Belanja Tas Buatan Indonesia
Setelah lewat seminggu di Bandung, akhirnya Jumat siang kami keluar jalan-jalan berempat. Ke mall! Duh! Rasanya jalan-jalan kami kok dari mall ke mall saja.
Tapi itu bahasan lain lagi lah ya.
Sebelum ke mall, kami ke Exsport Flagship Store dulu. Beli tas, tentunya! Nah, saya cerita soal ini dulu saja.
Cinta Buatan Indonesia
Tas sekolah anak-anak kami memang buatan Indonesia. Tas si Ucok selama SMP bermerek Eiger. Tas yang dibawanya merantau adalah yang sudah dipakainya sejak SMA. Tas SMP-nya? Masih ada. Kadang dipakai papanya. Bibinya saja yang ingin membelikannya tas baru padahal yang lama masih bagus.
Si Butet lebih cepat mengenal tas buatan Indonesia. Sejalan dengan abangnya saja sih ya. Saat abangnya yang SMP memilih Eiger, Butet memilih Exsport yang masih satu grup dengan Eiger, dan saat itu tokonya berseberangan saja.
Butet sempat berganti dengan merek Neosack yang masih satu grup dengan Exsport dan Eiger juga. Tapi kesayangannya tetap Exsport denim yang sudah sampai butut. Karenanya, tahun ini dia minta ganti.
Flagship Store
Sejak sebelum berangkat ke Indonesia, si Butet sudah browsing-browsing dong ah! Dia memutuskan mantap memilih Exsport lagi. Sayangnya model yang menarik perhatiannya sudah tak tersedia. Lagipula lebih enak beli langsung juga kan ya?
Begitu ada kesempatan keluar rumah Senin lalu, dan mumpung ada bibinya, Butet langsung minta diantar membeli tas. Dengan mantap ipar saya itu mengajak kami ke BIP. Ternyata gerai Exsport di BIP sudah tutup.
Penjaga gerai Eiger di sebelahnya mengarahkan kami ke toko di Jalan Bahureksa. Namun tak bisa hari itu. Bibinya harus bersiap kembali ke kota rantaunya di Yogya.
Kami sendiri cenderung ingin ke gerai di mall saja. Biar sekalian jalan-jalan. Karena itulah agenda kami Jumat kemarin adalah ke Exsport Flagship Store, lalu ke Ciwalk yang katanya ada gerai Exsport yang kemudian ternyata tak kami temukan.
Tas Idaman
Butet tak memerlukan waktu lama untuk menemukan tas idamannya. Toko yang terletak di bangunan kuno nan asri itu kecil saja. Koleksi yang ditampilkannya juga tak banyak.
Butet sempat ragu tentang ukurannya: apakah cukup untuk memuat binder dan map besarnya? Sayangnya kami lupa membawa map yang sudah sempat terpikirkan sebelumnya. Karena pernah kejadian Butet membeli tas punggung di Indonesia, yang ternyata tak bisa untuk sekolah.
Tapi nggak nyesel kok. Tas En-ji yang juga merupakan merek lokal Indonesia itu cantik dan kualitasnya bagus. Cocok untuk jalan-jalan santai.
Dan Butet mantap membeli tas idamannya. Dia menambahkan aksesoris yang bisa disusun sendiri di toko itu juga.
Si Ucok ternyata jadi berminat membeli tas juga. Untuk membawa aksesoris gaming-nya, katanya. Selama ini dia menggunakan tote bag kain biasa saja.
Diskon!
Saya sempat melihat-lihat tas untuk diri saya sendiri. Tapi nyerah. Sudah berapa tahun saya mencari tas dan tak menemukan yang sreg di hati.
Yang penting anak-anak puas dan senang. Dan kami dapat diskon: 20% untuk tas Butet, 25% untuk tas Ucok! Benar-benar tidal rugi menyengaja menembus macet ke Bahureksa!
Btw, tulisan ini tidak disponsori oleh Exsport maupun Eiger, juga Neosack ataupun En-ji yaaa. Hahaha.
Comments
Post a Comment