(Bukan) Liburan ke Paris
Senin 24 Februari 2025 ini, anak-anak di zona B kembali sekolah setelah libur selama 2 minggu. Sementara di zona A, libur sekolah baru di mulai.
Libur musim dingin kemarin ini, kami ke Paris. Tapi bukan untuk liburan!
Bimbingan Khusus
Butet yang mengikuti Parcours Lycéen Gobelins yang diadakan secara daring, mendapat tawaran untuk datang langsung ke kampus St. Marcel. Awalnya adalah untuk mengikuti berbagai macam atelier (lokakarya, workshop) yang diadakan selama libur sekolah. Libur dengan jadwal zona C, tentunya. Jadwalnya Paris. Kebetulan sekali ada seminggu yang beririsan. Tawaran yang menarik kan!?
Awalnya kami sempat ragu juga. Memang setiap atelier berharga 500 euros. Namun harus dipikirkan transport dan akomodasinya yang bukannya tidak seberapa. Apalagi di musim liburan begitu. Dan benar saja: kami mendapati harga tiket kereta api yang melonjak tinggi dan tiket pesawat yang tak masuk akal!
Kami tetap berangkat. Program diganti dengan bimbingan khusus mengejar target syarat pendaftaran sekolah animasi yang segunung itu. Butet juga jadi bisa berkesempatan untuk bertemu langsung, sehingga bisa mendapatkan feedback secara nyata dari berbagai pembimbing.
Dari yang dijadwalkan Senin sampai Jumat, Butet harus minta izin meninggalkan program setelah jam makan siang. Ya, demi mengejar tiket kereta yang lebih terjangkau! Hehehe.
Ouigo
Kami menggunakan Ouigo untuk perjalanan Cannes-Paris dan sebaliknya. Ouigo adalah semacam lowcost-nya TGV, kereta cepat Prancis. Kalau pesan jauh hari, harganya bisa hanya 29 euro lho. Tapi karena kami membelinya mepet, ditambah periode liburan, harga tiket naik sampai ... ah, sudah lah! Tak perlu dibahas lagi!
Seperti halnya pesawat lowcost, Ouigo tak memberikan hak memilih tempat duduk dan membawa bagasi. Masih oke lah ya!? Masih bisa membawa bagasi kabin untuk diletakkan di bawah kursi. Rak di atas tempat duduk hanya bisa menampung tas kecil. Sudah penuh oleh jaket, di musim dingin begini.
Parahnya, di kereta Ouigo tak ada servis restorasi. Berbayar sekalipun! Padahal Cannes-Paris memakan waktu 5 jam lebih. Ke Nice, tambah satu jam lagi!
Walhasil? Ya harus siap-siap bawa bekal. Paling tidak, air minum tak boleh lupa!
Kalau soal kecepatan, Ouigo tak beda dengan TGV biasa. Dalam perjalanan, di sekitar Cavaillon, masinis sempat mengumumkan bahwa saat itu kereta mencapai kecepatan 319 km/jam. Memang sebelum masuk wilayah Marseille, tidak ada rel spesial yang memungkinkan kereta berkecepatan tinggi. Jadi dua jam pertama, kereta berjalan dengan kecepatan biasa saja, maksimum 160 km/jam. Namun untuk jarak 900 km, 5 jam sudah cukup singkat kan!?
Saya mendapati bahwa jalur pergi kami berbeda dengan jalur pulang. Saat pergi di Minggu sore, dari Cannes kami melewati St Raphael, Toulon, Aix TGV, lalu Paris Gare de Lyon. Saat pulangnya Jumat sore, dari Paris Gare de Lyon kami melewati Valence TGV, Toulon, Les Arcs Draguignan, lalu Cannes.
Liburan Ideal
Lima hari di Paris, ngapain aja?
Sementara Butet atelier, suami kerja ke kantor, memanfaatkan kesempatan berada di kota yang sama dengan kantornya, saya? Tidak ada program khusus. Tidak ke museum, mengunjungi monumen, ... janjian ketemuan dengan teman pun hanya sekali! Memang saya tak berkabar jauh hari juga karena kepastian jadwal Butet diberikan cukup mepet dengan keberangkatan.
Sempat terpikir berwisata, tapi kok terpikir si Butet. Rasanya tak tega berkunjung tanpa mengajak anak gadis yang suka sekali ke museum itu. Sempat terpikir untuk ke toko-toko buku ikonik saja, hanya satu tercapai. Itupun dalam rangka sekalian cari makan siang. Mencoba berbagai rumah makan Indonesia? Hanya satu juga.
Antara hujan dan ... yah, harus diakui kemalasan!, pada akhirnya saya ... cukup seimbang antara ke luar dan bersantai di kamar hotel saja. Saya sempat merasa rugi: jarang-jarang bisa ke Paris, kok nggak dimanfaatkan? Tapi terus terang saya menikmatinya. Baru kali itu bisa lepas dari rutinitas, tanpa memikirkan agenda, termasuk masak dan beres-beres rumah!
Sepertinya, itu tipe liburan ideal untuk saya deh! Hahaha!
Comments
Post a Comment