Ramadan begini. Selain menghemat waktu masak dan cuci-cuci, bisa menghindari resiko lupa nyetrekin rice cooker di saat sahur!

Ya, ya! Tentu saja, saya pernah juga! Hahaha.



Comments

  1. Kalau aku masak nasi pakai microwave cuma 9 menit dan ga ada kerak , kalau lebih disimpan sama tempatnya ke kulkas. Nggak pernah butuh freezer sih karena hampir selalu habis sehari. Tapi emang kulkas dan microwave itu 2 Lifehack yang jadi kebutuhan utama buatku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah can't live without microwave, ini πŸ˜…

      Delete
  2. Menarik juga ini, manajemen nasi. Saya, karena tinggal sendiri, masak nasi sekaligus banyak juga lalu dipisah2 dengan porsi sekali makan (sekitar 100 gram) untuk disimpan di freezer. Nanti pas mau makan, tinggal dikukus lagi aja 10 menitan. Cuma sempat gondok aja sih kalau pengen nambah nasi, eh... nasinya masih beku. πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu setara dengan lupa nyetrekin rice cooker teh!

      Delete
  3. Kalau sisa banyak, dibuat kerupuk aja mbak... Hehehe, gimana jemurnya ya, nggak ada panas kayak di Indonesia kan ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kl musim panas, bisa lebih panas dan jelas jauh lebih kering daripada di Indonesia mbak. Cuman kyknya bakal jadi santapan burung2 liar tuh! Hahahaha.

      Delete
  4. samaaa aku juga kalo nasi masih ada sisa ya tinggal masukin kulkas. masak sekali banyak trus simpan aja. Ini jg sehat karena menurunkan kadar glukosa nasi. Win win! hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hohooo... Betul juga, soal kadar glukosa itu. Tambah semangat masak banyak nasi deh. Eh? Hihihihi...

      Delete
  5. Tos dulu teh, aku juga menerapkan manajemen nasi kayak gini, terutama bulan Ramadan. Soalnya aku sama suami kan ga makan, jadi sering ada sisa nasi.

    Cuma satu hal yg kadang agak mengganggu. Kalau habis manasin nasi di microwave, bener2 harus cepet dihabisin. Kelembabannya kayak menguap lebih cepat, apalagi kalau lagi musim dingin yg udaranya kering. Kadang lagi makan, terus harus ninggal bentar buat negebersihin anak, misalnya, eh nasinya udah mulai mengering :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditutup nggak teh, pas manasinnya? Kl selama ini blm, coba ditutup teh. Pake piring aja. Kayak di ilustrasi di tulisan itu. Kalau emang udah dan tetep kering, bisa ditambah air panas bbrp sendok sebelum dipanasin. Mungkin memang nasinya teh Ilma nggak selembek nasi kami. Hihihi. Jangan lupa aduk sebelum dihidangkan yak!...

      Delete
  6. Wah bener juga ya.masuk kulkas (atau bahkan freezer) lalu hangatkan lagi. Sering drama masak nasi kelebihan atau ngurangin masak nasi tapi ternyata pada makan banyak, jadi kelamaan nunggu nasi matang. Berguna nih life hacknya teh Alfi.

    Sisa kuah sup atau soto dan nasi aku suka bikin nasi tim.cukup masuk mangkok keduanya dan kukus.lumayan untuk selingan.hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, nasi tim. Tambahan ide nih. Selama ini nggak kepikiran karena cuma punya rice cooker sebagai kukusan πŸ˜πŸ‘

      Delete
  7. Sejak baca postingan Alfi ini, sejak minggu lalu aku pun jadi masak sekali banyak untuk sekalian 2 hari. Alhamdulillah, hidup jadi terasa lebih ringan dan terbebas dari pusing urusan nasi yang mengeras di rice cooker dan bolak-balik nyuci rice cooker. Padahal tadinya udah siap mau ganti rice cooker ke yang lebih canggih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. AlhamduliLlaah. Dana rice cooker canggihnya dipake buat nambahin anggaran thermomix teh? Hihihi ✌️

      Delete
  8. Wah menggelitik sekali judulnya mba alfi. "Manajemen nasi".

    Tapi iya, ini penting sekali biar nasi ga mubazir apalagi klo ga punya ayam peliharaan.

    Kalau pakai pemasak listrik biar sehat saya lgsg salin nasinya ke wadah, klo ada yg mau nasi anget dikukus bentar mba. Lebih repot sih ya, tapi lebih minim paparan racun dari si panci ricecookernya.

    Klo berlebih, sama mba..saya pun masukin ke kulkas. Pas mau dimakan dikukus bentar.

    Karena kalau nasinya basi dan jadi mubazir rasanya sedih sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Uni; sedih banget kalau harus buang nasi. Tapi kadang tak bisa dihindari. Paling tidak, kita sudah berusaha semaksimal mungkin mengurangi kemubadziran lah ya. WaLlaahu 'alam πŸ˜‡

      Delete
  9. Keren teh Alfi ...
    Ternyata ada ya trik bikin nasi seperti ini he3 ...
    Di rumah kalo ada sisa nasi... biasanya aku kasihkan mbah yang bantu cuci setrika.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ada yang bisa dikasih sih alhamduliLlaah teh. Nasinya jadi nggak mubadzir dan bermanfaat buat yang dikasih πŸ€—

      Delete
  10. Kayanya emang enak banget sih teh ngga perlu bolak-balik masak nasi per hari. Tapi kayanya rice cooker di rumah kurang gede juga nih untuk menyetok nasi, hmm. Mungkin bisa untuk 1,5 hari. Boljug teh hack nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung ukuran rice cooker, dan konsumsi nasinya memang. Rice cooker kami cukup besar untuk kami yang rata-rata cuma bertiga. Dan kami makan nasi maksimal 2 kali sehari saja 😁

      Delete
  11. Wah Mba Alfi, optimal sekali manajemen nasinya dan ide Mba Alfi mengolah lauk yang tersisa (sup atau soto). Makasiiy banget atas life hacks-nya Mba Alfi. Insha Allah bermanfaat bagi para Mamah pembaca yang rutin masak nasi banyak.
    Saya setiap hari masaknya sedikit, jadi langsung habis di hari yang sama. Ehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga lauk langsung habis teh. Padahal masaknya banyak! Heu... Hihihihi πŸ˜‹

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi