Pernikahan Sepupu

Kemarin adalah Jum'at. Tapi entah mengapa saya merasa seperti sudah Sabtu saja...

Saya dan Butet santai di ruang utama setelah makan siang. Ucok nge-game di kamarnya yang masih kami biarkan seperti saat dia belum berangkat merantau. Suami saya mengakuisisi kamar Butet untuk meeting online, karena ruang utama jadi terlalu berisik dengan kami yang bermain-main dengan Louna, si kucing...

Tiba-tiba suami saya ke ruang utama. Sebentar saja. Hanya untuk mengulurkan smartphone yang saya tadinya tinggal di kamar Butet untuk isi batre. Ada bunyi notifikasi. Video call whatsapp dari ibu mertua saya. Baiklah...

Sejak saya buka whatsaap, saya lihat wajah mamah yang tertawa-tawa. Salam pun sambil terkekeh. Wah, ceria sekali!...

Ternyata mamah menertawakan dirinya sendiri!...

Ceritanya, sebelum charge batre saya sempat melihat pesannya yang datang tengah hari. Mengirimkan link zoom untuk acara tausiyah dan do'a bagi pernikahan sepupu. Acaranya dimulai jam 16 WIB atau 11 CEST. Karenanya, saya jawab sayang sekali sudah terlambat. Lalu saya tinggalkan smartphone untuk masak dan makan siang...

Rupanya mamah lupa hari. Dikiranya tanggal 16 Juli masih lama lagi. Karenanya, saat mengecek whatsapp dan melihat pesan saya satu jam kemudian, mamah baru tersadar! Tak hanya saya yang melewatkan acara pernikahan sepupu saya karena telat info. Tapi juga mamah dan bapak yang terlewat tanggalnya!...

Dan mamah tidak sendiri. Ada dua bibi, adik mamah, yang juga lupa! Padahal katanya ada yang mengirim capture zoom di wag keluarga generasi mamah!... 😅

Ya sudahlah. Yang penting do'a kami mengalir untuk putra pangais bungsunya adik mamah itu dan istrinya. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Bersabar dan semangat, tetap berbahagia dan justru berbangga dengan pernikahan yang disederhanakan karena pandemi...

Pernikahan sepupu saya memang disesuaikan kondisi. Tak ada pesta besar. Bahkan tak mengumpulkan keluarga besar seperti biasanya. Hanya pernikahan di KUA. Dihadiri 10 orang saja, kata mamah...

Makanya salah seorang paman mengadakan zoom meeting. Biar anggota keluarga besar lain tetap merasa dilibatkan. Dan biar penganten tetap merasakan kehangatan persaudaraan meski berjauhan jarak...

Praktis langsung merantau sejak menikah, saya tak dekat dengan sepupu yang baru menikah kemarin itu. Apalagi, waktu saya menikah, dia masih kecil. Masih balita...

Saya ingat, saat masih dalam status pacaran, pernah bertemu dia dan ibunya --bibi saya-- di angkot. Sepupu kecil tidur di pangkuan bibi...

Memang artinya, itu sudah lebih dari 21 tahun yang lalu. Sepupu balita sudah menjadi pria dewasa. Dan sekarang sudah berumah tangga...

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu...

Semoga semua sehat-sehat selalu, pandemi lekas pergi, dan saya bisa segera bertemu keluarga besar kembali. Aamiin... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah