Kajian Bersama Ayahanda

Siang ini jadwal pengajian PERMIIP. Kajian kali ini istimewa. Karena diisi oleh ayahanda...

Pengajian PERMIIP standarnya diadakan tiap Senin seminggu sekali. Dua minggu lalu teteh koordinator pengajian mengobrolkan tentang kesulitan mencari pembicara dan kemungkinan bakal vakum selama dua Senin karena tidak adanya pembicara itu...

Saat si Teteh mengobrolkan itu, saya langsung berpikir ke Bapak. Namun memang untuk tanggal 28 yang hanya berjarak seminggu, saya benar-benar tak berani berjanji. Akan terlalu mepet untuk mengurusnya. Bukan hanya karena Bapak orang sibuk, namun juga karena waktu itu saya sedang bersiap pergi untuk lokakarya. Dan belakangan memang tak ada pengajian tanggal 28 Juni itu...

Saya menyanggupi untuk mencoba meminta Bapak jadi pembicara untuk tanggal 5 saja. Dan saya langsung menghubungi Bapak...

Benar saja, Bapak sedang sibuk. Bapak langsung membenteng menyatakan sudah penuh agenda sampai seminggu ke depan. Saya pun menjelaskan kalau ingin meminta untuk tanggal 5...

Agak lama sampai Bapak menyatakan oke. Sampai-sampai saya tak enak sendiri kalau terlihat memaksa. Tapi saya tak terlalu memaksa kok. Karena saya sendiri kan sempat lokakarya tuh... 

Senin, saya sampaikan kalau memang tak bisa tanggal 5 ya tidak apa-apa. Tapi mungkin saya akan meminta Bapak di waktu lain untuk mengisi kajian rutin PERMIIP ini...

Bapak menyatakan oke. Namun tak bisa request tema. Mau daur ulang materi yang sudah ada saja, katanya...

Saat kemudian Bapak mengirimkan presentasi, saya lihat materinya tentang kehendak, keinginan atau tekad yang kuat, pas banget dengan diskusi kami tentang profil majelis!... Hmmm... Daur ulangnya kayaknya jauh juga nih... 🤔😍

Pengajian dijadwalkan 14.30-15.30 CEST. Sengaja disesuaikan dengan jam ba'da isya' di wilayah Indonesia barat; 19.30-21.30. Dan tidak terlalu malam. Kalaupun molor, sampai jam 9 malam lah...

Hari ini, dimulai agak lambat 10 menit. Salah satu dari duo moderator Permiip tidak hadir. Ada penggantinya. Aman. Saya siap mengasisteni di balik layar untuk memantau ketertiban saja. Karena bahkan masuk ke pengajian pun dibuat bebas tanpa verifikasi host...

Pemaparan lancar. Saya sudah mengancang-ancang Bapak bahwa biasanya presentasi sekitar 30 menit. Moderator mebgingatkan batas waktu, tepat saat Bapak menginjak ke slide terakhir...

Peserta cukup antusias juga mengajukan pertanyaan. Padahal saya sempat khawatir kalau materinya terlalu akademik...

Teman-teman di grup pengajian menyatakan cocok. Variasi gaya pemateri yang beda, sepertinya perlu juga. Judul memang tampak serius. Tapi penyampaian cukup membumi dan memang sesuai dengan kondisi sebagian besar jamaah...

Pengajian selesai pukul 15.45. Bapak langsung meluncur ke zoom IIIT yang sebenarnya sudah ada sebagai agenda sebelumnya namun lupa dan menyanggupi permintaan saya...

Saya segera mengirim foto screenshot lalu istirahat. Ngobrol sejenak dengan si Butet yang memijit lengan dan kaki saya. Dan tak lama kemudian saya tertidur!

Saat terbangun, saya tanya ke Butet apakah saya tidur selagi dia masih bicara? Tidak, katanya!... AlhamduliLlaah... Karena memang saya pernah begitu... 🙈


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah