Proyek Liburan : Membuat Kantung Buku

Libur sekolah kenaikan kelas, secara resmi baru dimulai hari ini. Butet sendiri sudah memulainya sejak dua minggu yang lalu. Tahun ini, total Butet libur sekolah musim panas sepanjang 10 minggu! 

Libur Dua Bulan? Apa Agendanya?

Bukan pertama kalinya kami libur panjang di rumah saja. Kemampuan dana Jadwal kami untuk ke Indonesia hanya dua tahun sekali. Biasanya, kami pergi berlibur tipis-tipis ke Eropa-eropa saja. Tapi pernah juga benar-benar dua bulan penuh tak ke luar kota...

Ya, ke Eropa. Bukan dalam Prancis. Karena berlibur ke luar negeri justru lebih murah ketimbang di dalam Prancis sendiri. Baik dari segi transportasi, maupun akomodasinya...

Tahun ini, kami berencana ke Swedia. Sekalian ingin tahu daerah tempat kuliah Ucok... Tapi sampai saat saya menulis ini, kami belum membeli tiket ataupun memesan hotel. Kami masih menunggu kabar mengenai passe sanitaire, surat keterangan yang disyaratkan untuk melakukan perjalanan  di masa pandemi, terutama di dalam wilayah Uni Eropa...

Lagipula, rencana perjalanan kami masih awal Agustus nanti. Biarkan Ucok liburan di rumahnya sendiri dulu lah...

Seperti tahun lalu, liburan musim panas kali ini tak bisa banyak-banyak diisi dengan saling berkunjung. Ke bioskop atau museum pun rasanya kurang tenang. Karenanya, harus kreatif mencari kegiatan. Kalau tidak, waktu tak terasa akan terserap di layar saja...

Beruntung Butet masih suka membaca. Dan dari membaca ini juga, muncul ide untuk membuat kantung buku...

Model Kantung Buku

Kami tak banyak mencari-cari model ataupun tutorial di internet. Butet sudah mantap membuat kantung buku seperti yang sudah dimilikinya... Euh, seperti kantung tablet saya, sebenarnya...

Memang selama ini Butet menggunakan kantung tablet yang didapatkan papanya dari salah satu perjalanan bisnisnya sebagai kantung buku format besar. Untuk buku-buku format kecil, Butet memanfaatkan kantung yang diberikan maskapai dari perjalanan kami ke Indonesia 3 tahun yang lalu...

Ada beberapa kantung untuk buku format kecil, namun hanya satu kantung untuk buku format besar. Karena itulah Butet ingin membuat kantung dengan mengambil model dari kantung tablet tadi...

Percobaan Pertama : Terlalu Kecil!

Berbekal meteran, saya mengukur kantung tablet. Dengan memanfaatkan tas kertas bekas, saya membuat polanya. Bukan apa-apa. Itu satu-satunya kertas yang cukup panjang untuk membuat pola...

Hanya mengandalkan lipatan dan gunting karena malas mencari-cari penggaris, terbentuklah pola persegi empat sederhana berukuran 20 cm x 60 cm. Sekalian tersambung dari bagian depan, belakang, dan penutupnya. Mengurangi proses penjahitan!...

Kami membuat kantung dengan menggunakan sprei untuk bagian luar dan dalam. Lalu memanfaatkan sisa selimut yang dulu kami pakai juga untuk membuat masker kain sebagai pelapisnya...

Setelah selesai dijahit, kami dapati bahwa kantung terlalu sempit! Buku besar tak bisa masuk! Salah saya tak memperhitungkan jarak penjahitan akhirnya!...

Percobaan ke Dua : Sukses!

Dari pengalaman pertama, saya perhitungkan tambahan 1 cm di masing-masing sisi untuk penjahitan akhir. Tapi Butet tak pede. Tambah 1 cm lagi! Baiklah...

Selain lebar yang menjadi 23 cm, saya buat miring juga untuk bagian penutupnya. Agar tak terlipat saat ditutupkan nantinya, seperti yang pertama...

Dan hasilnya? Berhasil!... Tak sempurna, tapi sudah bisa digunakan sebagai kantung buku yang sangat layak!...


Kami pasang kancing yang dikaitkan dengan dengan elastik untuk membuatnya bisa tetap tertutup. Lalu pita bunga —yang dibeli Butet beberapa waktu yang lalu untuk menghias topinya— sebagai hiasan, juga untuk menutup jahitan elastik...

Lumayan kan!?...

Proyek Berikutnya?

Bangga, Butet, melihat hasilnya. Bahkan kantung dari percobaan pertama yang gagal pun dia manfaatkan untuk menyimpan perangkat lukisnya... 

Dia sudah memikirkan, apa lagi yang akan dibuat berikutnya. Bahkan memaksa untuk membuat kantung tablet untuk saya, karena dia akan menjaga kantung tablet yang lama sebagai kantung buku...

Yah, lihat saja. Sekarang nikmati akhir pekan dulu. Karena bagaimanapun juga, saya yang harus membuat pola dan memotong kain. Butet bagian menjahit dengan mesin dan merapikan. Kancing dan hiasan, kembali saya yang mengerjakannya dengan tangan!... 😜


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah