Bertemu Teman-teman di Kiara Artha Park
Seminggu di Indonesia, praktis kami baru berwisata ke Galeri Nasional saja. Kecuali kalau mencoba Whoosh bisa dianggap sebagai wisata juga ya. Hahaha.
Empat hari di Bandung, kami baru keluar sekali untuk makan bakso di hari Senin. Selain itu hanya ke rumah ipar ... plus Butet dan papanya yang hobi ke Alfamart!
Saat ditawari ketemuan dengan mamah-mamah MGN di Kiara Artha Park Kamis kemarin, saya menyanggupinya. Toh anak-anak tak suka keluar pagi juga.
Terlambat
Kami menyepakati bertemu jam 7 pagi. Setelah anak-anak berangkat sekolah, ceritanya. Saat mengecek jalur ke Kiara Artha, saya lihat untuk sampai jam 7 pagi, diperkirakan perlu 15 menitan perjalanan. Saya dapati bahwa jam buka taman itu mulai jam 7 pagi. Hmmm. Saya tak mau datang terlalu cepat. Tak mau menunggu di pinggir Jalan Kiara Condong ataupun Jalan Jakarta yang sibuknya luar biasa itu.
Sempat berpikir untuk berjalan kaki saja. Cuma 3 km. Tapi urung, mengingat tak adanya trotoar di sepanjang jalur. Belum lagi memikirkan polusi akibat kemacetan.
Saya salah perhitungan. Di jam sibuk, jelas memanggil GoCar pun jadi tak bisa cepat. Saya harus menunggu 15 menit dari standar 3-4 menit. Padahal tak mau terlalu cepat, bukan berarti saya mau terlambat juga.
Dan ternyata pada kenyataannya perjalanannya pun memerlukan waktu lebih panjang: 20 menit! Jadilah saya baru tiba pukul 7.20.
Kucing
Saya minta diturunkan begitu mobil masuk jalur pejalan kaki. Saya lihat ada banyak sekali orang yang berlari atau jalan santai. Lekas saya kontak Teh Shanty. Sambil menunggunya, saya bermain-main dengan kucing yang ternyata ada banyak sekali di daerah Kiara Artha.
Saya tak sempat banyak memfoto kucing-kucing yang terlihat sehat dan bersih itu. Tak lama kemudian sudah terdengar Teh Shanty memanggil. Dan Lendy, teman KLIP yang selama itu hanya saya kenal daring, ternyata sudah hadir juga.
Lendy sedang shaum. Dia yang sudah sempat jalan keliling berdua Teh Shanty memutuskan untuk berhenti, duduk-duduk saja di Indomaret. Saya menggantikan posisinya sebagai teman jalan.
Dua Keliling
Saya dan Teh Shanty berjalan santai sambil berbincang. Teh Shanty menjelaskan mengenai bagian-bagian taman yang menyenangkan itu. Bagaimana tidak? Di luar pagar terlihat lalu lintas padat merayap. Kami berada di taman yang teduh dengan udara segar.
Darinya saya mengetahui bahwa Kiara Artha merupakan taman swasta. Kami sepakat bahwa membuat taman adalah suatu ide yang sangat bagus. Sebuah jalan usaha yang bisa membawa manfaat besar baik bagi masyarakat sekitar maupun lingkungan hidup secara umum.
Kami sudah sempat keliling 2 putaran saat Bu Hani mengirim pesan sudah sampai di tempat parkir taman. Kami pun melanjutkan jalur dan menuju ke sana. Bu Hani datang bersama putri dan cucunya. Lalu kami lanjut berjalan. Sambil berbincang, tentunya.
Taman yang Asri
Dari awal Teh Shanty sudah mengusulkan untuk jalan keliling sampai semua kumpul, lalu masuk ke daerah berbayar. Ada dua daerah berbayar di Kiara Artha. Satu di dekat kantor manajemen taman dan satu lagi untuk ke air mancur.
Saat lewat dan bertanya ke petugas di depan kantor manajemen, rupanya masuk ke sana gratis. Kami pun berbelok dari jalur memutar ke jalur jalan-jalan di tengah taman tersebut.
Tamannya luas dan cukup asri. Jalur jalan kaki yang dialasi kayu, teduh dengan pepohonan. Terlihat beberapa pohon yang masih kecil yang entah apakah bakal jadi tinggi, yang pasti akan menambah keademan taman.
Kami berjalan sambil berbincang. Dan berfoto. Kami panggil Lendy dari duduk santainya. Untung saja. Karena Lendy jago mengambil foto-foto yang unik!
Air Mancur
Mbak Wika mengabarkan sudah sampai. Taman berbayar yang gratis tak jauh dari tempat parkir. Kami pun menuju ke sana. Lalu bersama-sama, kami memasuki area air mancur. Kali ini berbayar: 10 ribu rupiah per orang.
Air mancur tidak beraksi. Masih pagi juga. Tidak banyak orang di area itu. Kami melihat pasangan yang melakukan sesi foto. Entah untuk pre wedding atau iklan.
Di sini saya merasa cuaca mulai memanas. Lingkungan terasa lebih gersang. Karena ada area air mancur yang luas juga, tentunya ya. Pepohonan besar masih terdapat di sana-sini. Ada sungai kecil yang memperdengarkan gemericik juga.
Di dalam kolam besar yang katanya sedalam 4 meter terlihat beberapa ikan. Kabarnya, biasanya ada banyak ikan besar-besar yang tampak. Pengunjung bisa membeli pakan ikan untuk menariknya.
Indomaret
Mulanya kami berniat duduk-duduk di sekitar kolam sambil sarapan. Namun gerai-gerai di wilayah itu masih bersiap buka. Tak ada yang menarik perhatian kami juga. Kami pun memutuskan untuk keluar.
Kami menuju Jalan Banten, keluar dari wilayah Kiara Artha. Di sana berjejer gerobak-gerobak penjualan berbagai makanan. Kami melihat-lihat sebelum memutuskan untuk kembali ke wilayah taman karena tak ada yang menarik juga.
Pilihan kami pun jatuh ke Indomaret. Ada tempat untuk duduk-duduk di sana. Kebetulan ada gerai kopi yang katanya sedang ngehits juga di dalamnya. Saya sih cukup puas dengan Ultra Milk Moka favorit saja!
Sayang sekali tempat duduk dengan pemandangan kolam sudah penuh. Tapi kami beruntung mendapatkan tempat di dalam. Perbincangan pun berlanjut di sana.
Saking serunya berbincang, kami lupa mengecek ponsel. Rupanya ada Teh Diah yang datang dan sudah mencari-cari kami sejak 20 menitan! Lekas saya kirim pesan dan telepon. Beliau pun menyusul kami.
Akhirnya bisa bertemu dengan mamah MGN satu ini. Setelah tahun lalu beliau gagal bergabung di Braga karena miss communication juga. Beruntung tahun ini saya memiliki kontak whatsapp-nya berkat mengoordinir dua ebook MGN kemarin.
Tak terasa sudah hampir jam 10. Cucu Bu Hani sudah mulai bosan. Kami pun memutuskan bubar. Sebelumnya, foto-foto lagi dulu!
Berlanjut
Kami memilih spot di taman dekat kantor manajemen. Kenapa? Karena ada gajahnya!
Unik juga menyadari bahwa kami semua berpakaian nuansa biru. Padahal tak ada kesepakatan dress code, lho!
Kami saling berpamitan di sana. Saya, Teh Shanty, dan Lendy sepakat berbagi GoCar. Namun kemudian kami berubah pikiran: ingin melanjutkan berbincang lagi lebih panjang! Akhirnya kami memutuskan semua ikut saya ke rumah mertua.
Dan memang obrolan kami seakan tak ada habisnya. Dari soal menulis yang merupakan hobi kami, hingga soal pengalaman menonton konser musik. Padahal saya hanya bertemu Teh Shanty setahun sekali sejak 2 tahun yang lalu. Dan kemarin adalah pertama kalinya saya bertemu Lendy.
Azan Dhuhur yang mengakhiri sesi bincang-bincang kami. Mereka pulang masing-masing ke dua arah berlawanan. Memang saya yang di tengah-tengah.
Puas
Siangnya, saya tidur dengan suksesnya. Sudah beberapa hari merasakan kelelahan, tetapi sulit untuk tidur dengan nyaman. Sepertinya karena cuaca mendung yang membuat Bandung terasa gerah. Dan kemarin, aktivitas jalan pagi membantu saya untuk dapat memejamkan mata.
Ada rasa kepuasan juga. Bertemu teman-teman memang menyenangkan. Saking serunya, saya sampai tak mengambil foto-foto dan hanya mengandalkan Teh Shanty yang rajin mendokumentasi.
Apalagi pertemuan di lokasi spesial seperti Kiara Artha Park itu. Taman umum yang mengubah pemikiran saya yang sebelumnya merasa tak mungkin berjalan kaki jarak jauh di kota Bandung yang penuh polusi.
Semoga taman hijau di tengah kemacetan kota itu terus bertahan. Tak berganti menjadi pusat pertokoan atau hunian mewah. Dan akan lebih banyak lagi taman-taman serupa.
Haturnuhun, ka Alfiii..
ReplyDeleteAku langsung excited denger bahasa Prancis dari ananda tercinta. Pas aku ceritain ke anak-anakku ((big dream kaka sama ade adalah sekolah ke Yurop)) - mereka bilang, "Mah, aku juga mau ketemuu.." hihihi..
Semoga lain kali bukan para emak-emaknya aja yaa.. tapi juga bareng anak-anak. Bakalan makin rame.
Terima kasih banyak, ka Alfi dan keluarga.
Seneng bisa ngobrol banyak, hihihi.. mohon dimaafkan kalau ada khilaf.
Aamiin. Semoga lain waktu ketemuan lagi dalam kondisi lebih luang. Mohon maaf juga kalau ada salah2. Senangnya, akhirnya bisa ketemu luring, kita, ya 🤗😘
Delete