Dua Paket Istimewa

Saya dan anak-anak tiba di kampung halaman saya Rabu sore lalu. Malam Iduladha? Buat beberapa orang, memang. Atau pas hari Iduladha untuk beberapa yang lain.

Keluarga saya sendiri unik. Bapak yang Muhammadiyah tentunya beriduladha hari Rabu. Ibu, jelas ikut bapak. Adik saya yang abdi masyarakat ikut keputusan pemerintah. Apalagi dia alumni Tebuireng. Dua anaknya pun sekarang santri di pondok pesantren NU. Anak ketiga akan nyusul juga nanti, katanya kalau sudah SMP.

Saya? Pilih ikut pemerintah saja. Kenapa? Ya biar dapet salat Iduladha laaah! Hahaha.

Jadilah untuk pertama kalinya salat Iduladha di kampung halaman sejak 20++ tahun merantau. Tak berani mengumbar angka 23 yang menandai masa perantauan saya ke Prancis. Pasalnya, sebelumnya juga saya sudah beberapa kali beriduladha di Bandung. Bukan ... bukan karena rumah mertua, tapi saat saya masih mahasiwa dulu.

Tujuan pulang kampung saya adalah Kartasura. Di mana ada rumah yang dulu adalah milik orang tua saya—mengingat bahwa kami berpindah-pindah, tapi itu cerita lain lagi—dan sekarang menjadi milik adik. Adik memelihara kamar yang biasa saya tempati saat masih lajang dulu. Membiarkannya kosong sehari-hari. Hanya ditempati sekali waktu kalau ada tamu. Saat tak ada saya, tentu.

Memasuki kamar saya sore itu, ibu langsung menunjukkan paket-paket yang diterima atas nama saya. Ada dua paket. 

Butet bertanya kenapa saya menerima banyak paket?

Ibu langsung mengingatkan saya untuk segera membuka dan memfotonya, lalu mengabari pengirim saat tahu bahwa keduanya adalah hadiah!

Paket pertama datang dari Kampung Komunitas. Isinya suvenir tanda terima kasih untuk para pengurus berbagai komunitas yang tergabung dalam komuniyas besar Ibu Profesional. Saya sendiri bukan anggota IP. Namun tahun 2022 lalu saya memegang amanah sebagai Penanggung Jawab Podcast untuk Klub Buku Kelas Literasi Ibu Profesional.

Paket besek berisi tote bag—berisleting!—, tumbler—dengan penanda suhu!—, dan cangkir metal produksi Idera Design. Cantik-cantik sekali. Tote bag-nya sudah menemani saya keluar rumah beberapa hari ini. Termasuk saat salat Iduladha di balai desa. Siapa tau ada ketemu dengan anggota Kampung Komunitas juga kan!? Hehehe.

Paket kedua datang dari AWI Academy. Hadiah karena memenangi kuis sebagai penjawab tercepat pertanyaan pertama di pertemuan daring pertama Kelas Edit Naskah angkatan III. Saya lupa tepatnya apa, yang jelas mudah. Saya yakin menang di koneksi internet saja! Hahaha.

Dari beberapa teman yang sempat mendapat hadiah dari AWI, saya pikir bakal mendapat paket buku juga. Namun saat melihat paketnya, kok besar? Dan ternyata isinya piring, mangkuk, gelas, dan sendok kayu yang manis produksi Dekayu. Yakin, harganya pasti jauh lebih mahal dari yang saya bayarkan untuk pendaftaran menjadi peserta pelatihan!

Sebenarnya masih ada satu paket lagi yang entah ke mana ujungnya. Paket itu adalah satu-satunya yang benar-benar berbayar. Namun ya sudahlah tak perlu dibahas. Saya tak mau membuatnya jadi masalah untuk yang mengoordinir pembeliannya.

---

Begitulah sedikit cerita dari hari-hari pertama di kampung halaman. Namun ini bukan untuk setoran Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog yang bulan ini saya minta giliran menjadi host-nya. 

Kenapa? Mumpung! Mumpung gimana? Mumpung temanya daerah asal dan saya sedang pulkam doong. Spesial amat? Jelaaasss! Hahaha.

Namun saya belum mulai menulis draft nih!

Sambil menunggu ide, mari kita hayati ukiran yang tertera di atas piring kayu hadiah dari AWI Academy:

Menulis Kuat 
Menyunting Hebat

Lalu deg-degan, karena pasti masih banyak yang terlewat dari tulisan cepat-cepat ini! Hihihi.


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah