Lokakarya Pengajar BIPA : Hari ke Dua
Acara dijadwalkan mulai jam 8 pagi. Ala Indonesia sekali ya!?... Restoran hotel menyediakan sarapan mulai jam 6.30. Tapi saya dan teman sekamar memilih turun 7.30 saja. Sekalian langsung untuk lokakarya...
Saya bangun Subuh, lalu tidur lagi. Makam sebelumnya menonton 1/8 final piala Eropa antara Italia melawan Austria. Ada perpanjangan waktu segala. Btw, kemarin malam tim Prancis disingkirkan oleh Swiss dalam adu penalti...
Teman sekamar saya bangun setengah 6 dan tidak tidur lagi. Rencananya akan menyusun laporan observasi. Tapi saat saya bangun jam 7, dia baru mulai, katanya...
Kami sempatkan mandi dan turun ke restoran jam 7.30. Ternyata kami bukan yang terakhir...
Hotel menyediakan sarapan buffet. Tentu tak ada nasi goreng atau soto ayam. Tapi lumayan lah, ada berbagai roti dan minuman hangatnya cukup beragam. Saya memilih mini viennoiserie, gateau au fruit secs, dan coklat panas saja...
Lokakarya diadakan di ruang meeting hotel yang baru saya sadari bernama Salle Nostradamus. Yah, anggap saja pelipur kekecewaan tak bisa mengunjungi rumah Nostradamus di pusat kota Salon de Provence...
Lokakarya dilakukan secara hybrid. Kami di Salon, dan ada 3 pengajar yang online dengan zoom...
Acara dibuka oleh bapak Atdikbud dan langsung dilanjutkan dengan presentasi para pengajar yang sudah bertugas...
Dari jadwal dikatakan kalau presentasi dilakukan 7 menit per pengajar. Namun pada prakteknya masing-masing pengajar presentasi sampai 20 menit!...
Awalnya saya pikir baiklah. Mungkin memang alokasi waktu buat pengajar. Dan tidak semua pengajar presentasi sepanjang itu. Yang 7 menit adalah alokasi buat observer seperti saya. Tapi kemudian, ada yang presentasi sampai 30 menit! Dan semua pengajar yang berjumlah 6 orang melakukan presentasi!...
Padahal masih ada pengarahan dari perwakilan Badan Budaya dan Sastra Indonesia melalui zoom. Dan jam 11 kami sudah harus check out dari hotel, mengejar kereta ke Marseille pukul 11.49!...
Akhirnya, kami para observer hanya diberi kesempatan memberikan masukan singkat saja di akhir acara. Padahal saya dan partner observasi saya sudah menyiapkan presentasi. Untung buat teman sekamar saya yang belum siap...
Belakangan, kemarin kami semua diminta untuk mengirimkan presentasi atau laporan ke pdk kbri melalui mail...
Jam 11 kami checkout dan menuju stasiun kereta dengan taksi. Cukup lama juga menunggu. Stasiun tutup, tak ada banyak tempat duduk di luar. Heran juga, karena Salon de Provence termasuk kota yang cukup besar...
Perjalanan ke Marseille lancar. Kami mendapatkan tempat duduk yang nyaman...
Bangga juga melihat teman-teman dari Paris terkagum-kagum melihat laut Tengah. Padahal langit bersalut awan. Air laut tak sebiru biasanya...
Kami makan siang di fastfood di stasiun. Masih ada banyak waktu sebelum kereta ke Paris dijadwalkan berangkat. Kereta saya? Lebih lama lagi! Satu jam sesudah yang ke Paris!...
Partner observasi saya ingin melihat-lihat kota. Tapi waktunya tanggung. Sekitar stasiun tak menarik. Suasana kota besar biasa yang sibuk dan padat...
Saya ajak dia melihat-lihat sekitar stasiun saja. Melihat tangga besar stasiun yang merupakan landmark Marseille. Memfoto Notre Dame de la Garde dari kejauhan. Menyentuh pohon imitasi yang terbuat dari pohon sungguhan (!!!) yang menghiasi stasiun...
Saya ajak juga mencari suvenir. Lonceng buat Butet, pin buat Ucok. Tapi tidak ketemu!... Ingat-ingat, saat saya dan Butet ke Marseille tahun lalu juga sempat mencari suvenir di stasiun dan tak ketemu...
Saat rombongan Paris berangkat, saya lihat ada TER ke arah Cannes. Lekas saya ke toilet, lalu mencari informasi. Sayang sekali petugas yang saya tanyai menyatakan tak bisa naik TER dengan tiket TGV...
Saya sudah lelah. Malas berdebat. Malas juga mencari petugas lain. Lagipula, saya lihat ada banyak penumpang TER. Tanpa nomor tempat duduk, mencari tempat yang nyaman akan menjadi suatu perjuangan tersendiri...
Saya pun memilih duduk membaca. Kebetulan ada tempat duduk yang kosong saja. Padahal saya sempat meninggalkannya untuk melihat jadwal kereta...
Perjalanan ke Cannes lancar. Keluar stasiun, ada bus ke rumah. Boleh dibilang nyaman meski sudah tak ada tempat duduk lagi. Saya sampai rumah setengah 7 sore. AlhamduliLlaah...
Comments
Post a Comment