Menerima Comirnaty Pfizer Dosis Pertama

Hari ini resmi mulai libur musim panas untuk Butet. Total dua bulan lebih. Baru dijadwalkan masuk lagi tanggal 1 September! Belum semua sekolah libur. Libur resmi baru dimulai 5 Juli. Collège Butet sudah diliburkan karena gedungnya dipakai untuk ujian nasional. Lagipula rapor sudah dibagikan...

Rapor dikirim pukul 7.30an kemarin pagi. Kami sedang bersiap berangkat. Kaget juga menerima email jam segitu. Untung berita baik; Butet dikonfirmasi naik ke kelas 9 dengan félicitations!...

Pagi ini kami menerima dosis pertama vaksin Covid-19 di Centre de vaccination Le Cannet yang berlokasi di Salle Lecroix.


Untuk bisa divaksin di sana, kita harus mengambil temu janji terlebih dahulu. Kami menelepon Rabu lalu, berharap mendapatkan jadwal Sabtu. Tapi ternyata sudah penuh. Kami pun meminta Selasa, karena Senin kemarin Butet masih sekolah...

Petugas yang mencatat janji temu mengatakan kalau kami akan menerima SMS. Kami pikir SMS konfirmasi. Ternyata lebih ke SMS untuk mengingatkan jadwal, yang kami terima kemarin...

Dijadwalkan 9.15, kami tiba di centre 9.10. Di luar tak terlihat antrian. Kami praktis langsung diterima petugas di depan yang mencocokkan dengan jadwal janji temu. Masuk ke centre, kami diterima petugas lagi yang memeriksa suhu badan, lalu memberikan nomor antrian. Dari situ, baru kami masuk ke ruang utama...

Ternyata sudah banyak juga yang mengantri di dalam. Memang centre buka dari jam 8 pagi...

Verifikasi Data

Kami dibawa ke blok antrian pertama. Ada tiga dari empat loket yang buka. Di sini, calon peserta vaksinasi ditanya data lengkapnya, dan dicatatkan dalam Carte vitale (kartu jaminan sosial) masing-masing. Atau Carte vitale orang tuanya, bagi anak yang belum dewasa...

Untuk yang belum dewasa, ditanyakan juga surat persetujuan dari kedua orang tua. DUA orang tua. Tak boleh salah satu saja. Jika hanya satu orang tua yang menemani vaksinasi, harus ada surat pernyataan tertulis tambahan dari orang tua yang tak hadir...

Saya sudah sempat mengunduh suratnya. Namun sama sekali lupa untuk mencetak, apalagi mengisi dan menandatanganinya. Tapi centre menyediakan. Cuma jadi harus mengisi di tempat...

Untung kami berempat. Sementara saya mengurus data, suami yg mengisi pernyataan. Saya tinggal tanda tangan saja. Jarang-jarang tuh. Biasanya saya yang bertugas jadi sekretaris, dan suami yang tinggal tanda tangan... 😜

Konsultasi Kesehatan

Setelah mengisi data, kami dibawa ke blok antrian ke dua. Masing-masing loketnya berlabel sama dengan blok antrian pertama. Kebetulan label kami sedang kosong. Kami langsung bisa dilayani...

Blok ini adalah blok konsultasi kesehatan. Ada dokter yang menanyai riwayat kesehatan, alergi, apakah sudah pernah kena covid-19, apakah pernah berinteraksi dengan penderita belakangan ini, ... Memastikan bahwa tidak ada resiko berat karena vaksin nantinya...

Melihat riwayat kesehatan saya, di sini dokter mengatakan sesuatu yang saya tangkap dengan bahwa nanti saya harus lebih memperhatikan efek samping. Segera konsultasi dokter kalau ada efek yang terasa mengganggu...

Penyuntikan Vaksin

Dari dokter, kami dibawa ke antrian berikutnya. Akhirnya, tempat penyuntikan... Baru saya terpikir untuk melihat jam tangan. Sudah setengah jam, kami di centre!...

Orang-orang dari 3 antrian di masing-masing blok mengantri di tempat yang sama, tepat sebelum kabin-kabin penyuntikan berwarna hitam yang ditempel kertas bertuliskan Pfizer...

Mungkin dulu saat masih disediakan jenis vaksin lain, label itu untuk menunjukkan di mana diberikan vaksin tertentu. Saat ini Le Cannet hanya menyediakan vaksin comirnaty Pfizer saja...

Kami menunggu sekitar 10 menit sebelum dipanggil. Sekalian berempat!

Petugas penyuntik yang ramah membiarkan Butet yang pertama menerima suntikan. Memang Butet tadinya tak mau divaksin. Bukan apa-apa. Disuntik itu sakit! Karenanya, dia tak mau melihat yang lain disuntik agar tak menambah ketakutannya...

Penyuntik yang saya rasa perawat itu menyarankan kami untuk segera minum paracetamol untuk mengurangi rasa sakit bekas suntikan...

Butet, Ucok, suami, dan saya yang terakhir. Tepat jam 10 pagi kami selesai menerima penyuntikan vaksin...

Istirahat Observasi

Setelah disuntik, semua penerima vaksin ditahan untuk observasi. Di sini baru saya menyadari bahwa dokter yang memeriksa kesehatan tadi mengatakan bahwa saya harus diobservasi lebih lama dari yang normal. Suami dan anak-anak menangkap dengan benar. Yang sama-sama tak kami tangkap adalah bahwa waktunya dua kali lipat! Normalnya hanya 15 menit, saya harus 30 menit!

Tapi toh tak ada pilihan. Saya yang nyetir. Jadilah kami menunggu setengah jam bersama... 😅

Di ruang tunggu, kami dilayani dengan minuman dan kue manis. Tak boleh mengambil sendiri. Untuk menghindari resiko kontaminasi, tentunya...


Sekitar 15 menit petugas datang mengecek apakah kami baik-baik saja... Sudah mulai terasa sakit di bekas suntikan. Tapi saya rasa normal saja...

Setelah 30 menit, petugas kembali datang. Memastikan kami semua baik-baik saja, dan mempersilakan kami menuju tempat pengambilan tanda vaksinasi...

Tanda Vaksinasi

Petugas memberi kami masing-masing empat lembar kertas; data kondisi vaksin, tanda bukti vaksin lengkap dengan QR code, lembaran untuk laporan jika ada efek samping, dan jadwal untuk dosis ke dua...

Dijadwalkan 2 Agustus untuk dosis ke dua, saya mencoba menanyakan apakah mungkin dimajukan. Petugas yang melayani kami terlihat tak suka. Padahal saya bertanya baik-baik. Sepertinya sudah banyak orang yang menanyakan hal yang sama...

Saya pun tidak memaksa. Biar nanti saja kami menelepon kalau ingin memajukan. Itupun tidak harus. Saya hanya ingin lebih tenang kalau semisal jadi berangkat ke Swedia awal Agustus. Ingin sudah lengkap vaksin akhir Juli agar bebas dari kemungkinan efek samping...

Kami pulang membawa kertas-kertas plus bonus masker hadiah dari mairie karena telah bervaksin...

Efek Samping

Kami sampai di rumah pukul 11. Efek sakit di bagian suntikan makin terasa. Sepertinya benar, saran perawat untuk langsung minum paracetamol. Tapi kami masih menahan diri...

Baru saat Butet mengeluh sangat tersiksa, saya berikan 500 mg paracetamol sesudah makan siang. Saya sendiri merasa agak pening. Entah memang karena vaksin, atau karena panasnya suhu udara. Saya pun minum 1000 mg paracetamol...

Mungkin lelah ditambah efek paracetamol, saya sukses tertidur di sofa selama satu jam. Saat bangun, ternyata Butet tertidur di paha saya!... 

Malam ini giliran Ucok dan papanya merasa memerlukan paracetamol. Sakit di bagian suntikan membuat mereka susah tidur...

Butet tak mengeluh. Saya tak menawarinya paracetamol. Tapi jelas siap memberinya kapan saja...

Penutup

Kami menghabiskan sekitar 1,5 jam di centre de vaccination. Suami saya mengambil cuti setengah hari. Perhitungan yang tepat... Padahal boleh dibilang lancar. Karena kami bisa langsung masuk, tak perlu mengantri di luar...

Saat kami keluar, antrian terlihat sudah mengular meski masih di area teras Salle Lecroix yang beratap. Namun tentunya mereka akan harus menghabiskan lebih banyak waktu di centre...

Sepertinya memang lebih baik mengambil temu janji di pagi hari untuk vaksinasi. Meski mungkin harus ada usaha ekstra untuk bangun dan bersiap di masa liburan begini... 😅

Semoga tak ada efek samping yang mengganggu. Semoga ini menjadi ikhtiar kami untuk sehat, dan mendukung kesehatan bersama. Aamiin... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah