Sate Padang untuk Iduladha

Hari ini Iduladha. Bebarengan seluruh dunia, sepertinya... Sebenarnya diselenggarakan sholat Id di konsulat Marseille, meski terbatas. Juga di masjid Cannes. Tapi kami di rumah saja...

Seorang teman menelepon kemarin. Sambil masak, katanya. Buat Lebaran...

Awalnya saya bilang saya nggak masak-masak. Tapi pikir-pikir, saya masak spesial juga kok. Spesial Iduladha. Menunya harus daging! Sengaja menyisihkan lidah sapi hasil belanja seminggu yang lalu buat dimasak hari ini. Untuk dibuat Sate Padang!...

Sudah lama juga saya tak memasak Sate Padang. Sate Padang ala saya, tentunya. Spesial daging lidah sapi! Dengan bumbu minimalis, yang ada di persediaan saja. Bumbu yang tak ada? Skip! Dan semua dalam bentuk bubuk, tentunya! Kecuali sereh dan daun jeruk!...  

Masakan ini adalah salah satu masakan favorit Ucok. Kebetulan pas dia di rumah, saya bikin Sate Padang saja lah. Pas dapat lidah di boucherie, pula! Nggak tiap saat ada tuh...

Dulu-dulu, saya suka langsung potong-potong lidah tanpa merebusnya. Kulitnya saya potong juga dengan pisau. Potong kotak-kotak, baru direbus langsung bersama bumbu-bumbunya...

Belakangan, saya pikir sepertinya banyak daging yang terbuang karena menempel di kulit yang saya potong. Karenanya lalu saya menyempatkan merebusnya dulu. Setengah empuk saja. Asal kulitnya jadi mudah dikupas. Setelah bersih, baru saya potong-potong dan rebus kembali bersama bumbu...

Mau dengan perebusan sebelumnya atau tidak, saya biasa terlebih dahulu mengungkep lidah dengan bumbunya, tanpa air sama sekali. Air akan keluar sendiri dari daging. Sesudah empuk dan bumbu merasuk, barulah ditambah air sampai menutupi keseluruhan daging...

Penambahan air di sini adalah untuk nantinya sebagai bahan kaldu saus satenya. Saus yang ala saya hanya dikentalkan dengan tepung beras saja. Tanpa kacang. Siapa tau ada yang protes!...

Kalau kemarin saya bilang ke teman tidak masak-masak, memang karena saat itu saya belum bersiap masak sama sekali. Masih siang. Baru saja selesai makan siang. (Saya tidak puasa Arafah karena sempat kurang sehat di akhir pekan kemarin.) Cuaca sedang panas-panasnya. Tak ada angin sama sekali. Dan saya biasa masak Sate Padang dadakan juga. Paling kadang merebus lidahnya sehari sebelumnya. Tapi kali ini, semua dikerjakan sepagian...

Hanya saja, saat teman saya bertanya kemarin, saya lupa bahwa saya memang harus memasak ketupat (atau lontong) sore harinya. Pemasakan yang dua jam, lalu proses pendinginan, tak bisa dadakan. Seblum tidur semalam, ketupat berbalut plastik sudah siap didinginkan di kulkas...

Siang ini, kami jadi makan Sate Padang. Lidah 1,5 kg --sebelum dikuliti!-- habis sekali makan! Memang saya sama sekali tak berharap bisa bersisa. Karenanya, sudah saya siapkan paha kambing untuk makan malam nanti. Entah akan dimasak tongseng, atau panggang kecap. Kita lihat saja!...

Ya, hari ini spesial menu daging!

Selamat Iduladha!... 🤗

    

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah