Belum Saatnya (?)

Bulan ini, saya mencoba membiasakan menulis sore atau malam. Lalu mengedit keesokan paginya, untuk menayangkannya di sore hari. Saya mencoba untuk menyetorkan tulisan KLIP di hari-H, baik secara CEST maupun secara WIB...

Senin sore, saya tak sempat menulis. Dan tak terpikir mau menulis apa juga. Lelah sesudah zoom kajian bersama ayahanda. Saya hanya mengedit tulisan yang sudah saya buat sebelumnya saja. Karena memang, saya sudah berencana menayangkan tulisan tentang Festival Cannes di hari pembukaannya. Ya, Festival Cannes 2021 dibuka kemarin!...

Workshop KLIP

Tulisan itu sebenarnya adalah setoran untuk tugas dari Workshop KLIP tentang Kupas Tuntas Menulis Blog dengan Kerangka. Workshop diadakan menggunakan media Whatsapp Group selama seminggu, dari tanggal 18 hingga 25 Juni 2021 yang lalu... 

Hari pertama diadakan webinar melalui Youtube. Pembicara memberikan materi mengenai kerangka. Di akhir acara, diberikan tugas kepada setiap peserta untuk membuat artikel di Google Doc dengan menerapkan ilmu tentang kerangka tersebut. Temanya bebas, sesuai minat. 

Saya mengambil draft tulisan lama di Facebook yang tak jadi tayang sampai fitur Article di Facebook sudah tak ada lagi. Saya edit dengan memilah heading 1, heading 2, dan heading 3. Tak bisa lebih. Itupun tak yakin pas penerapannya...

Sepanjang workshop peserta dipersilakan mengajukan pertanyaan melalui wag. Pemateri menjawab di wag juga, atau bahkan melalui Google Doc dengan semacam kumpulan FAQ. Pemateri memberi masukan pada semua artikel yang disetorkan. Bahkan saya japri ke salah satu pemateri yang juga merupakan pengajak saya bergabung ke KLIP tahun ini... 

Di hari terakhir diadakan webinar melalui Zoom. Diberitahukan bahwa nantinya panitia akan memberikan sertifikat kepada setiap peserta, plus sertifikat bagi 10 peserta dengan artikel terpilih... 

Meraih Momen

Apakah Anda memperhatikan bahwa saya menayangkan tulisan kemarin lebih awal dari biasanya?

Bukan... Bukan karena mengejar deadline sebelum Festival de Cannes dimulai. Memang saya mencari momen yang pas untuk menayangkannya. Namun saya tak mencari pembaca. Bahkan sampai saat saya menulis ini, belum ada pengunjung untuk tulisan saya kemarin itu...

Saya menayangkannya lebih pagi karena kemarin saya ada janji temu dengan dua sahabat saya. Sudah lama kami tak berjumpa. Sudah lama sahabat yang mengundang ingin kami datang ke rumahnya. Rumah yang baru ditinggalinya sejak bulan Mei lalu...

Takut kelupaan menayangnya, saya memilih lekas post sebelum berangkat. Takut terlewat momen Festival. Seperti draft Article Facebook yang sudah tertidur sejak tahun 2012!!! 

Tak lupa setor sekalian ke KLIP daripada kelewatan tengah malam WIB kemudian.  Dan memang saat pulang, saya sudah kelelahan. Bukan hanya udara yang memang panas, namun juga kemacetan khas daerah kami di masa libur panjang tiba. Festival Cannes, pula!...

Artikel Terpilih

Sebelum itu, pagi-pagi, saya kontak ke ketua kelas KLIP. Menanyakan apakah saya boleh menayangkan tulisan setoran workshop saya itu ke blog...

Sebenarnya, saya sudah sempat menanyakannya sekitar seminggu yang lalu di wag KLIP. Dijawab bahwa akan segera ada pengumuman mengenai artikel terbaik. Dan saya pun jadi nggak enak hati...

Kalau saya menanyakan, itu lebih ke persoalan hak cipta. Sering kali mendengar kan, bagaimana naskah peserta menjadi milik panitia? Apalagi memang sudah diberitahukan bahwa nantinya akan ada artikel terpilih yang akan dicantumkan di website KLIP. Karenanya saya memastikan. Meski sudah ada beberapa peserta yang menayangkan tulisan setoran workshopnya...

Kemarin, ketua kelas menjawab boleh. Dengan menambahkan bahwa sebenarnya tulisan saya masuk ke dalam yang terpilih!...

Wah, jelas berbunga-bunga, saya! Saya upload tulisan dan berangkat ke rumah teman dengan bahagia...

Selama di rumah teman, saya tak terlalu mengecek smartphone. Hanya sempat melihat bahwa ketua kelas mengirim pesan bahwa akan ada e-mail dari KLIP untuk formalitas. Saya jawab dengan terima kasih...

Sampai rumah, baru berpikir. Apakah sebenarnya sebaiknya saya tak upload sendiri?... Kebimbangan pun datang. Saya sampaikan ke ketua kelas bahwa jika memang harus menurunkan posting, saya tidak masalah...

Merasa Belum Waktunya

Pagi ini saya menerima e-mail berisi sertifikat tanda peserta dan penghargaan sebagai salah satu dari 13 artikel terpilih. Dalam e-mail ditanyakan juga apakah bersedia jika artikel ditayangkan di website KLIP atau tidak...

Ketua kelas yang baik hati mengirim juga pesan ke saya secara pribadi mengenai hal itu. Intinya adalah tentang dukungan KLIP untuk membantu personal branding para anggotanya. Dan sekali lagi menanyakan kesediaan saya...

Cukup lama saya berpikir. Dicantumkan di website KLIP artinya akan mencantumkan biodata dan link media sosial, selain alamat blog. Selama ini saya sendiri tak mempromosikan blog saya. Karena memang salah satu alasan membuat blog adalah untuk bisa lebih bebas menulis...

Baru saja saya dapati nama saya tercantum di Fbg KLIP dalam daftar peserta dengan artikel terpilih. Namun justru saya jadi mantap meutuskan untuk membiarkan tulisan saya tetap di blog pribadi saya. Paling tidak untuk saat ini. Karena blog saya juga masih berantakan. Masih belum jelas genre-nya. Masih curcol bebas. Nanti saja kalau sudah lebih informatif. Atau inspiratif...

Saya masih belum berani menjual diri yang saya nilai sendiri bahwa harganya belum cukup tinggi. Mungkin nanti... Belajar lagi dulu saja...

Yuk, ah, semangat!... 😉


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Image
Kalau Shakespeare bilang "What's in a name", apalah arti sebuah nama, dalam tradisi Jawa dikenal ungkapan "asma kinarya japa", nama adalah pengharapan. Nama mengandung doa. Karena itu pemilihan nama anak merupakan hal yang penting. Setiap kali kita memanggil sebuah nama, seakan kita melantunkan apa yang dimaksud dalam nama itu.  Apakah itu, yang menjadi alasan orang tua memberi anaknya nama yang panjang? Untuk menambah lengkapnya doa? Kalau anak-anak saya hanya memiliki satu nama depan—untuk selanjutnya akan saya sebut dengan "nama" saja—, itu tak disengaja. Terutama untuk si sulung. Saya dan paksu tak berencana memberi nama yang panjang juga. Dua cukup lah. Yang nantinya total jadi tiga kata, setelah ditambah nama keluarga yang diambil dari kata terakhir dari nama ayahnya sesuai aturan di Prancis. Kebetulan suami, dan juga saya, tak menggunakan nama keluarga seperti kebanyakan orang Indonesia.  Namun takdir menyatakan lain .... Kelahiran Anak Harus Di...
Read more

Menyusun Tagihan

Image
Pemilihan Umum 2024 baru saja dilaksanakan. Sampai saat saya menulis ini, penghitungan suara masih dilakukan. Tapi sudah terlihat arah calon Presiden baru Indonesia. Ya, masih calon. Karena pelantikannya masih nanti di bulan Oktober kan!? KPU saja belum merilis hasil akhirnya tuh. Sabar, yaaa.... Saat mengetahui arahan hasil Pemilu, saya membaca-baca lebih detil visi dan misi calon kandidat terpilih. Dan seperti saat memilih, saya fokus pada kepentingan pribadi saya.  Egois amat? Ya, kan, visi-misinya buanyak. Belum dikali tiga pasangan calon. Belum ditambah kalau mencari visi-misi para caleg. Makanya saya lebih mencari spesifik yang bersangkutan dengan saya pribadi saja dulu. Lagipula kalau yang global-global seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan layanan kesehatan, memajukan pendidikan, swasembada pangan, ... gitu-gitu kayaknya semua kandidat sama saja. Ya nggak sih? Daaan ... yang saya sebut kepentingan pribadi adalah program-program yang berkaitan dengan diaspora. Dengan W...
Read more

Blogger Curcoler? Yes!

Image
Pagi tadi, buka Facebook, diingatkan posting 8 tahun lalu berupa video Butet membaca buku yang ditulisnya sendiri. Digambar, lebih tepatnya. Umurnya baru 4 taun 2 bulan. Belum bisa baca-tulis selain namanya sendiri. Tapi dari rekaman pembacaannya , ada cerita yang cukup terstruktur, meski belum secara bahasa. Terlihat dari judulnya saja dia masih belum bisa menentukan apakah Fée tombé (tapi tidak ada adegan si peri jatuh) atau Fait tomber (tanpa subjek dan objek?), yang memang sama secara pengucapan... Saya sendiri sudah lupa konteks mengapa Butet menyusun buku itu. Saya hanya ingat bahwa sebenarnya ini bukan "buku" pertama yang disusunnya. Tapi ini yang pertama dengan cerita dan tentu yang sempat terekam videonya... Terdengar dia sempat terbatuk di tengah rekaman. Sedang sakit kah?... Melihat suvenir-suvenir seperti ini, membuat saya menyesal kenapa tidak mencatatnya lebih detil... Padahal sebenarnya  saya sudah ngeblog sejak taun 2004. Saat itu anak sulung saya baru 3 tau...
Read more