Pilihan yang Memotivasi

Saat ini anak-anak sekolah di Prancis sudah memasuki akhir tahun ajaran. Libur panjang musim panas secara resmi baru akan dimulai 8 Juli 2024. Namun biasanya rapor sudah keluar di pertengahan Juni.

Butet sendiri yang sudah kelas 11 akan mengakhiri periode belajarnya di sekolah pada 7 Juni. Setelah itu masih ada ujian antisipasi Baccalaureat Bahasa Prancis tertulis tanggal 14 dan lisan yang untuknya berlangsung pada tanggal 1 Juli, sesuai jadwal giliran yang didapatkannya, sebelum akhirnya memasuki libur panjang musim panas.

Setelah tahun lalu harus memilih 3 bidang studi spesialisasi, tahun ini Butet harus drop salah satunya dan memilih dua saja untuk dilanjutkan di kelas 12 di tahun ajaran depan. Kebetulan hari ini, 27 Mei 2024, adalah batas akhir waktu penentuan pilihannya!

Kurikulum 2019

Pemilihan mata pelajaran spesialisasi ini baru diberlakukan sejak tahun 2019, tepat saat si Ucok lulus SMA. Sebelumnya, sistem yang diberlakukan mirip dengan SMA di Indonesia. Euh, SMA pada masa saya, atau lebih tepatnya adik kelas saya, karena saya tak yakin apakah saat ini masih berlaku yang sama. Saat itu ada penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa, seperti Ucok yang masih mengalami kurikulum sebelum 2019 dengan penjurusan S (scientifique), ES (économique et social), dan L (littéraire). Saya sendiri masih mengalami penjurusan A1 (Fisika), A2 (Biologi), A3 (IPS), dan A4 (Bahasa). 

Tahun 2022 kemarin adalah tahun lulusan pertama kurikulum 2019. Untuk pertama kalinya diadakan ujian akhir Baccalaureat spesialisasi. Pelaksanaannya yang entah kenapa dijadwalkan bulan Maret membuat tingkat pembolosan anak-anak kelas 12 sangat tinggi di periode akhir tahun ajaran yang seharusnya masih ada hingga bulan Juni. Tahun ini ujian spesialisasi diadakan akhir Juni.

Ketidakjelasan yang sebelumnya sudah terjadi pada seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang terpusat dalam sistem Parcoursup tidak jadi membaik dengan kurikulum baru ini. Bahkan lebih parah lagi. Semoga saja tahun depan, saat Butet menjalaninya, sudah lebih baik. Sudah tahun ketiga itu lho!

Pilihan Sulit

Memilih 3 bidang studi spesialisasi di kelas 10 tentu tak mudah. Anak-anak yang baru lulus SMP, masih banyak yang belum yakin mau ke mana sesudah lulus SMA. Bahkan ada yang belum membayangkan sama sekali. Lebih lagi saat kemudian di kelas 11 yang harus menyempitkannya menjadi 2 bidang studi spesialisasi saja. 

Pilihan spesialisasi menentukan arah perjalanan selepas SMA. Memilih berarti menutup pintu ke yang lain. Kebimbangan, keraguan, kekhawatiran makin menjadi. 

Dilihat dari jauh, pemilihan spesialisasi ini seperti penjurusan saja. Kalau mau ke arah eksak, ya pilih bidang-bidang eksak saja; kalau mau ke arah sosial, pilih yang ke sana juga. Namun setelah mendampingi Butet menjalaninya, saya melihat lebih rumit dari itu. 

Butet memilih Matematika, Physic-Chimie (PC, Fisika-Kimia), dan Science Vie et Terre (SVT, Biologi) saat naik ke kelas 11. Matematika adalah bidang studi yang boleh dibilang harus dijaga untuk bidang eksakta. Pelajaran Matematika Dasar yang diberikan pada mereka yang tidak mengambil Matematika Spesialisasi tidak cukup untuk tenang mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. 

Untuk kelas 12 nanti, Butet melepaskan SVT dan menjaga PC yang sejalan dengan jurusan incarannya, Arsitektur--selain pilihan utamanya ke Animasi 2D/3D. Dan itu sangat tidak mudah! 

Masalahnya, tahun ini Butet mendapat guru PC yang kurang cocok untuknya. Butet merasa tidak memahami materinya. Dia bisa mengerjakan tugas dan ujian, nilainya cukup meski tak istimewa, tapi seakan hampa, tak ada artinya. 

Di SVT, Butet sangat cocok dengan metode gurunya. Dia benar-benar mengerti materi yang diberikan. Nilainya bagus. Terbaik untuk kelasnya, malah!

Kami sempat berbincang, apakah tidak mungkin kembali ke cita-cita awalnya menjadi Psikiater? Namun Butet sudah mantap untuk tidak. Dia sudah berusaha, tapi tak mampu mengurangi empatinya yang terlalu tinggi dan membuatnya sulit menghadapi luka dan sakit.

Memilih yang Bisa Menjaga Motivasi

Saya mengingat diri sendiri di mana baru benar-benar menentukan pilihan jurusan saat UMPTN (jadi kelihatan angkatan berapa, kan!?) di hari pengumpulan formulir! Saya memang sudah menentukan pilihan utama. Targetan impian ideal yang alhamdulillah tercapai. Namun pilihan kedua baru saya tentukan saat batas waktunya!

Beruntung, jurusan A1 yang saya pilih waktu itu bisa membuka ke semua jurusan perguruan tinggi. Demikian juga filiere Scientific yang dipilih abangnya. Meski jelas, kami akan kesulitan mengikuti pelajaran bidang sosial dan bahasa, tapi kami masih berpeluang untuk memasukinya. 

Saya memahami kebimbangan Butet dalam menentukan bidang studi spesialisasi ini. Jangankan ke jurusan sosial atau bahasa, dengan meninggalkan SVT, Butet sudah menutup jalannya ke jurusan yang berkaitan dengan biologi, termasuk kedokteran!

Saya dan suami sepakat membiarkan Butet memilih yang dia suka. Lagipula kedua pilihannya bagus ini, kan!?

Kami ingatkan pada Butet bahwa suatu saat dia harus tetap memilih. Saya yakinkan dia bahwa dengan memilih spesialisasi ini akan membuatnya lebih fokus dalam belajar. Bahwa nilainya sebenarnya sudah cukup menunjukkan bahwa dia mampu menjalani bidang pilihannya. Bahwa lebih baik menjalani sesuatu ke arah yang dia sukai meski mungkin belum cukup dikuasainya. Karena kalau ingin meraih yang disuka, akan memotivasi dalam berusaha kan!?

Tetap Semangat!

Saat dibuka bimbingan khusus untuk pelajaran PC di sekolah, Butet langsung mendaftar. Gurunya sebenarnya tidak mau menerimanya karena nilainya sudah cukup. Namun Butet meyakinkan gurunya bahwa dia ingin benar-benar memahami materi pelajaran, dan tak hanya sekedar mampu mengerjakan ujian!

Bimbingan diadakan tiap Senin di jam makan siang. Cukup repot karena sisa waktu makan yang hanya 30 jelas sulit dengan antrian panjang di kantin. Butet memilih meminta dibekali makan siang saja. Yang ini pun rumit, karena adanya larangan membawa makanan (besar) ke sekolah!

Untuk itu, tiap Senin Butet harus lekas-lekas keluar dari lingkungan sekolah di awal jam makan siang. Cari tempat tak jauh-jauh amat. Makan cepat, lalu lekas kembali lagi ke sekolah! Perjuangan, kan!? AlhamduliLlah sampai saat ini pas tak ada hujan.

Menu bekal makan siang favorit Butet adalah nasi goreng. Tapi untuk siang ini, dia memilih roti lapis isi salmon, keju, dan daun selada. Bersyukur hujan yang diprakirakan hari ini tidak jadi turun. Semoga Senin depan, hari terakhir bimbingan untuk tahun ini, pun cerah, sehingga Butet tetap bisa makan siang dengan tenang dan tetap bersemangat memperdalam ilmunya. Dan semoga terus begitu selanjutnya.


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Pindah or not Pindah

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo