Kewajiban Passe Sanitaire untuk Remaja
Tanggal 30 September 2021 kemarin ini passe sanitaire resmi diberlakukan juga untuk para remaja di atas 12 tahun. Untuk ke bioskop, ke restoran, ke bar... Bar?... Heu... Juga untuk ke klub olah raga dan tempat kursus. Dan di sinilah yang banyak mendatangkan protes...
Kewajiban memiliki passe sanitaire ini membuat banyak anak remaja yang tak bisa lagi mengikuti kegiatan luar sekolah. Pasalnya, seringkali ini bukan semata-mata salah mereka!
Sebagai anak yang belum dewasa, para remaja ini hanya bisa mendapatkan vaksin dengan ijin kedua (!!!) orang tuanya. Dan saat dilakukan suntikan vaksinasi, harus dengan dampingan minimal salah satu dari orang tua...
Masalahnya, tak semua orang tua bersedia memvaksinkan anaknya. Entah karena anti vaksinasi dengan berbagai alasannya yang artinya mereka sendiri juga tidak bervaksin, atau belum yakin akan keamanan vaksin buat anak-anak, yang artinya mungkin sebenarnya mereka sendiri sudah bervaksin...
Untuk melakukan tes PCR atau antigen pun, mereka yang belum dewasa harus didampingi orang tuanya. Tidak bisa sendiri!...
Di sinilah saya menyayangkan situasi. Banyak anak yang sebenarnya tidak menolak vaksin, tapi jadi tak bisa melanjutkan kegiatan di luar sekolahnya. Padahal tahun ini segala tempat kursus, centre loisirs yang sudah satu tahun lebih tutup, kembali dibuka...
Termasuk Centre Loisirs Emile Roux, tempat Butet belajar piano, sudah mulai lagi sejak minggu lalu. Minggu lalu masih belum ada kewajiban passe sanitaire untuk para remaja. Tidak ada pemeriksaan sebelum masuk, kecuali bagi mereka yang sudah dewasa...
Malam nanti, jadwal Butet kursus, mungkin beda. Mungkin bakal ada scan qr code dulu di depan pintu masuk. Kami sih tak masalah. Kami sudah bervaksin lengkap. Passe sanitaire juga selalu siap dalam bentuk digital di ponsel, dan print out-nya di dalam tas saya...
Passe sanitaire juga diwajibkan untuk mengakses Festival du Livre Mouans Sartoux. Pameran buku tahunan di mana bukannya kita mencari diskonan, tapi mebgejar tanda tangan penulis kesukaan...
Saya dan Butet berencana ke sana besok siang. Kebetulan ada beberapa penulis yang Butet incar. Dan salah satu penulis favorit saya juga hadir...
Tahun lalu, festival ditiadakan. Setelah beberapa kali mengumumkan ada, lalu tidak, lalu ada, dan akhirnya tidak, festival tahun ini tentu saja sangat ditunggu...
Seperti dua tahun lalu, saya berkencan dengan sahabat untuk bersama-sama ke sana. Butet juga mengajak sahabat-sahabatnya, yang ternyata kebanyakan belum pernah ke sana. Kami menawarkan berangkat bersama ke mereka yang orang tuanya tak bisa menemani. Mungkin karena tak sempat, mungkin karena tak minat. Hanya satu yang menyatakan ikut. Memang hari Sabtu masih menjadi hari aktivitas buat beberapa sahabat Butet...
Sahabat Butet yang bisa itu adalah salah satu contoh anak yang sebenarnya ingin divaksin, tapi orang tuanya tak mau. Kata Butet, temannya akan tes sebelum berangkat ke festival bersama kami. Saya sudah ingatkan bahwa meski di lokasi festival disediakan tes antigen gratis, saya tak bisa menemaninya tes di sana. Karena saya bukan orang tuanya!...
Memang untuk passe sanitaire bisa juga mengandalkan tes Covid yang masih gratis. Tapi tak selamanya tes akan digratiskan. Seiring kampanye vaksinasi, pemerintah sudah mengumumkan bahwa nantinya tes Covid akan berbiaya...
Beberapa hari yang lalu sudah ditetapkan bahwa mulai 15 Oktober 2021, tes Covid tanpa resep dokter akan berbayar. Dan mendapatkan resep dokter tentu harus dengan alasan! Bergejala, kasus kontak, ... Bukan untuk ke restoran atau ke bar!... Atau ke pameran buku...
Untuk mendukung kampanye vaksinasi, selain dimungkinkannya melakulan vaksin di apotik, diadakan juga vaksinasi di sekolah-sekolah. Yang ini tentu tak perlu dampingan orang tua. Meski tetap, surat persetujuan dengan tanda tangan kedua orang tua tetap diwajibkan...
Sambil tetap terus berdo'a, semoga pandemi segera pergi dari muka bumi ini... Aamiin... 🙏
Comments
Post a Comment