Festival Cannes di Mata Penduduk Lokal

Festival Film Internasional Cannes 2024 berlangsung dari Selasa 14 Mei hingga Minggu 26 Mei. Pesta film tahunan kali ini merupakan yang ke-77.  

Kalau dari berita di berbagai media, Festival Cannes terlihat glamor dengan para selebritas ganteng dan cantik berpakaian mewah di atas karpet merah. Sepertinya keren banget berada di Cannes pada periode Festival. Tapi bagaimana dalam pandangan penduduk lokal sendiri?

Heu ... iyah, penduduk lokal = saya! Hehehe.

Sisi Positif

Kita bahas yang enak-enak dulu lah ya.

Menonton Film Kelas Festival

Ajang pertemuan para profesional perfilman ini makin membuka diri. Beberapa tahun belakangan, film pembukaannya juga diputar premier pada waktu yang sama di berbagai bioskop di kota Cannes dan kota-kota tetangganya. Demikian pula beberapa film yang masuk dalam seleksi non kompetisi.

Setiap tahun, panitia bekerja sama dengan pemerintah Kota Cannes menyelenggarakan undian tiket untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ber-KTP Cannes untuk menonton film yang berkompetisi di Palais des Festivals. Di akhir Festival, disediakan tiket menonton film yang memperoleh Palm d'Or. Yang ini, siapa cepat dia dapat. Tetap hanya untuk yang ber-KTP Cannes.

Saya sendiri tinggal di Cannes coret. Jadi ya nggak memenuhi syarat. Hiks.

Tiket menonton kompetisi paralel bisa dibeli daring maupun luring mulai 4 hari sebelum jadwal pemutarannya (Screenshot: Ticket Office)

Untungnya, akses ke film-film yang berkompetisi di ajang paralel pun lebih transparan. Kita bisa mendapatkan tiket untuk La Semaine de la Critique, Quinzaine de Realisateurs, dan seleksi ACID (Association du Cinema Independant pour sa Diffusion) di satu tempat. Film-film yang terseleksi di luar kompetisi utama ini tak kalah menariknya.

Bagi yang tak suka "film festival", bioskop di pusat kota masih membuka beberapa teaternya pada jam-jam tertentu untuk beberapa film baru. Sebelumnya, bioskop di Cannes tutup total, digunakan eksklusif bagi penyelenggaraan Festival! Nah, sekarang bisa bilang nonton film saat Festival Cannes, meskipun film yang ditonton tak ada hubungannya dengan Festival! Hahaha.

Untuk yang ingin "secara sah" menyatakan menonton film seleksi resmi Festival Cannes, kenapa tidak ke Cinema de la Plage yang terbuka untuk umum saja? Film yang diputar di sana biasanya adalah film-film yang populer. Kesempatan unik menonton layar tancap di pantai Croisette tuh!

Bertemu Idola

Pertamaaa kali dulu ke daerah Palais des Festivals, penasaran seperti apa sih, Festival Cannes, saya langsung berpapasan dengan Jean-Claude Van Damme! Sayangnya, waktu itu kami nggak siap. Nggak nyangka juga bersimpangan di jalan begitu. Jadi cuma bisa terbengong-bengong memandangi orang-orang yang sigap mengambil foto dan meminta tanda tangan.

Suka ada saja orang-orang yang bertemu selebritas sepanjang periode Festival. Ada yang beruntung—seperti saat saya bertemu Christine Hakim yang sedang makan siang—, ada pula yang usaha dengan nongkrongin hotel tempat para idola menginap. 

Kursi dan tangga lipat bergembok yang disiapkan para pemburu selebritas di depan karpet merah

Ada juga yang menunggu saat montée des marches, sebelum para selebritas menaiki tangga berkarpet merah untuk pemutaran film. Seperti saat saya menemani Butet berburu IU yang datang untuk merepresentasikan film Broker yang masuk kompetisi. Yang saat itu kami tak bisa melihat IU dari dekat, kalah cepat sama yang niat ... dan kuda polisi! Hahaha.

Dari menonton film kompetisi paralel, saya berkesempatan bertemu dengan beberapa selebrita. Seperti Marsha Timothy yang saat itu saya belum kenal sama sekali pada pemutaran film Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak. Tahun lalu, saya bertemu dengan Jung Yumi dan mendiang Lee Sunkyun pada premier film Sleep.

Sisi Negatif

Nah, sekarang bahas yang nggak enaknya. Emang ada? Ada, lah!

Macet!

Sebagai kota wisata, Cannes macet di masa-masa liburan. Cannes juga macet di masa konferensi, yang itu artinya mulai bulan Februari. Musim panas? Jelas! Namun Festival Cannes adalah kasus khusus yang tak ada tandingnya!

Ada jauh lebih banyak kendaraan masuk Cannes pada periode Festival dengan kehadiran para pelaku film, pers, dan juga pekerja musiman. Kabarnya, populasi Cannes meningkat 3 kali lipat di masa Festival!

Selama hampir dua minggu, mulai pukul 14, jalan di depan Palais des Festival ditutup sebagian. Tentu saja itu menambah kemacetan di kota. Yang paling terasa mengganggu bagi saya pribadi dengan ditutupnya jalan itu adalah dialihkannya jalur bus! 

Bagan pengalihan jalur bus selama periode Festival (Foto: Palm Bus)

Ditambah kemacetan, dengan rute yang diputar begitu, durasi perjalanan bus jadi berlipat. Bus jadi makin terlambat dengan makin beranjaknya hari. Saya lebih memilih jalan kaki ketimbang terlunta-lunta menunggu bus yang tak jelas kapan datangnya. Butet—dan dahulu Ucok—pun lebih memilih jalan kaki saja untuk pulang sekolah pada periode Festival. Kecuali kalau hujan, tentunya!

Pantai Ditutup

Untuk keperluan Festival dan alasan keamanan, pantai di belakang Palais des Festivals ditutup. Masalahnya, daerah itu adalah bagian terbesar pantai Croisette yang tidak diprivatisasi oleh hotel-hotel mewah dan bisa diakses bebas oleh umum. Padahal sebagian sudah diambil untuk instalasi layar tancap Cinema de la Plage. Akibatnya hanya tersisa sedikit bagian pantai yang terbuka, yang tentunya jadi penuh pengunjung.

Pekarangan Palais des Festival yang ditutup pagar security

Akses ke daerah sekitaran Palais yang asyik untuk jalan santai pun ditutup. Kalau berharap ingin berfoto di karpet merah, jangan datang pada saat penyelenggaraan Festival saja!

Harga Melambung Tinggi

Sepanjang Festival, rata-rata penginapan melonjak 3 kali lipat harga normalnya. Kadang sampai 5 kali lipatnya! Dan itupun harus dipesan sebelum akhir Februari kalau tak mau kena resiko kehabisan! 

Daftar tarif salah satu hotel di pinggir pusat kota yang tak perlu saya cantumkan namanya (Screenshot per 14 Mei 2024)

Harga makanan di restoran juga relatif naik. Bagus sih, buat pelaku ekonomi lokal ya!? Tapi nggak enak buat penduduk lokal yang kena imbasnya kan!? 

Hujan

Ada satu lagi tentang Festival Cannes yang hanya dirasakan oleh penduduk lokal: cuaca yang memburuk!

Cuaca di Cannes kan relatif cerah tuh. Departement Alpes Maritimes memang daerah yang terbanyak bermatahari di Prancis: 253 hari per tahun! Sejak April, bahkan akhir Maret, suhu udara menghangat. Nah, entah kenapa, tiap periode Festival, selalu ada episode turun hujan beberapa hari berturut-turut! Atau paling tidak, gerimis dan mendung menggantung! Karenanya, jamak dikatakan bahwa para selebritas datang membawa hujan!

Apakah benar demikian?

Surat kabar lokal Nice Matin pun ikut bercanda soal cuaca buruk di Cannes saat Festival di akun Facebook-nya (Screenshot per 14 Mei 2024)

Saya pribadi lebih memilih menyebarkannya sebagai guyonan dan tidak mencari penjelasan ilmiahnya lebih dalam! Hahaha. 

Kalau hujan begitu, saya sih nggak peduli sama acara Festival ya. Hehehe. Yang saya pikirkan adalah bagaimana anak-anak pulang sekolah. Alhamdulillah sampai saat ini lancar-terkendali. Semoga terus demikian.

Kapan ke Cannes?

Kalau ada yang bertanya kapan enaknya ke Cannes, saya memang tak pernah menyarankan selama Festival Film. Kondisi kurang nyaman untuk jalan-jalan, baik dari segi lalu-lintas maupun cuaca. 

Pemandangan Cannes dilihat dari atas bukit Suquet

Lain halnya kalau memang sengaja ingin tahu suasana Festival, ya. Atau bahkan ingin memanfaatkan kesempatan untuk menonton film segala.

Tahun lalu saya sempat menonton 4 film di kompetisi paralel. Tahun ini rencananya saya mau menonton satu film saja. Tapi itu cerita lain lagi!

Bon festival!


---

Tulisan ini diikutkan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei 2024 yang mengangkat tema "Perbandingan (Versus)" dengan host mamah Jade.



Comments

  1. Hmm apakah ada pawang hujan saat festival film Cannes? hehe.. aku agak bingung kenapa ya mesti di Cannes gitu. Aku sendiri suka ga nyambung kalau nonton film yang masuk Cannes. Pernah nonton yang masuk di bioskop sini, bertahan banget biar gak walk out haha.. Tapi mungkin aku aja yang ngga sevibrasi dengan film festival ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang spesial sih, film-film festival ini. Aku sendiri ga bisa nonton semua. Apalagi belakangan ini tema2nya suka ga sesuai sama prinsip yg aku anut. Jadi ya pilih2 yg cocok saja lah ya 😉

      Delete
  2. Aku jadi dejavu, Mba Alfi. Pertama kali (pas aku baru join MGN), belajar mengenal lebih dekat para Mamahs di MGN, melalui tulisan tulisannya.
    Kisah Mba Alfi dengan Marsya Timothy di Cannes festival. Yang Mba Alfi gak ngenalin beliau ehehehe, ancer ancerku menginhat Mba Alfi ahaha.

    Kalau gak tinggal di dekat situ, mungkin akan selalu excited ya Mba dengan festival ini. Kenapa tiba2 diriku inhet Mba Rara ya wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inget Marsha Timothy, inget diriku? Uhuy! Hihihihi 🤭

      Delete
  3. Hujan saat festival di tepi pantai itu romantis gak sih he3 ...
    Teh Alfi aku sih membayangkan rasanya riweuh sebagai warga lokal, apalagi anak-anak masih tetap beraktivitas ke sekolah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di pantai pas festival, hujan ga hujan tetep ga romantis teeeh! Hahaha 😜

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Pindah or not Pindah

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo