Posts

Showing posts from 2025

Valenciennes H—1

Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan, sampailah kami di Valenciennes pada pukul setengah 9 malam, sesuai yang dijadwalkan. Rasanya lega melihat asrama Butet dan kemudian sekolah Rubika dari atas kereta menjelang masuk stasiun. Kota rantau Butet ini terletak di ujung utara Prancis. Berbatasan dengan Belgia. Saat ada teman yang menanyakan berapa jam perjalanan, saya jawab saja bahwa dari Cannes, jaraknya 1100 km. Memang tak mudah mendefinisikan lama perjalanan ke Valenciennes ini. Dari Cannes kita bisa naik pesawat atau kereta api. Ada bus juga. Tak ada moda transportasi yang bisa membawa kita langsung dari Cannes ke Valenciennes. Rumit! Kecuali kalau mau bermobil sendiri, yang jelas itu tak masuk dalam opsi kami. Dengan pesawat, kita bisa mengambil penerbangan Nice–Lille yang berdurasi sekitar 1,5 jam. Dari rumah ke bandara Nice sih gampang: halte bus langsung dekat dari rumah dan ada kereta api dari pusat kota yang nantinya disambung dengan tramway ke terminal.  Lille–...

Dua Minggu Bersama Victor

Dan setelah dua minggu menginap di rumah kami, Victor pun dijemput bapaknya! Ya, dua minggu! Ceritanya, ibunya pulkam ke Indonesia dari awal Juli. Lalu bapaknya menyusul akhir Juli. Saat itulah Victor dititipkan ke kami. Tadinya kami tak langsung menyanggupi karena jadwal kami sendiri yang padat. Apalagi waktu itu masih belum tahu, kapan berangkat ke Valenciennes. Eh, dasar jodoh: kami mendapatkan tiket murah yang cocok, pas dengan jadwal bapaknya Victor balik ke Prancis! Rencananya, Victor akan didrop hari Minggu tanggal 27. Namun hari Jumat dia tak pulang ke rumah! Sabtu sudah sempat menyebar poster kucing hilang. Saya masih membagi jadwal kami hari Minggu dan meminta diatur waktunya kalau memang mau didrop hari di mana kami ada agenda makan siang di restoran berempat itu. Sayangnya belum ada kabar baik sampai saat kami tidur. Alhamdulillah Senin pagi saya dapati ada kabar bahwa Victor sudah pulang Minggu malam! Bapak Victor menanyakan apakah bisa mengedropnya Senin malam, yang kami...

Pameran Couleurs di Monte Carlo

Iklan tentang pameran khusus Couleurs ! Chefs-d'oeuvre du Centre Pompidou yang diselenggarakan di Grimaldi Forum di Monte Carlo, Monaco sudah kami lihat saat berangkat liburan awal Juli lalu. Kami tak langsung ke sana. Biasaaa ... habis liburan, rekening pasti defisit! Hehehe.  Tiket masuknya sih murah. Tapi kan perlu tiket transportasi tuh!  Saya menjanjikan ke Butet untuk pergi sesudah masuk Agustus.  Dengan padatnya agenda, kami baru sempat merencanakan berangkat Jumat lalu. Sayangnya, Butet mengeluh kurang enak badan dari Kamis malam. Akhirnya kami tunda hingga Senin ini. Meski lebih mepet dengan keberangkatan ke Valenciennes, kami sebenarnya cenderung memilih Senin dengan tambahan pertimbangan akan lebih longgar. Jumat kan boleh dibilang sudah masuk akhir pekan tuh. Pasti makin banyak turis, seperti yang sudah kami lihat di Cannes. Ternyata ... sama saja! Kalau soal bus untuk berangkat dari rumah ke stasiun sih sudah biasa. Tapi ternyata di TER (kereta api ragional)...

Ucok Merantau Versi 2

Image
Agustus sudah hampir seminggu, blog masih kosong saja .... Memang ada banyak sekali yang terjadi. Ada banyak yang harus dikerjakan, dan ada banyak yang harus dipikirkan. Yang seharusnya jadi bahan tulisan, kalau berlebihan memang malah jadi bingung menyusunnya. Overwhelmed! Salah satunya adalah keberangkatan si Ucok kembali merantau. Yang tak terasa sudah berlalu seminggu.  Kali ini, Ucok merantau bukan lagi untuk menuntut ilmu, tapi untuk mencari kerja. Ya, sulung saya itu sudah lulus S2-nya Juni kemarin. Tak ada upacara wisuda dengan toga. Seperti halnya saat S1 , hanya ada acara kumpul bersama wisudawan bersama dosen-dosennya. Dan kami tak hadir juga. Sampai saat menulis ini, ijazahnya pun belum diterima. Padahal salah satu alasan kami ke Visby Juli lalu adalah untuk merayakan kelulusan si Ucok. Ceritanya ambil momen sesudah ijazah sampai di tangan, lah. Meski begitu, kami tetap merayakannya dengan makan malam bersama di restoran Korea di Visby. Lho? Memang itu yg diinginkan si...

Soldes: Saatnya Belanja Fesyen!

Image
Saya masuk dalam tim yang menganggap pakaian semata-mata sebagai kebutuhan pokok. Fungsional. Padu-padan motif atau warna sih tetap ya. Namun tak ada yang namanya mengikuti tren mode atau membeli fesyen hanya karena "lucu".  Lagi pula, sebagai ibu rumah tangga di Eropa—yang tidak ada arisan dan bahkan pengajian pun daring, mau dipakai ke mana? Kebetulan teman-teman "main" saya pun bergaya santai juga. Masak antar anak sekolah atau ke swalayan saja bergaya? Acara konsulat? Tak banyak. Dan ada batik!  Karenanya, kalau tidak mepet perlu banget , saya hanya membeli fesyen di periode soldes , obral besar! Obral Besar Dua Kali Per Tahun Di Prancis, soldes diadakan dua kali per tahun: awal Januari untuk soldes d'hiver , obral besar musim dingin, dan sekitaran Juni—Juli untuk soldes d'été , obral besar musim panas. Periode promosi yang diadakan secara fisik maupun daring ini berlangsung selama 4 minggu. Misalnya yang baru saja berlalu, soldes d'été dimulai 25 ...

Tallinn - Helsinki - Nice - Cannes

Image
Daaan ... sampailah kami kembali ke rumah! Rabu selumbari, kami mulai lebih pagi. Hanya kalah pagi dengan hari keberangkatan. Harap maklum, pesawat dijadwalkan pukul 11.35, dan bandara dekat saja. Kami menggunakan takso untuk mencapainya. Ya, takso . Bukan salah ketik. Memang begitu bahasa Estonia untuk taksi! Selain dekat, bandara TLL kecil saja. Hanya ada satu terminal dengan 19 pintu keberangkatan. Dengan cepat kami menemukan gate 2. Dengan cepat kami jalan-jalan dari ujung ke ujung. Dengan cepat pula kami belanja-belanja. Eh? Hehehe. Hanya ikan hareng kering dan kartu pos saja sih.  Penerbangan dijadwalkan pukul 11.35, kami baru diminta boarding 10 menit sebelumnya. Pesawat ATR 72 kali ini lebih kecil ketimbang yang kami tumpangi dari Visby ke Helsinki. Hanya 17 baris tempat duduk. Dan tak sampai setengahnya terisi! Entah apakah memang b iasa sepi atau karena banyak penumpang yang membatalkan penerbangannya. Saat kami baru tiba di Visby, Finnair mengirim kabar adanya pemogokan...

Tallinn H—3

Hari ketiga di Tallinn, kami mulai dengan makan siang lagi. Kali ini, makan siangnya cukup terencana. Kami mengincar Balti Jaam Turg, pasar Baltik di daerah stasiun kereta api Tallinn. Untuk ke sana, kami berjalan kaki 2 km. Lebih, sih. Karena sempat salah jalan saat ingin melewati Gerbang Viru, lalu berhenti sejenak di Town Hall Square, mengejar mendokumentasikan apotek tertua di Baltik yang masih beroperasi hingga saat ini, dan kemarin terlewat. Dari sana kami melanjutkan menyusuri jalan-jalan kecil, melintasi kota tua. Memang, stasiun kereta terletak di seberang utara kota tua, sisi lain dibanding hotel kami yang di selatan. Pasar Stasiun Baltik bersih dan rapi. Kami berjalan-jalan di lantai 1 yang menjual sayur, buah, dan warung-warung makan. Kami sempat ke lantai 2 juga yang menjual pakaian. Masih ada lantai bawah tanah yang tak kami datangi. Dari lantai 1, terlihat beberapa toko lebih moderen, model swalayan. Tak menarik dan kami sudah lapar. Paksu memilih warung makan khas Uzbek...

Tallinn H—2

Image
Hari kedua di Tallinn yang lebih pantas disebut hari pertama, kami mulai dengan santai. Tak ada jatah sarapan—dan tak mau menambah opsi sarapan—dalam pemesanan hotel, kami makan pagi dengan bekal kue-kue yang ada saja. Di kamar hotel disediakan teh berikut pendidih air. Juga mesin kopi. Tanpa sarapan, kami keluar menjelang jam makan siang. Tujuannya ke kota tua yang terletak 1 km dari hotel. Jalan kaki saja, sambil melihat-lihat suasana. Hari Senin, banyak toko dan restoran yang tutup di Tallinn. Demikian pula museum. Lagi-lagi kami tak ada agenda detil. Jadi santai saja. Kami boleh dikatakan memulai hari dengan makan siang. Kebetulan kami menemukan rumah makan masakan Estonia di Harju tn, tepat sebelum masuk  Town Hall Square yang penuh turis. Tentu saja kami ke Town Hall Square juga. Lewat untuk foto-foto. Seperti daerah lain di Tallinn, bangunan historik bercampur langsung dengan papan-papan merek moderen. Butet membeli lonceng berbentuk rumah. Sebenarnya dia sudah memiliki lonc...

Nähdään Helsinki, Tere Tallinn!

Image
Hari terakhir di Helsinki, kami bergerak lebih pagi. Jam 9-an kami sudah turun sarapan. Kurang strategis sih. Jam segitu, sedang rame-ramenya. Kami tak mendapatkan meja berempat. Beruntung ada pasangan di sebelah meja kosong untuk dua orang yang bersedia kami tumpangi mejanya. Jam 10 kami sudah selesai. Naik ke kamar, mengambil barang-barang, dan lalu chcek-out. Kami menitipkan koper-koper dan ransel-ransel, kemudian berangkat memanfaatkan sisa waktu di Helsinki. Tujuan kami adalah ke benteng di Pulau Suomenlinna. Beteng yang masuk dalam warisan budaya Unesco ini merupakan usulan si Ucok. Saya dan Paksu sempat ragu. Takut terlalu mepet waktu. Ke pelabuhan, menyebrang laut, jalan-jalan di pulaunya, ... Sedangkan feri kami untuk menuju Tallinn dijadwalkan berangkat pukul 19.30. Ya, tujuan perjalanan kami berikutnya adalah ke Tallinn, Estonia. Ucok kami minta mencari informasi lebih detil. Dan dia menemukan bahwa penyeberangan ke pulau hanya memakan waktu setengah jam saja. Kapal bisa kam...

Helsinki H—2

Image
Matahari terbit sedikit lebih lambat ketimbang di Visby. Namun di sini, tidak ada konvensi untuk masjid-masjid yang masuk ke dalam aplikasi Mawaqit. Subuh dijadwalkan dari jam 2 pagi. Untung saja tidak sedang puasa ya!? Menunggu Magrib yang hampir jam 11 malam saja kami sudah mengantuk sekali. Tidur cukup lambat untuk menunggu jam Magrib itu, ditambah lelahnya sesudah perjalanan, membuat kami ingin tidur lebih panjang. Bangun pun dengan lamban dan santai. Kami baru turun sarapan jam 10 lebih! Brunch, mungkin, tepatnya ya!? Karena buffet hotel cukup lengkap juga. Saya makan telur orak-arik, salmon asap, ditemani salad dan mentimun. Sesudah itu mencicip dua mini pastry, plus minum susu coklat hangat. Kenyang! Agenda Sabtu pagi kami adalah ke pusat kota. Kami berjalan kaki ke sana. Tak jauh. Hanya 1,5 km saja ... kalau tujuannya hanya satu! "Masalahnya", tentu saja tujuan kami tak hanya itu! Dari Esplanadi kami melanjutkan perjalanan ke arah pelabuhan, mengagumi Katedral Uspensk...

Hej Då Visby, Terve Helsinki!

Image
Jumat pagi, saya dibangunkan oleh deritan jendela. Baru ingat bahwa malam sebelumnya sempat membuka jendela untuk mengambil foto langit malam yang merah, dan lupa mengunci rapat. Awalnya menahan diri untuk tak bangun. Lama-lama tidak tahan juga. Apalagi langit sudah cukup terang.  Oh ya. Saya baru menyadari bahwa jadwal Subuh menurut Masjid Visby yang ditampilkan oleh aplikasi Mawaqit, tidak berubah selama kami di Visby. Dan saat iseng cek, ternyata Subuh pukul 4.05 itu berlaku praktis sepanjang musim panas, dari 7 April hingga 6 September. Dan itu dekat sekali dengan terbitnya matahari. Sepertinya untuk memudahkan umat Islam di Visby dalam beribadah. Bref, ternyata hujan deras di Visby Jumat pagi tadi. Saya sudah pasrah kalau rencana jalan keliling kota jadi batal. Paksu sudah berencana memanggil taksi saja kalau tak ada perbaikan cuaca. Terminal bus tak jauh. Namun jalannya menanjak dan kami ada koper besar. Menjelang jam 9 pagi, hujan mereda. Paksu ingin mengecek medan sambil me...

Visby H—3

Image
Kamis, kami—saya, paksu, dan Butet—bergerak lebih pagi. Agendanya ke Bergmancenter. Museum tentang Ingmar Bergman, penulis skenario dan sutradara ternama asal Swedia, yang banyak membuat film di pulau Fårö, dan menghabiskan 3 tahun terakhir hidupnya serta dimakamkan di sana.  Ya. Museumnya berada di pulau lain, yang terletak di utara Gotland. Hanya ada 2 bus yang dijadwalkan pulang-pergi ke sana dari Visby. Kami memilih pergi pukul 10.50 dan pulang pukul 18.50. Lebih pagi, tapi tak cukup pagi seperti harapan saya. Saya berpikir untuk memutar menyusuri daerah wisata sebelum menuju terminal bus. Ternyata kami baru siap jam 10. Saya pun memutuskan untuk memutar sedikit saja ke taman Almanhet yang praktis hanya di seberang penginapan kami. Dan seperti yang sudah saja duga, Butet senang di sana. Niat hanya sekedar lewat mengambil foto, jadi agak lama karena bebek-bebeknya pun tampak senang dengan kedatangan kami. Mereka datang mendekat dengan ributnya. Memang selain kami, hanya dua anak...

Visby H—2

Image
Udara yang dingin—dibanding panasnya Cannes belakangan ini—membuat kami nyenyak tidur. Tapi tak bisa tidur panjang juga. Pasalnya, matahari sudah terbit jam 4 pagi! Jam 5 saja sudah terang benderang.  Sempat tidur lagi sesudah Subuh sih. Tapi tak lama. Apartemen yang terletak di lantai 3 tak memiliki gorden selain di kamar tidur. Walhasil, sinar matahari yang masuk mau tak mau membangunkan kami.  Meski bangun pagi, kami tak langsung beranjak juga. Kami bersantai dengan alasan menunggu Paksu yang ada meeting mulai jam 11.30. Mau keluar sekalian makan siang saja, ceritanya. Dan begitulah. Kami keluar makan siang di kedai burger langganan mahasiswa di saat longgar dana. Empat tahun yang lalu kami tak sempat ke sana karena jam 7 malam sudah tutup. Dan sepertinya hari ini adalah kesempatan satu-satunya untuk makan di sana. Lho? Jadi sudah ada rencana untuk Kamis? Ceritanya besok saja ya. Yang jelas kami ragu Jumat bisa makan siang dengan tenang karena sudah harus meninggalkan Visby...