Resep Mie Ayam Bakso Andalan

Hari ini kami menerima tamu. Sahabat Prancis, bersuamikan orang Indonesia, yang sudah biasa menitipkan kucingnya jika mereka pergi liburan. Sahabat saya datang berdua putrinya yang berusia dua tahun di atas Butet. Kedua gadis sudah akrab...

Saya menyiapkan mie ayam bakso untuk hidangan makan siang. Menu yang tak biasa, untuk orang Eropa di cuaca panas begini. Tapi saya tak ada ide. Dan menu ini relatif praktis karena bisa saya siapkan sebelumnya...

Bakso

Di awal tinggal di Prancis, saya sering merindukan bakso. Kadang ada bakso sapi atau bakso ikan di toko Asia. Asal sedang beruntung saja...

Saya ingat waktu seorang teman menjamu bakso buatannya sendiri. Saat saya tanya resepnya, dia jawab lihat saja di website ini atau itu. Padahal tentu, mau saya adalah dia membagi resep yang dipakainya. Yang sudah jelas teruji...

Saya sempat mencoba berbagai resep. Ada yang menggunakan tepung terigu. Ada yang mencampurkan telur utuh. Ada yang mewajibkan es batu... 

Sampai akhirnya menemukan bahwa campuran andalan adalah tepung tapioka, putih telur, dan baking powder! Ya, baking powder. Sepertuiya itu yang membuat bola-bola daging menjadi kenyal...

Untuk bumbunya, cukup bawang putih, merica, dan garam. Es batu saya gunakan untuk menjaga temperatur daging...

Awalnya, takarannya sesuai perasaan saja. Lihat warna dan tekstur di akhir penggilingan. Kadang malah coba masak dulu, dan dikoreksi kemudian. Kalau masih mungkin, tentunya...

Karena beberapa teman menanyakan resepnya, saya pun mencoba lebih rinci saat memasak. Dan saya dapati bahwa untuk selera kami, tepung tapioka takarannya cukup 10% saja dari bobot daging. Satu putih telur per 500 gram daging...

Untuk bawang putih, merica, dan garam, saya masih modal kira-kira dan cicip. Baking powder selalu saya masukkan satu sachet, sekitar 10 gram, seberapa banyak pun daging sapinya...

Sekali lagi, itu selera kami! Beberapa teman lebih suka kalau kadar tepungnya lebih banyak. Tapi kalau saya ditanyai resep, itu tadi jawaban saya...

Ayam Jamur

Saya memasak ayam untuk mie, dicampur dengan jamur putih, champignon de paris. Tambahan daging, sekaligus untuk bisa mengatakan kalau sudah makan sayuran... Euh... Jamur termasuk sayuran, bukan?...

Kali ini saya agak menyesal tidak membeli filet saja, kemarin. Memang saya biasa menggunakan paha supaya lebih gurih. Tapi memasak banyak, repot juga memilah dan memotong 1,5 kg paha ayam begitu...

Saya rebus ayam sampai matang, tapi tak perlu empuk. Potong-potong, lalu dimasak bersama jamur dan bawang daun. Bumbunya? Hanya bawang putih, merica, kecap manis, dan kecap asin. Praktis, kan!?

Sukses

Dan kali ini, mie ayam baksonya sukses!

Masih ada irisan paha sapi di stok. Setelah saya pisahkan tulang sumsumnya, ada 1 kg daging. Dengan 100 gram tapioka dan 3 putih telur --2 saja cukup, sebenarnya--, saya membuat sekitar 120 butir bakso. Sekitar. Karena setelah beberapa hitungan, sepertinya kelebihan atau kekurangan 1-2 butir. Lalu ada yang saya cicipi juga... 

Bakso yang saya buat kemarin, sempat dijadikan menu makan malam sekalian mencoba. Saya siapkan 40 butir untuk berempat, dan diprotes! Saya tambah lagi 10 butir. Tapi ternyata tak habis...

Siang ini saya hitung, masih ada 76 butir bakso. Semuanya saya masukkan dalam panci besar untuk dihidangkan makan siang bersama sahabat dan putrinya. Ditemani mie kuning dan bihun, ayam jamur, plus blette sebeagai pengganti sawi hijau, semua suka. Meski tetap, Butet yang makan paling banyak!... 😋


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah