Hari Pertama Mengajar

Akhirnya, tiba juga saatnya saya mengajar sesuai yang dijadwalkan. Setelah menanti dari awal September, sempat mengajar dadakan karena menggantikan rekan, mengajar sesuai penugasan hari ini serasa spesial...

Tadinya, saya pikir jadwal mengajar saya bertepatan dengan sesudah diadakannya UTS. Ternyata bukan. UTS sudah diadakan seminggu yang lalu. Selasa tanggal 5 Oktober. Masih ada Kamis tanggal 7 yang belum jadwal saya...

Saya yang lebih suka bersiap sebelum bertempur, selalu mengikuti perkembangan pelajaran. Saya sempat menyiapkan bahan ajar, sesuai yang saya perkirakan akan dicapai. Yang ini, tentu saja lebih lambat yang saya perkirakan di awal semester...

Ya! Saya sudah sempat menyiapkan bahan di awal semester. Materinya saya perhitungkan dengan jumlah pertemuan yang diadakan. Dua pertemuan untuk satu bab. Tapi saya lupa memperhitungkan adanya ujian. Plus pertemuan berikutnya yang digunakan untuk membahas soal ujian...

Memang sepertinya tak mungkin menyiapkan bahan ajar jauh-jauh hari. Setiap pertemuan, ada ritmenya sendiri-sendiri. Dengan tidak adanya kurikulum yang saklek, tak ada targetan yang resmi, kami para pengajar jadi tidak terikat waktu. Dan sepertinya memang lebbih enak begitu...

Kursus jadi tempat belajar yang santai, nyaman, dan menyenangkan. Peserta bisa dengan leluasa bertanya, meminta penjelasan sebanyak yang mereka mau. Dan pengajar pun demikian. Kalau target tak tercapai? Tak megapa. Pengajar berikutnya akan menyesuaikan di pertemuan selanjutnya...

Hari ini pun demikian. Saya sudah sempat menyiapkan bahan untuk bab baru. Pengajar utama tadinya meminta saya melanjutkan pelajarannya. Namun kemudian beliau berubah pikiran. Saya dibiarkannya memberikan bahan yang sudah saya siapkan. Beliau akan melanjutkan topik yang sudah dimulai Selasa. Dan bahkan beliau memberi saya bahan untuk diajarkan!...

Memang saya rasa lebih baik demikian. Pengajar utama memberikan materi tata bahasa, dan saya bagian kosa kata saja. Tata bahasa kan perlu ilmu yang dalam. Yang rasanya, saya belum benar-benar menguasainya. Karena memang bidang pendidikan saya bukan ke sana. Berbeda dengan pengajar utama yang memang berpendidikan ilmu bahasa. Berpengalaman bertahun-tahun mengajar BIPA, pula! Bahkan mengajar bahasa Indonesia di universitas di Prancis juga!...

Mengajar kosakata, jelas saya lebih percaya diri. Paling tidak saya bisa mengecek KBBI daring dengan ponsel saya. Karena tablet saya gunakan untuk kontrol tampilan!...

AlhamduliLlaah tadi lancar. Kehadiran yang hanya 8 orang, membuat semua peserta saya libatkan dalam diskusi. Mereka yang diam bisa ditarik dengan mudah. Kalau belasan seperti saat pertemuan ke dua yang lalu, pasti ada saja peserta yang terlewat. Itu saja baru belasan. Bagaimana kalau seluruh 24 peserta yang terdaaftr hadir, ya?...

Hari ini saya mengajarkan Deskripsi Tempat. Saya mulai dengan mendeskripsikan rumah secara global menggunakan gambar yang ada di draft buku yang disusun tim pengajar semester lalu. Ada berapa lantai, ada ruang apa saja di masing-masing lantainya. Lalu saya selipkan sedikit anekdot tentang perbedaan penamaan lantai di Indonesia yang dimulai dari 1 dan di Prancis yang dimulai dari 0...

Siang tadi saya sempat meminta ke teman-teman yang memiliki stok foto panel tombol lift di Indonesia. Ada dua orang yang menjawab. Satu dari rumah sakit, satu lagi di gedung perkantoran. Saya gunakan keduanya sebagai ilustrasi. Rame juga kami berdiskusi...

Pembahasan lanjut ke denah rumah. Banyak yang heran dengan adanya ruang keluarga. Tak salah saya memilih gambar denah dari internet yang menampilkan keberadaannya...

Setelah denah rumah, pembahasan masuk ke kamar tidur. Saya mengambil gambar dari buku Sahabatku Indonesia BIPA 1 yang bisa diunduh bebas di website BIPA Daring mulik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami melihat benda-benda apa saja yang ada di dalam kamar tidur, dan posisinya terhadap benda lain...

Benar kata pengajar utama. Sudah banyak sekali kosa kata baru yang harus diberikan hanya dari gambar saja. Ternyata banyak benda sehari-hari yang belum diketahui Bahasa Indonesianya oleh peserta...

Pertemuan molor hingga 10 menit. Sempat saya pikir untuk mengakhiri dan memberikan pekerjaan rumah saja. Tapi karena peserta masih semangat, ya sudah saya lanjutkan saja. Dan sepertinya mereka senang bahwa tak ada PR yang harus dikerjakan!... 

Selesai mengajar, saya merasa santai. Tidak pusing seperti saat mengajar perttemuan 2 dulu. Tidak stress sepertinya karena benar-benar siap mental dan siap bahan. Apalagi didukung suasana kelas yang menyenangkan juga. Padahal sebenarnya hari ini cukup mendebarkan juga. Tapi itu ceritanya lain kali saja... 😉


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi