Nostalgia Facebook Notes
Kemarin Facebook mengingatkan saya saat 15 tahun yang lalu saya mempertanyakan kesiapan Butet masuk sekolah.
Waktu itu Butet belum lama merayakan ulang tahunnya yang kedua. Namun, sesuai peraturan Prancis, dia sudah harus mendaftar sekolah di tahun jatuhnya ulang tahunnya yang ketiga.
Tentu, saya tak mau membahas panjang-lebar soal itu. Singkatnya, Butet tetap masuk sekolah pada jadwalnya, dengan segala pernah-pernik ceritanya.
Saya jadi bernostalgia saja, bagaimana waktu demikian cepat berlalu. Dan saat ini, Butet sudah memasuki periode seleksi pendaftaran perguruan tinggi!
Yang ini, saya juga belum mau membahasnya. Proses seleksi baru mulai. Baru untuk satu pilihan di antara banyak pilihan. Itupun masih di tahap awal. Belum ada berita perkembangan penting ... yang tentunya diharapkan akan positif semua. Aamiin.
Melihat Notes di Facebook itu mengingatkan kembali betapa saya sebenarnya sudah cukup lama menulis. Tulisan yang "serius". Bukan sekedar status Facebook. Atau tulisan singkat untuk mengikuti Sinergia Artmazing Challenge saja.
Tadi sempat saya cek, tulisan saya 15 tahun yang lalu itu mencapai 729 kata! Lumayan kan!? Sudah bisa jadi 2 setoran KLIP tuh. Eh? Hehehe.
Tulisan itu bukan pertama kalinya saya menulis di Facebook Notes. Saya ingat pernah menulis soal pengalaman saat masih menyusui si Butet. Sayang sekali Notes dihapus sejak 2020 dan sulit menemukan keseluruhan Notes sekaligus. Kadang beruntung saja, pas cek Facebook, pas ulang tahun Notes-nya.
Namun memang itu bukan pertama kalinya saya menulis. Saya sudah mulai blogging di blogger.com sejak 2003. Kalau Anda tidak menemukannya, itu karena akunnya saya hide. Sengaja saya sembunyikan atas permintaan anak-anak, terutama si Ucok yang milestone berikut foto-foto masa kecilnya rutin tercatat. Saya kembali blogging di sini setelah sekian lama vakum.
Menemukan kembali Notes itu seakan membangunkan saya. Kebetulan sudah seminggu ini saya tak berhasil membuat post di blog. Menyusun draft pun tak ada yang berarti. Satu-dua kalimat, lalu berhenti.
Alasannya bukan karena tak ada bahan. Justru sebaliknya. Ada keinginan untuk menulis jurnal harian, padahal juga pengen langsung mencurahkan segala perasaan dan pemikiran. Akhirnya malah tak ada hasil!
Saya tak mengingat pernah membuat draft sebelum menulis di Facebook Notes. Nulis ya nulis aja. Paling mungkin ada edit sesudah diposting. Tapi nggak banyak mikir lah. Nggak kepanjangan pertimbangan.
Harus saya akui bahwa makin ke sini saya makin memikirkan kualitas. Padahal, apa sih, sebenarnya kualitas tulisan? Dinilai dari mana? Siapa yang menilai?
Dari banyaknya kunjungan? Sementara saya lihat, makin pribadi tulisan, makin banyak yang datang. Padahal hal itu ingin saya jauhi.
Menang lomba? Lha, kalau nggak ikut lomba, kapan menangnya? Hahaha.
Munculnya kembali Notes tadi mengingatkan saya untuk juga kembali meluruskan niat menulis: mencatat, sambil meringankan isi kepala dan hati. Dan hasilnya adalah freewriting ini? Heu ...
Yah, lumayan lah, buat menambah setoran KLIP yang belum setengah jalan menuju badge minimal padahal sudah di akhir bulan begini! Hihihi.
Comments
Post a Comment