Saya dan Marsha Timothy

Tantangan Mamah Gajah Ngeblog bulan Juli kali ini bertema Cerita Lucu. Bingung juga, cerita lucu apa yang bisa saya ceritakan? Apalagi yang bisa sampai minimal 450 kata?...

Heu... Karena 450 kata adalah syarat minimal tantangan tuh... Ini pun sudah ada diskon. Biasanya, batas minimalnya 500 kata! 😁

Karena masih hangat suasana Festival de Cannes yang baru berakhir Sabtu kemarin, saya jadi teringat akan sebuah cerita menggelikan yang berlatar kompetisi film internasional itu. Bukan di festival utamanya sih... Tapi di Quinzaine de Realisateur...

Menonton Film di Ajang Quinzaine de Realisateur

Tahun 2017, film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak terseleksi dalam Quinzaine de RealisateurDari awal tahun, saya biasa memonitor berita, apakah ada film Indonesia yang akan datang ke Cannes. Begitu mendapatkan jadwal tayangnya, saya langsung pesan ke suami untuk mengambil cuti hari itu. Kita kencan nonton! Jarang-jarang tuh... 😜

Siapa saja bisa menonton film-film yang terseleksi dalam Quinzaine de Realisateur tanpa perlu akreditasi profesional. Penonton umum cukup membeli tiket masuk terlebih dahulu. Biasanya tempat pembeliannya di Centre Malmaison. Tak jauh dari tempat pemutaran filmnya di Theatre Croisette, Hotel JW Mariotte...


K
ami membeli langsung sebelum menonton. Hanya berbekal datang jauh lebih awal. Sesuai aturan penyelenggara juga; datang minimal 45 menit sebelum jadwal... Kami menyempatkan jalan santai dan duduk-duduk sebentar di pinggir pantai. Tapi ternyata saat sampai di tempat pemutaran film, yang mengantri sudah banyak...

Saat mengantri, kami didatangi wartawan dari suatu media di Indonesia yang mewawancarai kami. Entah apa akhirnya tayang atau tidak, saya tak terpikir mengeceknya...

Lalu kami bertemu reporter Indonesia lain. Kali ini saya kenal baik dengannya. Sudah beberapa kali dia meliput Festival. Dia menegur, kenapa saya tak berkabar. Karena ternyata Konsulat di Marseille memiliki beberapa tiket masuk yang bisa dibagikan ke WNI yang ingin menonton... 

Kami tidak mendapatkan informasi tentang itu. Tapi tak apa. Biar menaikkan angka penjualan tiket untuk film Indonesia juga lah!... πŸ˜‰

Masuk ruangan, kami masih mendapatkan tempat yang nyaman. Cukup depan, di tengah. Cocok untuk membuat foto kru yang tampil setelah pemutaran film nantinya... Eh?... Hehehe... πŸ˜„

Foto Bersama Kru Film Marlina

Pemutaran film berjalan lancar. Ruangan penuh. Penonton bertepuk tangan di akhir film, tanda apresiasi. Tak ada yang meninggalkan ruangan sampai acara bincang-bincang dengan kru selesai...

Saat keluar, kami kembali bertemu dengan teman reporter. Dia minta kami menunggu sejenak sambil menitipkan barang. Kebetulan, kami ingin mengajaknya ngeteh sore juga...

Ternyata kemudian dia keluar bersama kru film Marlina. Dia meminta saya mengambil foto mereka. Tentu saja, kesempatan saya manfaatkan untuk gantian meminta dia ambil foto kami dengan kru! Hanya aktris dan aktornya saja. Sutradara Mouly Surya masih temu pers di dalam...


Kalian kenal dengan Marsha Timothy? Nah, saya dan suami tidak! Tapi tak apa. Ambil foto saja. Jarang-jarang ketemu artis, kan!?... 😍

Diaspora Nan Kudet

Setelah urusan teman saya tadi selesai, kami jalan ke arah pusat kota bertiga untuk mencari tempat ngopi sore...

Kami menyusuri Croisette yang padat pengunjung. Sudah mulai banyak yang menunggu La montΓ© des marches. Kami tak buru-buru. Jalan santai saja sambil berbincang, membiarkan banyak orang lewat mendahului kami...

Dari perbincangan, ternyata teman reporter saya itu juga tidak kenal Marsha Timothy sebelumnya! Dia baru mencari profilnya, juga profil kru yang lain, saat mengetahui adanya film Indonesia yang terpilih ke Cannes...

Kami masih menertawakan kekurang update-an kami akan berita selebritas Indonesia saat kami harus berhenti menunggu giliran menyeberang jalan yang diatur oleh polisi lalu-lintas...

Saat tiba giliran kami jalan lagi, seseorang menyelip mendahului kami sambil bilang, "Permisi." 😨

Kami bertiga terdiam. Masih jalan tapi tak berkata-kata. Satu per satu kru film Marlina mendahului kami. Saya tak ingat bagaimana ekspresi mereka. Tapi kemungkinan besar, ekspresi kami sendiri adalah melongo saja... 

Saya hanya ingat bahwa Marsha Timothy-lah yang terakhir lewat. Aktris kondang yang secara gamblang kami bicarakan di sepanjang perjalanan!... 😱

Saya, suami, dan teman reporter salah tingkah. Awalnya kami kehilangan kata. Lalu kami tertawa-tawa geli saat mereka hilang dari pandangan... 

Entah apa dan berapa banyak yang didengar Marsha dan kawan-kawan dari pembicaraan kami. Seingat saya, kami tidak membicarakan hal yang jelek tentang mereka... 

Kami menertawakan diri kami sendiri yang kurang gaul. Dan juga menertawakan kepedean kami yang terbiasa ngobrol ngalor-ngidul berbahasa Indonesia di negeri Napoleon ini!... πŸ˜‚

Semoga para aktor dan aktris tadi tidak tersinggung akan kekudetan kami saja... πŸ™‡

Kamu Kenal Marsha Timothy?

Sejak hari itu, selama beberapa waktu, saya banyak bertanya ke orang-orang, "Kamu kenal Marsha Timothy?"

Dan saya pun makin yakin akan kekudetan saya mengenai dunia selebriti... πŸ˜… 

Jika lain waktu berkesempatan menonton film dengan kehadiran krunya lagi, saya bertekad bakal mencari informasi dan mempelajari seluk-beluk film dan krunya terlebih dahulu. Janji!... πŸ˜†



Comments

  1. Hahahahaha ini kocak sih teh. She's a good actress actually. Main filmnya berkualitas. Walaupun nonton Marina ini terasa terlalu serius untukku, tapi ya salut film Indonesia bisa mengangkat issue seperti ini dan dibawa ke dunia internasional

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya teh. Saya diomelin banyak orang lho, habis itu!... Kudet berat! Payah... Payaaahhh... 🀦‍♀️πŸ˜…

      Delete
  2. Ehehehe. Aduhh kadung udah ngomongin bahwa tidak tahu yang mana Marsha Timothy, ternyata beliau dan para kru sedang jalan tepat di belakang Alfi, suami, dan teman reporter. Pasti malu dan kikuk ehehe.

    Wahh saya suka sekali dengan sharing pengalamannya kencan nonton bersama Pak Suami di Festival de Cannes. Lalu dengan menuliskan nama-nama tempat, seperti Marseille, Croisette, aduh saya salah sebut atau tidak ehehehe.

    Berharap ada foto di pinggir pantai saat menunggu film mulai :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah