25 Tahun Merantau

Hari ini tepat seperempat abad sejak saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Prancis. Ya, dua puluh lima tahun! 

Sudah 25 tahun, atau baru 25 tahun?

Yang jelas, sudah berulang kali saya menuliskan tentang awal-awal perantauan saya itu. Saya sendiri tak mencatatnya kapan saja dan di mana saja menulisnya. Karena tentu, tak setiap 13 November saya mengulang cerita yang sama.

Ada beberapa catatan yang berkesan untuk saya. Lho? Hehehe.

Yang pertama adalah tulisan di Facebook 5 tahun yang lalu. Saya membaginya dalam dua tulisan: saat meninggalkan Indonesia tanggal 12 November dan saat tiba di Prancis tanggal 13-nya. Saya menuliskannya dalam bahasa Prancis. Singkat saja. Tapi rasanya sudah menyimpulkan semua yang saya alami dan rasakan saat bersejarah itu.

Yang kedua adalah tulisan di blog ini, yang saya ikutkan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog November 2023. Ya, tepat 2 tahun yang lalu! Saat itu temanya adalah pilihan antara di luar nalar, idola, dan resensi. Karena bingung, saya comot saja sedikit-sedikit dari ketiga tema, dengan mengambil alur utama kedatangan saya di Prancis tahun 2000.

Btw ndilalah Tantangan Blongging MGN November ini kok ya mengusung tema Di Luar Logika! Melihatnya, saya langsung terpikir pada tulisan 2 tahun yang lalu itu. Dilanjutkan saja, usul Mamah Andina, ketua MGN. Dan memang sempat terbersit pikiran tentang itu. Tapi bagaimana? Rasanya tulisan itu sudah cukup. 

Merasa cukup itulah yang membuat kedua ... oke lah, tiga tulisan tadi berkesan untuk saya: sudah komplit mengungkapkan isi hati dan padat informasi. Tidak ada yang bisa saya tambahkan. Memang kejadiannya lama juga kan ya!? Antara sudah berlangsung dan lupa detil lainnya juga. Heuuu....

Dua puluh lima tahun biasa dipandang sebagai titik penting. Seperempat abad, tahun emas, ... Saya ingin menandainya dengan tulisan. Tapi tentang apa? Sedangkan perumusan alasan merantau dan kisah saya bertahan menjadi perantau pun sudah dituliskan—terima kasih untuk MGN dengan tantangan blogging bulanannya!

Kisah awal merantau sebagai muslimah sudah terbit dalam antologi Meniti Cahaya yang masih bisa dibeli di Amazon global, bisa dibaca gratis di iPusnas, dan dua dari empat bab yang saya tulis bisa dibaca di Google Book, yang ... ah, tak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak diterbitkannya!

Apakah menulis tentang kenyataan bahwa setelah 25 tahun, saya kembali lagi hanya berdua dengan suami di rumah? kembali seperti masa pertama kali merantau dulu setelah giliran kedua anak pergi merantau?

Atau tentang pikiran saya yang mempertanyakan apakah setelah 25 tahun saya masih bisa disebut sebagai perantau?


Comments

  1. Bonne anniversaire !!
    Pesta perak…selamat berkilau!! Ouhhh! Kilaunya sampai Jepang.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Perjalanan Bela Bangsa

Tanpa Internet? Bisakah?