Terima Kasih dengan Aksi

Rencana liburan kami resmi dibatalkan. Jalan-jalan ke Tallinn dan Riga memanfaatkan libur musim gugur, akhir Oktober ini. Liburan yang sudah disusun sejak kepulangan kami dari Swedia musim panas lalu...

Ya, suami saya baru menyadari enaknya keluar kota, bahkan negara, dan berganti suasana. Baru menghayati usulan saya sejak awal dia WFH untuk tetap pergi liburan tanpa mengambil jatah cuti. Toh dia bisa bekerja dari mana saja. Asal ada koneksi internetnya, tentunya. Dan ke tujuan yang memungkinkan dalam sudut pandang perkembangan pandemi...



Oktober ini, Estonia dan Latvia merah membara. Meski perjalanan antar negara Uni Eropa tetap terbuka, kami tidak bisa tutup mata. Kesehatan dan keamanan diri tetap yang utama. Karena itulah kami memutuskan untuk membatalkannya...

Untuk akomodasi mudah saja. Kami memesan penginapan yang tak perlu langsung bayar. Kami bisa membatalkan tanpa biaya karena memang masih dalam tenggang waktunya...

Membatalkan penerbangan, itu cerita lain lagi. Pertama, tidak ada pembatalan perjalanan dan pengembalian uang. Tiket hanya akan diganti tanggalnya. Atau dijadikan semacam voucher dengan batas pemakaian yang panjang. Ke dua, ini kami yang membatalkan. Bukan maskapai, bukan pula karena kondisi pandemi yang mendesak; karena negara menutup perbatasan, atau kami sendiri yang sakit. NaudzubiLlaah sih ya...

Kondisi ini membuat kami kesulitan mengatur juga. Entah kapan kami bisa berlibur dengan aman. Dan jelas, ada biaya mengganti tanggal... Yang ini, mungkin kapan-kapan saya ceritakan detilnya...

Kondisi pandemi di Prancis sendiri sudah mulai menggembirakan. Boleh dibilang, yang terbaik di Eropa. Tak bisa disangkal, kampanye vaksinasi memang membantu. Kasus Covid 19? tentu masih ada. Tapi tak setinggi sebelum-belumnya. Dan tak ada lagi cerita unit intensif yang kebludakan pasien...


Mulai 15 Oktober kemarin, pemerintah memberlakukan berbayarnya tes antigen dan PCR. Selama ini, kedua tes bisa dilakukan secara gratis. Dijamin oleh securité sociale. Pemerintah tetap menggratiskan tes untuk mereka yang bergejala dengan resep dokter, kasus kontak, sudah vaksin, ada kontra indikasi terhadap vaksin, memiliki sertifikat sembuh dari Covid 19, atau mereka yang belum dewasa...

Banyak yang tidak setuju dengan keputusan yang diharapkan makin mendorong orang bervaksin ini. Protes, bahkan! Tak heran... Karena banyak juga orang Prancis yang tidak mendukung program vaksinasi. Dari alasan pemaksaan hak asasi, sampai ketakutan dimasukkan cip yang akan menguntit segala gerak-gerik kita!

Sama saja dengan di Indonesia? Ya, di Prancis juga begitu!... Dulu saat belum ada masker, semua teriak-teriak menyalahkan pemerintah; mana masker? Saat masker ada dan diwajibkan, marah-marah; melanggar hak asasi manusia, ini! Lalu mendesak minta vaksin segera diadakan. Tapi saat ada vaksin, menolak; belum jelas keamanannya, bla bla bla, gna gna gna...

Saya sih berpikir praktis saja; apa yang bisa kita lakukan untuk segera mengenyahkan pandemi dari muka bumi? Apa yang bisa kita lakukan, untuk membantu meringankan beban para tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan? Atau paling tidak untuk menunjukkan penghargaan dan rasa terima kasih kita pada mereka?...

Di depan sana, para tenaga kesehatan masih berjuang. Di rumah sakit, para dokter dan perawat masih mengenakan kombinasi kostum rapat yang tak nyaman demi menyelamatkan pasien-pasien yang masih saja berdatangan. Tak lupa para apoteker, juru masak, petugas kebersihan, keamanan, administrasi, yang mungkin sebenarnya lebih memilih di rumah saja tapi tidak memungkinkan demi menjaga kelancaran segala prosesnya...

Kita tak bisa diam saja. Perlu keterlibatan aksi nyata dari semua orang agar pandemi segera pergi. Mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi pergerakan di luar rumah, mengenakan masker, ... dan sekarang melakukan vaksinasi...

Mungkin itu cara terbaik untuk berterima kasih pada tenaga kesehatan yang berjuang langsung di depan sana. Tak cukup hanya dengan tepuk tangan tiap malam, yang bahkan belakangan sudah tak terdengar lagi...


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi